Cahaya Baru untuk Pairah

Jurnalis : Hani Juwita Sari (Tzu Chi Cabang Sinra Mas), Fotografer : Dokumentasi Xie Li Kalimantan Timur 1

Perjalanan 4-5 jam ditempuh Ibu Pairah (tengah) menuju RS Sangatta, Kutai Timur untuk pemeriksaan pascoperasi katarak.

“Hati yang mengenal rasa puas akan membawa berkah, sedangkan hati yang tidak mengenal rasa puas akan mendatangkan bencana”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Setelah bakti sosial pengobatan katarak yang digelar di Rumah Sehat Baznas Berau pada (25/1/25) lalu, relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Timur 1 terus memberikan perhatian kepada para pasien. Ibu Pairah (70), warga Desa Sri Pantun sudah lama menderita katarak. Selama bertahun-tahun, penglihatannya makin kabur. Aktivitas sehari-hari yang dulu dilakukan dengan mudah berubah menjadi tantangan besar. Bahkan untuk berjalan di sekitar rumahnya pun, ia harus mengandalkan bantuan orang lain agar tidak tersandung atau terjatuh.

Berkat kepedulian dan cinta kasih dari Tzu Chi Sinar Mas, Pairah kini memiliki harapan baru untuk melihat lebih jelas. Pada Januari lalu, ia menjalani operasi katarak di Rumah Sehat Baznas Berau yang mengubah hidupnya secara signifikan. Anak bungsunya, Tutut (44), setia mendampingi ibunya dalam tiap tahapan pengobatan. Mulai dari screening, pemeriksaan kesehatan, hingga pelaksanaan operasi. Baginya, melihat sang ibu kembali bisa melihat adalah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya.

"Alhamdulillah, akhirnya emak bisa melihat dengan jelas lagi. Selama ini sulit melihat, pandangan kabur, bahkan harus dibantu anak supaya bisa melihat dengan lebih baik," ungkap Tutut kepada relawan Xie Li Kalimantan Timur 1 pada Sabtu, 25/01/2025.

Pascaoperasi, Ibu Pairah melakukan pemeriksaan mata di RS Sangatta.

Pascaoperasi, Pairah merasakan perubahan yang luar biasa. Ia tidak lagi terus-menerus mengandalkan anak-anaknya. Kini ia bisa melakukan hal-hal sederhana seperti mengambil barang atau berjalan di sekitar rumah. Meski demikian, perjalanan pemulihannya tidak selalu mulus.

Sepulang dari operasi, Pairah mengalami kendala yang sempat membuat keluarga khawatir. Ketidaktahuannya tentang pentingnya menjaga mata pascaoperasi membuat ia melakukan kesalahan yang berakibat pada pemulihannya. “Saat mandi, perban matanya basah sehingga menyebabkan infeksi. Hal ini membuat penyembuhan menjadi lebih lama dari yang seharusnya,” ucap Vevi (31), bidan yang bertugas mendampingi saat ditemui pada Jumat, (14/3/25).

Dari hasil konsultasi dengan dokter di RS Sangatta, Kalimantan Timur Pairah disarankan kontrol rutin untuk memastikan kondisi matanya membaik. Setelah tiga kali kontrol dan perawatan yang lebih ketat, akhirnya matanya benar-benar pulih. Kini, ia tidak perlu lagi menjalani pemeriksaan tambahan dan hanya tinggal menunggu operasi mata kirinya yang direncanakan tahun depan.

Vevi, bidan yang mendampingi Ibu Pairah selama melakukan pemeriksaan lanjutan di RS Sangatta, Kalimantan Timur.

Sebagai relawan pendamping, Vevi terharu dengan perkembangan yang dialami oleh pasiennya. "Meski harus menempuh perjalanan 4-5 jam ke RS Sangatta, kami sangat senang melihat Ibu Pairah kembali bisa melihat jelas. Awalnya, ada kekhawatiran karena proses pemulihannya sempat terganggu, tapi berkat kesabaran dan dukungan keluarga, akhirnya beliau bisa sembuh dengan baik. Memang kalau pemulihan jangka panjang seperti ini. Kita membutuhkan kepedulian dan kerja sama antara pasien, keluarga, dan tenaga medis. Alhamdulillah kami bisa melewatinya bersama-sama," ujarnya bahagia.

Dengan penglihatan mata kanan yang kini lebih jelas, kehidupan Ibu Pairah terasa lebih baik. Meski harus tinggal sendiri karena anak-anaknya sibuk mencari nafkah, dan suaminya telah lama tiada, ia tetap bertahan. Untuk memenuhi kebutuhannya, ia mengandalkan bantuan dari anak-anaknya. Namun, dengan penglihatannya yang membaik, ia kini bisa melakukan berbagai hal kecil yang sebelumnya sulit, seperti merapikan rumah atau sekadar menikmati pemandangan di sekitar.

Dokter melakukan pemeriksaan kondisi penglihatan Ibu Pairah.

Bagi Pairah, kebahagiaan bukan hanya soal materi, tetapi juga tentang bisa melihat wajah anak-anaknya dengan jelas lagi, “Alhamdulillah, aku wis iso ndelok eneh seng jelas (Alhamdulillah saya sudah bisa melihat lagi dengan jelas-red),” ungkapnya dengan senyum haru. Dulu, ia hanya bisa mengenali anak-anaknya dari suara dan siluet. Kini, ia bisa kembali melihat senyum mereka, merasakan kehangatan keluarga dengan lebih sempurna.

Kisah Pairah adalah salah satu dari banyak kisah inspiratif yang lahir dari program bakti sosial ini. Di balik setiap tindakan medis, ada cinta kasih yang mengalir dari para relawan, dokter, dan semua pihak yang terlibat. Bagi Pairah, dunia kini terasa lebih cerah. Ia tidak sabar untuk melihat dengan kedua matanya secara sempurna.

Semoga perjalanan kesembuhannya terus membawa kebahagiaan bagi dirinya dan keluarga. Kisah ini menjadi bukti bahwa kebaikan dan kepedulian bisa membawa perubahan besar dalam kehidupan seseorang, dan bahwa harapan selalu ada, bahkan di usia senja.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Cahaya Baru untuk Pairah

Cahaya Baru untuk Pairah

20 Maret 2025

Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Timur 1 terus memberikan perhatian untuk Ibu Pairah pascaoperasi katarak pada (25/1/25) lalu. Bagi Pairah, dunia kini terasa lebih cerah. Ia tidak sabar untuk melihat dengan kedua matanya secara sempurna.

Membantu Siswandi, Nafiah, dan Kartiwi untuk Melihat Kembali Terangnya Dunia

Membantu Siswandi, Nafiah, dan Kartiwi untuk Melihat Kembali Terangnya Dunia

13 Februari 2023

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 4 membantu 3 warga Desa Sukamandang dan Pondok 1 Katayang untuk menjalani operasi katarak dan pterygium.

Baksos Kesehatan Mata untuk Masyarakat Singkawang

Baksos Kesehatan Mata untuk Masyarakat Singkawang

09 Agustus 2016

Wajah-wajah penuh syukur memenuhi Kantor Pemerintah Kota Singkawang pagi itu, 6 dan 7 Agustus 2016. Wajah itu milik warga Kota Singkawang dan sekitarnya usai menjalani pembukaan perban pasca operasi katarak dan pterygium.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -