Dalam menggalakkan program daur ulang di Provinsi Kepulauan Riau, relawan He Xin Jakarta dan He Qi Batam berkunjung ke Tzu Chi Tanjung Balai Karimun untuk melakukan sosialisasi pengembangan Misi Pelestarian Lingkungan.
Perubahan iklim yang dampaknya dirasakan oleh makhluk hidup di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa keadaan bumi saat ini sangat mengkhawatirkan. Salah satu pertanda jelas efek pemanasan global adalah terik matahari yang semakin terasa perih di kulit. Tanggal 3 Juli 2023 lalu, dunia memecahkan rekor suhu terpanas, dengan suhu rata-rata global mencapai 17,01 derajat celcius. Permasalahan tersebut dan berbagai isu lingkungan lainnya menjadi tantangan global yang menuntut keterlibatan aktif dari tiap individu, rumah tangga, hingga komunitas.
Salah satu cara yang dapat kita praktikkan adalah dengan melakukan daur ulang. Daur ulang menghemat energi dan dapat mengurangi hingga menghentikan produksi bahan baku baru. Sebagai contoh, apabila kertas-kertas terpakai di daur ulang dan digunakan kembali, jumlah pohon yang perlu ditebang akan menurun secara otomatis. Melalui aksi sederhana yang dilakukan bersama-sama, kita dapat menciptakan pengaruh positif bagi masa depan planet ini, termasuk kualitas hidup kita.
Sebanyak 22 relawan bersungguh-sungguh mendengar materi yang disampaikan Johnny Chandrina.
Sabtu, 29 Juli 2023, Johnny Chandrina (52) yang merupakan Ketua He Xin Pelestarian Lingkungan mengunjungi Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun untuk sosialisasi pengembangan Misi Pelestarian Lingkungan. Ia didampingi relawan lainnya dari Jakarta dan Batam menggalakkan program daur ulang di Provinsi Kepulauan Riau. Program ini merupakan usulan dan ajakan dari He Qi Batam untuk mengembangkan misi Pelestarian Lingkungan di Kepulauan Riau.
Sebelum sosialisasi, para relawan berkunjung terlebih dahulu ke depo daur ulang KASIH (Karimun Bersih) yang sejuk dengan pohon-pohon yang rimbun untuk bertukar pikiran. Tak lupa juga mencicipi buah-buah lokal berlimpah yang sedang dalam masa panennya. Ibu Pertiwi memang tidak berbicara, tetapi beliau menunjukkan kasih sayang dengan berbagai cara, salah satunya melalui nikmat dan berlimpahnya hasil alam. Sudah sepantasnya kita tidak mengabaikan kasih sayang dari Ibu Pertiwi, kita dapat membalas kebaikan ini dengan merawat dan mengasihi alam yang kita tempati.
Kegiatan dimulai pada pukul 13.00 WIB, sebanyak 22 relawan dengan antusias mengikuti kegiatan, mendengar serta meresapi materi yang diberikan. Pada awal materi, Johnny Chandrina menjelaskan terkait “5 Arah Perubahan Pelestarian Lingkungan” yang diserukan oleh Master Cheng Yen, yakni: Peremajaan pelestarian lingkungan, pola hidup ramah lingkungan, pengetahuan tentang pelestarian lingkungan, keluarga ramah lingkungan, dan pelestarian batin. Setelahnya, dijelaskan gaya hidup ramah lingkungan, mengenai tujuan dari pemilahan dan daur ulang, konsep 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Recycle) pelestarian lingkungan serta manfaatnya bagi bumi, terlebih lagi bagi diri sendiri secara fisik, mental, hingga spiritual.
Johnny Chandrina selaku Ketua He Xin Pelestarian Lingkungan berharap dengan tersebarnya titik-titik daur ulang Tzu Chi secara merata dapat membuat masyarakat sekitar lebih mengenal Tzu Chi, dan menjadi wadah untuk menggarap berkah.
“Yang terpenting adalah kesadaran akan lingkungan dan manfaatnya. penting untuk menjelaskan juga manfaat (daur ulang) bagi diri sendiri juga, diharapkan orang-orang lebih gampang menyerapnya dan semangat untuk melakukannya,” ucap Johnny.
Melakukan daur ulang bisa mendapatkan banyak manfaat bagi bumi maupun manusia. Salah satunya, para relawan bisa menjalin hubungan antarsesama, selain itu juga bisa sebagai wadah pelatihan diri. “Dengan adanya kegiatan daur ulang, interaksi antarrelawan tentunya menjadi lebih sering, hubungan antarsesama menjadi lebih ada, sebenarnya kegiatan daur ulang juga merupakan wujud pelatihan diri, melatih kesabaran, semangat, dana, sila, dan sebagainya. Intinya adalah ke dalam diri kita sendiri, ujung-ujungnya untuk mensucikan hati manusia,” sambung Johnny.
Johnny juga berharap dengan tersebarnya titik-titik daur ulang Tzu Chi secara merata dapat membuat masyarakat sekitar lebih mengenal Tzu Chi atau bahkan dapat mendalaminya. Sehingga titik-titik tersebut dapat menjadi ladang berkah yang kemudian perlahan membuat orang-orang sekitar tertarik bergabung ke dalam barisan relawan dan donatur.
Dengan melakukan daur ulang, Pui Huat (kanan) bisa menyadari berkah, menghargai berkah, dan menciptakan berkah.
Pui Huat (51) relawan komite Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang merupakan wakil Hu Ai Pelestarian Lingkungan juga mengungkapkan harapan kedepannya agar semakin banyak orang dapat ikut serta melakukan daur ulang di Tzu Chi dengan membuat titik-titik daur ulang dan melakukan sosialisasi. “Dalam tiap kesempatan, kita dapat mengajak orang-orang mulai dari tetangga, sanak keluarga, hingga teman untuk melakukan daur ulang. Memberitahu bahwa daur ulang juga positif bagi kesehatan jasmani, dengan daur ulang kita menyadari berkah, menghargai berkah, dan menciptakan berkah,” ungkap Pui Huat.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi “Kegiatan pelestarian lingkungan, selain membersihkan lingkungan gunung, lautan dan daratan, juga harus membersihkan lingkungan batin.”
Editor: Khusnul Khotimah