Bumi Bersih Serta Batin yang Sehat

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Timur) , Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Timur)

Sebanyak 239 peserta mengikuti training karyawan Tzu Chi Hospital melalui aplikasi Zoom pada Sabtu 24 April 2021.

Keselarasan alam (bumi) terhadap empat unsur utama yaitu tanah, air, api dan angin dapat membuat kita hidup dengan bahagia. Namun, sekarang dengan berbagai alasan membuat empat unsur menjadi tidak selaras. Bumi ini menghadapi bencana tanah, air, api dan angin.

Tanah mengalami gempa bumi. Air, bila terlalu banyak akan menyebabkan banjir. Bila terlalu sedikit akan terjadi kekeringan. Api, sekali datang dapat membakar seluruh hutan ataupun rumah warga. Akibat kekeringan ditambah suhu tinggi, kebakaran semakin parah. Bencana angin, seperti angin topan, sekali datang akan sangat parah.

“Mengapa bisa begini? Faktor utamanya adalah yang kita sebut efek rumah kaca. Polusi dari transportasi ataupun industri manufaktur adalah salah satu sumber gas rumah kaca. Akibat dari efek rumah kaca menyebabkan bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Semua ini berasal dari keserakahan manusia. Ini juga merupakan salah satu racun dalam hati manusia.” jelas dokter Lin Ji Long, CEO of Tzu Chi Medical Mission kepada 239 peserta training melalui aplikasi Zoom pada Sabtu 24 April 2021.

Keserakahan dapat memberikan pengaruh besar terhadap lingkungan. Kita harus menyelesaikan akar keserakahan dengan cara melestarikan lingkungan.

“Bagaimana melakukan pelestarian lingkungan? Reduce, mengurangi barang yang tidak dibutuhkan. Reuse, menggunakan kembali barang yang bisa digunakan. Recycle, mendaur ulang barang yang bisa digunakan. Inilah tiga prinsip pelestarian lingkungan. Refuse, menolak menggunakan barang tertentu. Repair, memperbaiki barang. Sehingga menjadi 5R. Ini adalah metode pelestarian lingkungan.” jelas dokter Lin Ji Long.

Dokter Lin menjelaskan di Tzu Chi Hospital, air pun didaur ulang. Setelah air mengendap, bisa digunakan untuk berbagai hal sehingga memperpanjang usia sumber daya. Kertas bekas juga didaurulang dibuat menjadi bubur kertas dan dapat digunakan kembali. Bila kertas dibakar, pengaruhnya sangat besar terhadap lingkungan. Lalu LED hemat listrik diganti dengan memasang panel tenaga surya di tempat yang bisa dipasangi panel tenaga surya. Pendingin udara pun menggunakan sistem inverter untuk menurunkan penggunaan listrik.

Mengapa Harus Bervegetaris?
 

Dokter Lin Ji Long menjelaskan bahwa bervegetaris dapat menjaga kesehatan tubuh dan kesehatan batin.

Dalam hal makanan, dokter Lin Ji Long, mengajak semua orang untuk tidak mengkonsumsi makanan hewani yakni dengan bervegetaris, juga mensosialisasikan vegetarisme. Bervegetaris memiliki tiga manfaat. Pertama, meningkatkan kesehatan fisik (sehat/higienis). Kedua, memberikan manfaat bagi lingkungan (ramah lingkungan). Ketiga, memberikan kesehatan mental.

“Tidak ada beban bathin, karena tidak membunuh makhluk hidup, dalam pikiran tidak menciptakan kamma buruk, tidak perlu membayar utang, maka akan merasa tenang dan damai. Setelah melihat penderitaan, kita harus menyadari, menghargai dan menciptakan berkah. Jadi, kita harus mendorong orang-orang untuk bervegetaris,” kata dokter Lin Ji Long.

Ketika membeli bahan makanan, kita juga harus memperhatikan pelestarian lingkungan. Lokal dan sesuai musim. Bahan lokal tidak perlu transportasi. Transportasi butuh energi menghasilkan emisi karbondioksida. Bahan yang sesuai musim tidak membutuhkan pendinginan, tidak perlu diolah, tidak perlu dibungkus. Kemasan menghamburkan sumber daya.

“Makanan yang kami sediakan, kami sebut sebagai makanan bebas sampah dapur dan bebas sampah. Pertama, kita tidak memakai alat makan sekali pakai. Kedua, kami menyediakan sayuran atau plant based (berbasis nabati) paling sedikit menimbulkan emisi karbondioksida. Semuanya bahan lokal dan sesuai musim, tidak perlu import, tidak diolah, kemasan hanya sedikit, sangat ramah lingkungan. Ketiga, kita menghargai semua makanan sampai tetes terakhir. Ini sering disebut Program Piring Bersih. Setiap makanan dihabiskan hingga piringnya bersih. Inilah tujuan yang kita perjuangkan,” kata dokter Lin.
Pada training ini, Dr. Susianto Tseng mengambil penelitian Dr. Neal Barnard mengenai pencegahan dari gizi dan penyakit kanker.

Bervegetaris dapat menjaga kesehatan tubuh dan kesehatan bathin. Bervegetaris dengan makan makanan yang bersih, berolahraga secara teratur dan istirahat yang cukup. Inilah prinsip menjaga kesehatan tubuh.

“Menjaga kesehatan bathin, harus mulai dari welas asih, tidak membunuh makhluk hidup. Hati yang penuh welas asih membuat kita tenang dan damai. Inilah prinsip kehidupan kita. Bervegetaris, berolahraga, bisa memiliki hati penuh welas asih.” tambahnya lebih lanjut.

Dokter Lin Ji Long juga menjelaskan keterkaitan antara kondisi pandemi Covid-19 dengan bervegetaris. Pertama, asal virus Covid-19 adalah kita sudah melanggar batasan. Sebenarnya virus ini adalah virus dari dunia hewan, dengan siklusnya sendiri. Jika manusia tidak mengusik dunia hewan, semua bisa hidup pada ekosistem masing-masing. Namun, karena ketamakan akan makanan, manusia mengusik siklus (peredaran) virus di antara hewan. Akibatnya, setelah menular kepada manusia, manusia sama sekali tidak memiliki daya tahan terhadap virus tersebut, maka terjadilah pandemi global yang begitu parah.

Bila kita dapat bervegetaris dan tidak mengusik virus yang beredar di lingkaran hewan, maka tidak akan sampai menjadi seperti sekarang. Namun, sekali mereka diusik, kita harus menanggung karma kolektif, karena kita semua hidup di bumi yang sama.

“Bervegetaris dan makan cukup 80 persen kenyang, sehat dan ramah lingkungan. Sisihkan 20 persen unutk membantu orang agar bahagia tanpa kerisauan,” jelas dokter Lin dalam mensosialisasikan vegetarian, juga wujud kontribusinya bagi bumi.

Santoso Kurniawan, dokter Tzu Chi Hospital, Indonesia, telah mengurangi sampah plastik, menggunakan tas kain yang dapat dipakai berulang kali, mengurangi pemakaian air bersih saat cuci tangan dengan cara menggunakan sensor pada kran air, dan juga membawa wadah makan dan botol minuman sendiri.

Di Indonesia masyarakat harus terus mengurangi sampah plastik, dengan menggunakan tas kain yang dapat dipakai berulang kali. Lalu mengurangi pemakaian air bersih saat cuci tangan dengan cara menggunakan sensor pada kran air, dan juga membawa wadah makan dan botol minuman sendiri.

“Bila manusia dapat menjaga batin untuk hidup sederhana, tidak serakah dalam menggunakan sumber daya alam dan menjaga kebersihan alam (air, udara) maka kerusakan bumi dapat dicegah dan bencana dapat dapat berkurang,” ujar Santoso Kurniawan (55), dokter Tzu Chi Hospital.

Manfaat bervegetaris dirasakan Hasan Widjaja, Business Development, Tzu Chi Hospital, Indonesia. “Dengan mengkonsumsi makanan vegetarian di samping berguna bagi diri sendiri, ternyata juga dapat melindungi bumi dari berbagai potensi yang merugikan.”

Begitu juga Novi Kartikasari, suster Tzu Chi Hospital, Indonesia. “Ketenangan hati, itulah yang saya dapat setelah ikut andil dalam melaksanakan pelestarian lingkungan. Karena saya ingin memulai menyelamatkan bumi dari diri saya sendiri, sehingga anak-anak saya dapat mencontoh perbuatan baik dari orangtua mereka,” ujarnya.

Peran Pangan Nabati dalam Pemenuhan Gizi Seimbang
 

Hasan Widjaja tertarik untuk mulai menerapkan pola hidup gizi seimbang, pola hidup sehat dan mulai mengkonsumsi makanan vegetarian.

American Dietetic Association mengungkapkan beberapa statement tentang diet nabati. Dari hasil penelitian dan praktik di lapangan ditemukan bahwa diet nabati bisa memenuhi kaedah gizi seimbang, cukup baik dalam beberapa hal seperti penurunan kadar gula, dan penurunan berat badan. Pola makan diet nabati dapat memenuhi kebutuhan makanan gizi seimbang, makanya disebut diet nabati itu sehat, cukup gizi, dan bahkan memiliki manfaat pada kesehatan kita dalam pencegahan, bahkan beberapa treatment penyakit

Diet nabati yang diatur secara baik, tidak hanya cocok untuk kelompok umur tertentu, tetapi bisa memenuhi kebutuhan gizi untuk semua state life cycle (gizi dalam daur hidup) untuk standard kesehatan yang baik melalui pola makan diet nabati, bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi (anak dibawah 12 bulan), orang lansia dan atlet.

Kita bisa melihat manfaat gizi dari pola makan diet nabati. Biasanya memiliki kadar kolesterol lebih rendah, begitu juga lemak jenuh yang lebih rendah, tingkat serat makanan lebih tinggi, antioksidan, phytochemicals zat (senyawa) kimia alami yang mempunyai kemampuan bersifat antioksidan terdapat dalam nabati, biasanya terdapat dalam sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan terutama dalam kacang kedelei, juga olahannya seperti tahu dan tempe.

“Ketenangan hati, itulah yang saya dapat setelah ikut andil dalam melaksanakan pelestarian lingkungan. Karena saya ingin memulai menyelamatkan bumi dari diri saya sendiri,” kata Novi Kartikasari, suster Tzu Chi Hospital, Indonesia.

Dr. Susianto MKM menjelaskan dalam buku Prof. Colin Campbell, PhD (Cornell Univercity, USA) dalam penelitiannya selama di China, dapat disimpulkan dalam kalimat seperti 80-90% dari semua jenis kanker, penyakit cardiovascular (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan penyakit degeneratif (penyakit kronis) dapat prevented (dicegah) sampai hari tua (sampai kita lansia) hanya dengan mengadopsi diet nabati (plant based).

Pada penelitian Dr. Michael Klapper (USA), dokter vegan yang memiliki klinik sendiri di California, mengenai anatomi manusia lebih mirip dari pada hewan herbivora dibandingkan hewan carnivora. “Diihat dari panjang usus, struktur gigi, asam lambung dan beberapa fungsi yang lain. Manusia lebih mirip herbivor, sehingga makanan yang cocok adalah makanan nabati,” jelas Dr. Susianto MKM

Perjalanan Sejarah Panduan Pola Makan Di Indonesia
 

Joko Jamaluddin, perawat Tzu Chi Hospital Indonesia, berusaha untuk mengkonsumsi nabati untuk mendapatkan tubuh menjadi sehat.

Dulu kita kenal istilah makanan empat sehat lima sempurna. Pada tahun 1955, pemerintah mengajarkan empat sehat lima sempurna.

“Di mana harus minum susu, baru sempurna gizinya. Pada tahun 1993, sudah direvisi oleh Kemenkes, menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) dalam bentuk piramida. Di sini tidak ada istilah lima sempurna. Tidak ada susu, gizi bisa sempurna. Jangan ada pandangan yang salah mesti ada susu, baru gizi sempurna. Itu tidak benar. Jadi tanpa susu, gizi bisa sempurna.” kata Dr. Susianto Tseng.

Pada tahun 2014 mengenai gizi seimbang berbentuk tumpeng, bahwa bagian bawah adalah karbohidrat kompleks. “Karbohidrat kompleks adalah sumber tenaga utama dalam tubuh kita. Pada lapis kedua dari bawah adalah sayur dan buah dalam bentuk komposisi porsi. Di lapis ketiga dari bawah adalah protein atau lauk pauk. Di lapis ini tidak mengharuskan 2-3 porsi protein hewani dan 2-3 porsi protein nabati, tetapi dianjurkan 2-4 porsi protein atau lauk pauk. Lapis atas adalah 4 sendok (makan) gula, 1 sendok (teh) garam atau 2400 mg natrium/sodium, dan 5 sendok (makan) minyak.” jelas Dr. Susianto MKM

Tahun 2017 Depmenkes, di bawah Direktorat Promosi Kesehatan menganjurkan sebuah pedoman gizi seimbang dalam istilah Isi Piringku (my plate). Tidak menggunakan istilah porsi, karena masyarakat awam bingung satu porsi sayur/buah, bingung untuk menerapkan pedoman gizi seimbang dalam piramida gizi. “Isi piringku, hanya piring dibagi dalam 4 bagian. Makanan pokok (seperti nasi merah, ubi jalar, jagung, kentang) mencakup 1/3 isi piring, sayuran 1/3 isi piring, buah-buahan 1/6 dan lauk pauk 1/6. Ini berarti 92% gizi seimbang berasal dari makanan nabati (vegan),” tambah Dr. Susianto MKM.

Dengan mengkonsumsi sayuran dan buah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan tulang dan gigi, menurunkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Lalu membantu mengatasi obesitas, mencegah dan mengobati kanker, membuat lebih bahagia, dan hemat belanja.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bumi Bersih Serta Batin yang Sehat

Bumi Bersih Serta Batin yang Sehat

30 April 2021

Dokter Lin Ji Long, CEO dari Tzu Chi Medical Mission memberikan materi tentang keselarasan alam dan pelestarian lingkungan dalam pelatihan karyawan Tzu Chi Hospital PIK yang ke-6, Sabtu 24 April 2021.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -