Camp yang Menginspirasi

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
 
 

foto
Sebanyak 77 pengusaha asal Batam, Tanjung Balai Karimun, dan Jambi mengikuti camp pengusaha di Jing Si Tang Pantai Indah Kapuk.

Jumat 31 Agustus 2013, sebanyak 77 pengusaha asal Batam, Tanjung Balai Karimun, dan Jambi datang ke Jing Si Tang Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara untuk mengikuti Camp Pengusaha. Tujuan dari camp ini adalah untuk memperkenalkan misi dan visi Tzu Chi kepada para pengusaha.   

 

Di hari pertama tiba di Jing Si Tang (Aula Jing Si), para pengusaha langsung mendapatkan penjelasan tentang perjalanan Tzu Chi Indonesia selama 19 tahun dan berbagai kegiatan amal yang telah dikerjakan oleh Tzu Chi Indonesia. Selain itu mereka juga diperkenalkan dengan semangat para relawan dalam menjalani misi kemanusiaan Tzu Chi.

Dari penjelasan-penjelasan inilah, para pengusaha memahami bahwa Aula Jing Si merupakan rumah insan Tzu Chi Indonesia sebagai wadah dalam pengabdian diri, mewariskan sejarah kemanusian, dan sarana untuk mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk menyebarkan kisah-kisah kemanusiaan.

Lalu memasuki hari kedua para pengusaha diajak untuk mengunjungi Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman yang berada di Parung, Bogor, Jawa Barat. Di tempat ini mereka diperlihatkan bagaimana Tzu Chi bersumbangsih secara nyata tanpa membedakan suku, agama, dan ras. Maka di sesi sharing para pengusaha Batam mengungkapkan tentang kekaguman mereka terhadap relawan Tzu Chi. Dan kesan itu ternyata mampu membangkitkan semangat para relawan dan pengusaha Batam untuk membangun Jing Si Tang di Batam. Menurut Santos Loy, seorang pengusaha asal Batam, ia terkesan melihat Jing Si Tang Indonesia yang dibangun begitu megah dan sarat dengan filosofi. Setelah dua hari mengikuti camp, ia bertekad akan lebih semangat mengumpulkan dana untuk pembangunan Jing Si Tang Batam. Sebelum mengikuti camp pengusaha ini, Santos memang sudah giat menggalang dana dari beberapa pengusaha baik di Batam maupun di Singapura. Hasil yang ia kumpulkan juga terbilang banyak. Padahal ia sendiri belum menjadi relawan Tzu Chi, tapi tekadnya sudah bagai insan Tzu Chi yang merasa memiliki Jing Si Tang.

foto  foto

Keterangan :

  • Para pengusaha diajak mellihat sejarah Tzu Chi dan usaha Tzu Chi dalam bersumbangsih di tengah masyarakat melalui pameran poster (kiri).
  • Di Hari kedua, para pengusaha diajak untuk mengunjungi Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman dan berinteraksi langsung dengan para santri (kanan).

Menurutnya Tzu Chi adalah lahan untuk berbuat kebajikan dan lahan untuk mendapatkan kebahagiaan. Dari berdonasi dan mengikuti kegiatan Tzu Chi ia merasa bahwa hidupnya penuh makna dan indah. Makanya sejak pertama kali ia menjadi donatur dan mengikuti kegiatan Tzu Chi, Santos langsung mengimbau kepada para karyawannya untuk giat berdonasi demi kemanusiaan. Hasilnya banyak dari karyawannya yang merasa mendapat manfaat dari berdonasi. “Mereka berdonasi sendiri, lalu melakukan kegiatannya sendiri, maka mereka sendirilah yang mendapatkan manfaat dari donasi itu,” jelas Santos.

Dari pengalaman-pengalaman inilah membuat Santos tak pernah lupa membicarakan semangat Tzu Chi kepada rekan-rekan bisnisnya. Dan tentunya ia juga tak lupa untuk menyampaikan tentang rencana pendirian Jing Si Tang di Batam. Mencari donasi untuk pembangunan gedung tentunya tidaklah mudah, mengingat para pengusaha lebih suka memberikan donasi untuk amal sosial ketimbang pembangunan gedung. Tapi tekadnya untuk menghadirkan Jing Si Tang di Batam telah mengalahkan semua keraguan itu dan hasilnya ia berhasil menggandeng beberapa pengusaha di Batam dan Singapura untuk bersumbangsih. “Yang membuat saya tertarik pada Tzu Chi karena melihat Tzu Chi begitu rapi dan begitu tulus dalam memberikan bantuan. Jadi tak salah lagi, ini adalah tempat untuk bersumbangsih,” katanya.

foto  foto

Keterangan :

  • Santos (ketiga dari kiri) semangat menjalani misi Tzu Chi yang menurutnya memberikan kebahagiaan batin (kiri).
  • Para pengusaha Jambi bertekad akan menumbuhkan benih Tzu Chi di kota mereka (kanan).

Jambi Turut Bersemi
Melihat para pengusaha asal Batam begitu semangat, maka para pengusaha asal Jambi pun mengucapkan tekadnya untuk mendirikan kantor penghubung di Jambi. Andreas Huattanto menjelaskan kalau selama ini di Jambi sudah mulai tumbuh bibit-bibit cinta kasih. Beberapa pengusaha di Jambi sebenarnya sudah mengenal tentang Tzu Chi, tapi setelah mengikuti camp pengusaha Andreas dan beberapa teman-temannya justru merasakan aura yang lebih mendalam. Selama hidupnya Andreas belum pernah mengunjungi pesantren dan melalui camp itulah ia bisa mengujungi pesantren bahkan berkomunikasi dengan para santri.

Ia juga sangat terkesan ketika melihat para santri bisa hidup mandiri atas bimbingan yang diberikan oleh relawan Tzu Chi. Bahkan banyak santri Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman yang bisa berbahasa Mandarin atas usaha relawan Tzu Chi. Ia juga terkesan saat mengunjungi Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng yang dibangun dengan kepedulian dan cinta kasih. Makanya dari pengalaman itu Andreas bersama teman-teman pengusaha asal Jambi sangat berkeinginan untuk mendirikan Kator Penghubung Tzu Chi di Jambi. Ia bercita-cita akan mengembangkan bibit cinta kasih di Jambi, karena menurutnya Tzu Chi harus ada di Jambi untuk memberikan contoh semangat bersumbangsih yang lintas suku, agama, dan ras.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Kembali Pada Kondisi Batin yang Damai

Suara Kasih: Kembali Pada Kondisi Batin yang Damai

15 Maret 2013 Anak-anak setempat sangat menghargai sepatu mereka. Melihat cara insan Tzu Chi memerhatikan sekelompok anak-anak itu, itulah cinta kasih. Meski hidup di tengah penderitaan, tetapi curahan cinta kasih dari insan Tzu Chi membuat mereka bagai merasakan kehangatan mentari di musim dingin.
Tzu Chi Berkolaborasi Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Tzu Chi Berkolaborasi Menuju Pembangunan Berkelanjutan

23 November 2017
Tahun 2017, Tzu Chi Indonesia menjadi anggota Indonesian Citizens Summit 2.0 (ICS) yang digagas oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Tzu Chi pun berkesempatan untuk ikut dalam Seminar Indonesia Citizen Summit 2.0 yang mengimplemantasikan dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat (21/11/2017).
Gempa Nepal : Dari Tzu Chi untuk Pengungsi Maheswori

Gempa Nepal : Dari Tzu Chi untuk Pengungsi Maheswori

05 Mei 2015
Meski penyaluran bantuan hari itu cukup melelahkan, sepuluh relawan setempat mengaku bahagia dapat membantu dan bertekad membantu lagi keesokan harinya. Sedangkan para pengungsi juga menyambut baik bantuan dari Tzu Chi.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -