Butiran Benih Cinta Kasih untuk Pademangan

Jurnalis : Lina K Lukman (He Qi Pusat), Fotografer : Ciu Yen, Lina K Lukman (He Qi Pusat)
 

foto
Relawan membantu penerima bantuan membawakan beras pada kegiatan bakti sosial Pangkalan Utama Angkatan Laut (LANTAMAL) III pada 21 dan 22 September 2013.

Tanggal 21 dan 22 September 2013, Pangkalan Utama Angkatan Laut (LANTAMAL) III, yang berada di jalan Gunung Sahari – Jakarta Utara menjadi lokasi pembagian beras sebanyak 4.300 karung. Beras seberat 20 kg per karung ini diberikan oleh Tzu Chi wilayah He Qi Pusat kepada warga kurang mampu di 15 RW, Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Waktu masih menunjukkan pukul 6.45 WIB ketika para penerima bantuan yang sudah berbaris rapi, berjalan untuk menerima celengan bambu yang dipersiapkan oleh relawan sejak pagi hari dan kemudian mereka dipersilahkan masuk ke dalam ruangan. Tepat pukul 07.00 WIB acara pun di mulai dengan sosialisasi dan juga program SMAT yang disampaikan oleh Agus Yatim Shixiong, kemudian dilanjutkan dengan peragaan bahasa isyarat tangan “Masa Celengan Bambu” oleh relawan dari Hu Ai Jembatan Lima dan juga bahasa isyarat tangan “Satu Keluarga” oleh relawan biru putih dan 17 orang relawan rompi dari Hu Ai Pademangan yang juga merupakan ibu-ibu PKK. Setelah sosialisasi Tzu Chi dan pengenalan program SMAT yang dilakukan didalam ruangan selesai, maka relawan segera mengarahkan penerima bantuan ke area penerimaan beras.

“Biarpun saya sudah berumur dan tidak bisa membantu secara materi tapi saya masih bisa bantu dengan tenaga. Saya juga senang bisa belajar bahasa isyarat tangan ini dan gerakannya juga nggak susah di ingat. Kalau kita menjiwai dan melakukan suatu hal dengan sepenuh hati, maka apapun yang kita lakukan itu akan meresap ke jiwa kita juga,” kata ibu E. Rochani (65) salah seorang relawan rompi yang mengikuti isyarat tangan “Satu Keluarga”.

Menurut keterangan yang diberikan oleh Yopie Budiyanto Shixiong koordinator kegiatan ini, persiapan pembagian beras ini sudah dilakukan sejak 3 hari sebelumnya dari merapikan bangku, memasang tenda dan juga menurunkan serta merapikan karung beras yang dilakukan oleh sekitar 30 relawan setiap harinya dan bekerja hingga jam 11 malam sehingga pada hari-H lokasi sudah siap digunakan.

Yopie Shixiong juga menjelaskan “Pembagian beras ini adalah program dari Tzu Chi dan juga merupakan satu perhatian bagi masyarakat tidak mampu untuk meringankan beban mereka dengan beras cinta kasih yang kita datangkan dari Taiwan. Di kegiatan ini kita tidak hanya membagikan beras saja lalu selesai, pertama kita memberikan celengan kepada mereka lalu melakukan pengenalan tentang Tzu Chi dan juga SMAT kepada mereka yang dibagi menjadi 4 sesi, jadi kita tidak hanya memberikan beras saja tapi juga menghimbau mereka untuk membantu yang lain.”

foto   foto

Keterangan :

  • Ibu E Rochani (tengah), mengaku tidak susah untuk menghafal gerakan isyarat tangan karena ia melakukannya dengan sepenuh hati (kiri).
  • Satu per satu warga mengantri untuk menerima celengan bambu (kanan).

Menerima bantuan tapi juga bisa memberikan bantuan
Bermula dari seorang Gan En Hu penerima bantuan lalu tergerak untuk ikut membantu dan akhirnya menjadi salah seorang Blue Angel relawan biru putih, membuat seorang Agus Yatim sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena yayasan sudah sangat membantu dan memperhatikan masyarakat Pademangan, khususnya Pademangan Barat. “Tzu Chi di Pademangan Barat ini selalu hadir tapi hanya kegiatannya saja dan mereka banyak yang tidak tahu Tzu Chi. Jadi bagaimana masyarakat tahu tentang Tzu Chi? Melalui sosialisasi SMAT ini mereka jadi tahu dan ini adalah jodoh baik untuk kita semua. Harapan saya masyarakat Pademangan bisa berbuat baik untuk sesama tentunya dengan membantu kegiatan Tzu Chi yang lainnya. Jadi ada semacam pembinaan diri untuk mereka dan ada timbal baliknya juga, mereka sekarang menerima tapi mereka juga bisa memberi. Pembagian beras dengan SMAT memang baru pertama kali dilakukan oleh He Qi Pusat dan mudah-mudahan dilakukan juga oleh He Qi dan Hu Ai yang lainnya,” ucap Agus Shixiong.

Selain itu ia juga berharap kegiatan yang digabungkan dengan SMAT seperti ini bisa terus dilakukan, bukan hanya di pembagian beras saja tapi di kegiatan yang lainnya seperti baksos kesehatan, karena menurut Agus Shixiong yang datang ke baksos itu bukan hanya yang sakit saja tapi juga ada yang mengantar. “Dari pada mereka (pengantar) hanya duduk dan menunggu saja seperti itu, alangkah lebih baik relawan Tzu Chi memberikan pengertian yang lebih tentang Tzu Chi sehingga mereka bisa lebih mengerti apa dan bagaimana Tzu Chi.” kata Agus Shixiong.

Melihat dan mendengar SMAT yang dibawakan oleh Agus Shixiong yang adalah seorang muslim, sangat berpengaruh pada diri ibu Parti (55) warga Pademangan dan tinggal di RT 14, RW 08. Walaupun ibu Parti juga turut membantu perekonomian keluarga dengan menjahit namun penghasilannya yang sangat minim tidaklah mencukupi, karena itu ia sangat sangat bersyukur sekali mendapatkan bantuan beras ini. “Saya ngucapin terima kasih pada Yayasan Buddha Tzu Chi udah bantu dan kasih saya beras. Biar saya orang susah tapi kalo nanti celengan ini penuh, saya juga bisa bantu yang laen,” kata ibu Parti sambil tersenyum.

Jarum jam terus berjalan, tak terasa sudah mendekati pukul 12 siang dan pembagian beras pun telah selesai, maka relawan segera merapikan lokasi kegiatan seperti semula. Semua relawan baik itu relawan biru putih, abu putih maupun relawan rompi terlihat bersemangat dan saling bekerja sama dengan sangat kompak dan walaupun semua yang ikut membantu merasakan capek di badan tapi senyum tulus tetap menghiasi wajah setiap relawan dan kami semua  berharap butiran cinta kasih yang telah dibagikan ini dapat menjadi benih cinta kasih di dalam hati warga Pademangan Barat.

  
 

Artikel Terkait

Saling Mengenal Satu Sama Lain

Saling Mengenal Satu Sama Lain

06 Desember 2016
Minggu, 4 Desember 2016 pukul 08.00 WIB sebanyak 60 orang yang sebagian besar lansia dari komunitas Gereja Katolik Santo Andreas Kedoya, Jakarta Barat datang mengunjungi Tzu Chi Center di PIK, Jakarta Utara. Walaupun usia meraka tidak muda lagi, namun meraka antusias dan bersemangat untuk mengenal Tzu Chi lebih dekat.
Peranan Segitiga dalam Dunia Pendidikan

Peranan Segitiga dalam Dunia Pendidikan

26 Juni 2014

Dalam masa liburan sekolah, Susie Shijie, wakil Kepala Sekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK memberikan sharing mengenai misi Pendidikan pada relawan Tzu Chi Medan dan juga guru di sekolah Dharma Bakti, Lubuk Pakam.

Mempraktikkan “5 R”

Mempraktikkan “5 R”

16 September 2011 Ada suasana yang berbeda pada minggu ini,  alunan lagu-lagu Tzu Chi berkumandang indah menemani para relawan selama melakukan kegiatan. Hal yang baru ini mengundang banyak komentar positif dari para relawan daur ulang, salah satunya Amel Shijie yang beberapa waktu lalu pulang ke kampung halaman batin insan Tzu Chi di Hualien, Taiwan.
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -