Buliran Cinta Kasih Tanpa Pamrih

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Apriyanto, Yuliati
 
 

foto
Rasa Syukur dan kegembiaraan yang dirasakan Oom Ramona setelah melakukan operasi katarak pada mata sebelah kirinya yang diderita selama 1 tahun lebih.

“Penyakit merupakan sumber kemiskinan. Orang yang menderita penyakit tidak akan mampu mencari makan, namun sebaliknya orang yang kaya pun bisa jatuh miskin jika digerogoti penyakit.”
( Ceramah Master Cheng Yen)

 

Betapa kesehatan merupakan harta terbesar manusia. Mengingat pesan Master Cheng Yen bahwa sumber kemiskinan adalah penyakit, kali ini Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam menjalankan misi kesehatan bekerja sama dengan Kostrad Divisi I bersama bergandengan tangan mengalirkan cinta kasih membantu meringankan penderitaan sesama dengan mengadakan bakti sosial kesehatan mata dan gigi. Gerakan lambaian tangan nan indah dari para insan Tzu Chi bersama anggota Kostrad dengan alunan lagu “Satu Keluarga” mengawali semangat bersumbangsih pada tanggal 15 Desember 2012 di Markas Kostrad, Jl. Cilodong Raya, Kota Depok. Barisan insan Tzu Chi semakin memanjang membentangkan tangan memberikan pelayanan kepada para pasien.

Dalam Bakti Sosial kesehatan Tzu Chi ke-88 ini berhasil dilakukan operasi sebanyak 68 pasien katarak, 5 pasien pterygium dan pemeriksaan pada 182 pasien gigi. Sebelumnya, telah dilakukan screening bagi pasien mata di RSKB Cinta Kasih, Cengkareng pada tanggal 8 Desember 2012. Banyaknya pasien yang menjalani operasi dalam baksos kali ini membuat Direktur Rumah Sakit Khusus Bedah Cinta Kasih Cengkareng dr. Subekti berharap baksos ini bisa mendatangkan kebahagiaan bagi semua orang. “Baksos yang dilakukan tidak hanya mendatangkan manfaat dan kebahagiaan bagi penerima bantuan, namun juga bisa mendatangkan kebahagiaan dan keberkahan bagi kita semua,” ungkap dr. Subekti. Demikian juga harapan Junet Lee Shixiong, salah satu relawan muda yang bertugas mengatur barisan pasien sebelum menjalani operasi mengajak para generasi muda untuk bersama-sama bersumbangsih. “Sebagai  generasi muda bisa melibatkan waktu lebih ke sosial daripada pergi ke mal atau jalan-jalan, main games yang merupakan kegiatan yang kurang bermanfaat dan berjuang bersama-sama membantu sesama yang membutuhkan,” ungkap Junet Shixiong.

foto  foto

Keterangan :

  • Pasien baksos bergiliran melakukan tensi darah pada baksos kesehatan yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja sama dengan Kostrad tanggal 15 Desember 2012 di Markas Kostrad, Cilodong, Depok (kiri).
  • Relawan Tzu Chi dan anggota Kostrad membawakan isyarat tangan "Satu Keluarga" pada acara pembukaan baksos kesehatan (kanan).

Usaha Keras Demi Meraih Asa
Oom Ramona (62), seorang ibu dua anak tinggal di Purwakarta, Jawa Barat tersenyum lebar dan merasa bahagia setelah matanya bisa melihat kembali indahnya dunia. Satu tahun lamanya Oom harus melakukan segala aktivitasnya hanya dengan satu penglihatan saja. Berbekal pengetahuan yang kurang, membuat Oom tidak menyadari penyakit katarak pada matanya. “Awalnya saya tidak tahu kalau kena katarak. Kepala banyak pusing terus pas nonton tv merasa ada yang aneh pada mata, terus saya tutup mata yang satunya astagfirllah aladzim, tidak kelihatan,” cerita Oom mengenang masa lalu. “Kalau menghitung uang hasil dagangan gitu semakin kabur tulisannya,” Oom menambahkan.

Setelah mengetahui bahwa matanya mengalami gangguan, Oom berusaha menabung untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, namun butuh waktu yang tidak sebentar. Suami Oom sedang tidak memiliki pekerjaan tetap, otomatis ini membuat Oom bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Pekerjaannya sebagai penjual bensin eceran dengan keuntungan 30 ribu rupiah per hari hanya cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Dengan bekal tabungan seadanya yang dimiliki, akhirnya Oom berhasil memeriksakan mata ke rumah sakit terdekat di Purwakarta. Dokter pun memberitahu kalau Oom terkena katarak dan menyarankan untuk dioperasi. Oom mengeluh karena tidak memiliki cukup biaya untuk melakukan operasi katarak kepada dokter di rumah sakit tersebut.

“Ibu kalau mau operasi gratis di rumah sakit ada, Bu, di rumah sakit Buddha Tzu Chi, di Jakarta,” terang Oom menirukan pihak rumah sakit yang memberikan info. Tekad Oom untuk sembuh dari penyakitnya sangat kuat hingga akhirnya ia nekat seorang diri datang menemui anaknya yang tinggal di Jakarta dan meminta agar diantarkan ke rumah sakit Buddha Tzu Chi untuk berobat. Namun, anak Oom selalu disibukkan dengan pekerjaan hingga akhirnya ia kembali nekat mencari alamat rumah sakit Tzu Chi sendiri. “Saya tanya banyak orang dan dikasih tahu ke sini, ke sini gitu, akhirnya ketemu,” jelas Oom. Dengan berbekal berani bertanya, Oom memiliki karma baik dan berjodoh dengan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi dan menjalani operasi dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-88 ini.

“Setelah buka perban, alhamdulilah terang. Kemarin buta (gelap) sekarang sudah bisa lihat,” ungkap Oom dengan riang. “Saya salut dengan Tzu Chi, orang-orang yang melayani kok baik-baik, ramah dan penuh dengan senyuman,” Oom menambahkan. Kini, Oom bisa menikmati terangnya dunia dan meraih asa menjalani hari-harinya seperti sedia kala dengan sepasang indera penglihatannya.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum melakukan operasi, para pasien melakukan screening katarak di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng pada tanggal 8 Desember 2012 (kiri).
  • Hanang Nugroho yang sedang melakukan pemotongan bulu mata sebelum operasi berlangsung (kanan).

Wajah riang penuh sukacita tidak hanya terpancar pada wajah Oom setelah pembukaan perban pada matanya, namun juga senyuman mengembang di sudut bibir seorang pemuda Hanang Nugroho (31) pascaoperasi. Kondisi kaki polio yang dialami sejak usia satu setengah tahun membuat Hanang harus menggunakan alat bantu selama berjalan untuk melakukan segala aktivitas yang dilakukannya. Keterbatasan fisik Hanang tidak menyurutkan usaha dan keuletannya dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya. Juru parkir merupakan profesi yang digeluti Hanang sebagai ladang penghasilanya selama ini.

Katarak yang bersarang di mata sebelah kiri Hanang selama 6 bulan membuat aktivitasnya menjadi berkurang, terutama pada profesinya sebagai juru parkir di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Selama memiliki penyakit katarak, Hanang hanya bisa bekerja pada malam hari. “Tadinya saya rasain mata semakin samar-samar gitu, setelah 4 bulan baru saya bawa ke Puskesmas di Cibubur,” kenang Hanang. Hasil pemeriksaan dokter menyarankan untuk melakukan operasi pada matanya, namun lagi-lagi kondisi ekonomi Hanang yang menjadi kendala.

Kondisi ekonomi minim bukan menjadi penghalang untuk mendapatkan perubahan hidup pada diri Hanang. Setiap orang mewarisi karma masing-masing dan pada saat karma baik masak akan menemukan solusi, salah satunya Hanang akhirnya berjodoh dengan Tzu Chi untuk menjalani operasi katarak. Jalinan jodoh Hanang dengan Yayasan Buddha Tzu Chi pada baksos kali ini berawal dari kawan sekerjanya yang memberikan info adanya kegiatan baksos kesehatan di Cilodong. Tanpa berpikir lama, Hanang pun langsung ke Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur untuk mendaftarkan diri kepada relawan Tzu Chi. “Alhamdulilah, langsung diterima dan besokannya langsung ke rumah sakit untuk pemeriksaan,” terang Hanang.

Kini mata Hanang sudah bisa melihat panorama alam semesta sekalipun belum maksimal. “Habis buka perban, mata sudah bisa melihat, tapi lihat tulisan masih ada garis-garis, belum begitu jelas,” ucap Hanang. Hanang merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena doanya selama ini terkabul setelah menjalani operasi katarak pada matanya. “Saya sangat berterima kasih sekali sama Yayasan Buddha Tzu Chi atas bantuannya, karena kalau tidak, mungkin (mata) saya belum dioperasi,” ungkap Hanang.

  
 

Artikel Terkait

Memberi Bekal Pendidikan yang Unggul dan Budi Pekerti yang Luhur

Memberi Bekal Pendidikan yang Unggul dan Budi Pekerti yang Luhur

23 Juni 2023

Tzu Chi University of Science and Technology (TCUST) Taiwan melakukan upacara kelulusan bagi 32 mahasiswa Indonesia di Tzu Chi Center pada Senin (19/6/2023). Dari 32 mahasiswa ini, Sinar Mas Agribusiness and Food turut mendukung beasiswa bagi 25 mahasiswa.

Hidup Berkualitas di Usia Tua

Hidup Berkualitas di Usia Tua

29 Oktober 2018
Hari Minggu, 28 Oktober 2018, sebanyak 136 orang mengikuti seminar kesehatan bertajuk Menuju Lansia Sehat, Mandiri, Aktif Dan Berkualitas” di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Sukses! Transplantasi Sel Punca untuk Assyifa Dinyatakan Berhasil

Sukses! Transplantasi Sel Punca untuk Assyifa Dinyatakan Berhasil

02 Februari 2024

Kabar membahagiakan sekaligus melegakan datang dari Tzu Chi Hospital yang mengumumkan bahwa Assyifa, pasien anak dengan talasemia beta mayor pertama yang mereka tangani melalui metode Transplantasi Sel Punca, dinyatakan sukses menerima donor sel punca dari adiknya.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -