Cara Humanis Mengajak Anak Muda Bervegetaris
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy LiantoPara murid berbaris rapi menyiapkan diri dan menenangkan hati sebelum memulai acara perlombaan.
“Anak-anak, siapkan diri kalian. Lima puluh menit ke depan buat masakan vegetaris yang menurut kalian menarik dan nikmat,” ujar Then Song Sie, guru Budaya Humanis Cinta Kasih Tzu Chi kepada 29 kelompok yang sudah siap sedia memasak masakan vegetaris di Kantin Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pada, Jumat, 23 Agustus 2019.
Para murid Sekolah Cinta Kasih dari tingkat SMP, SMA, dan SMK ini diajak untuk mengenal tentang Bulan 7 (penanggalan Lunar) Penuh Berkah melalui Lomba Masak Vegetaris “Ada dua menu yang harus dimasak (peserta) hari ini. Satu tim memasak satu menu Mi DAAI, dan kedua adalah menu makanan kreasi mereka sendiri. Semua bahan masakan sudah disiapkan oleh panitia,” terang Then Song Sie. Dengan mengikuti lomba ini diharapkan anak-anak dapat berkreasi dalam membuat masakan vegetaris sehingga makin banyak orang yang tertarik untuk bervegetaris.
Setiap kelompok yang terdiri dari 5 orang , saling bersinergi dan membantu dalam menyiapkan 2 menu masakan yang nantinya akan dinilai oleh dewan juri.
Ekin Yurcel (menuangkan telur ke panci) yakin jika mengonsumsi masakan vegetaris, tidak hanya memberikan kesehatan bagi tubuh dan tetapi juga mengembalikan bumi kembali ke kondisi yang lebih baik .
Adapun dalam kegiatan, disisipkan sebuah pesan agar para murid memahami makna Bulan 7 yang sesungguhnya dan ketika melakukan doa leluhur sudah dapat mengajak orang tuanya untuk tidak menggunakan daging sebagai persembahan, tetapi menggunakan masakan vegetaris. “Nah, kita ingin mengajak anak-anak, mengajak keluarganya untuk mengadakan sembahyang dengan bervegetaris. Vegetarian berarti kita juga tidak membunuh (makhluk lain), ini juga bisa disebut berbakti kepada leluhur kita,”ucap Then Song Sie.
Setelah mendengar sharing mengenai makna Bulan 7 yang sesungguhnya, Anggellyna, murid XI – AKL Cinta Kasih sadar jika melakukan sembahyang dengan masakan vegetaris, berarti dirinya juga menjalin jodoh baik dengan semua makhluk hidup. “Jadi hubungannya dengan vegetarian ini , kita mengajak mereka untuk mengurangi makanan yang berbahan hewani dengan masakan vegetaris. Dengan begitu kita bisa menjaga makhluk hidup di dunia ini, juga tidak merusak lingkungan,” ucapnya.
Anggellyna (kiri) membantah jika ada anggapan untuk menjadi seorang vegetarian adalah sesuatu yang sulit, yang terpenting adalah tekad untuk mewujudkannya.
Setelah selesai membuat masakan, setiap kelompok dengan antusias merapikan masakan mereka di meja penilaian untuk dinilai oleh dewan juri.
Anggellyna pun membantah jika ada anggapan untuk menjadi seorang vegetarian adalah hal yang sulit. “Sebenarnya vegetarian itu mudah diaplikasikan untuk semua orang, Cuma memang butuh kemauan dari diri kita sendiri dulu . Kalau kitanya nggak mau itu pasti susah (dilaksanakan), jadi kita harus bisa mengubah mindset kita, ‘oh saya harus vegetarian supaya bisa menjaga lingkungan dan juga menyelamatkan makhluk hidup yang lain. Dengan demikian maka perlahan kita bisa menjadi seorang vegetaris,” terang Angellyna.
Relawan Tzu Chi, Ernie Lindawati memberikan hadiah kepada kelompok yang menjadi juara.
Memberikan pemahaman benar dan solusi yang tepat dalam melindungi bumi kepada para generasi muda perlu terus dilakukan agar semakin banyak orang yang memiliki kesadaran untuk melakukannya.
Editor: Hadi Pranoto