Cara Istimewa Merayakan Bulan Tujuh Penuh Berkah
Jurnalis : Agus Lee (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi (Tzu Chi Batam)Djaya Iskandar menjelaskan kriteria penilaian pada Lomba Masak DAAI Mi sebelum kompetisi dimulai.
Bulan tujuh Imlek kerap dikenal sebagai bulan hantu bagi masyarakat awam. Padahal dalam ajaran Buddha, bulan tujuh adalah bulan yang penuh berkah. Banyak kisah menarik yang terjadi di bulan 7 imlek seperti Maudgalyana yang menyelamatkan ibunya dan upacara Ulambana. Dalam ceramah Master Cheng Yen dikatakan sesungguhnya upacara Ulambana adalah menyelamatkan makhluk yang menderita. Namun, tidak diketahui sejak kapan praktik ini berubah menjadi membunuh hewan sebagai persembahan untuk memohon ketenteraman.
“Hewan juga merupakan makhluk hidup. Mereka terlahir di alam hewan karena karma buruk mereka di kehidupan lampau. Karena itu, janganlah kita menciptakan karma buruk dengan membunuh hewan. Setiap orang hendaknya bervegetaris demi melindungi hewan dan menyelamatkan bumi,” tutur Master Cheng Yen dalam satu ceramahnya.
Sosialisasi bahwa bulan tujuh adalah bulan yang penuh berkah di mana juga merupakan bulan vegetarian dikenalkan oleh insan Tzu Chi Batam di Fu Hui Ting, Aula Jing Si Batam pada Minggu 2 September 2018. Pembawa acara, Stella menyampaikan bahwa bulan tujuh bukanlah bulan hantu, melainkan bulan berbakti kepada orang tua dan bulan vegetarian. Sangat disayangkan apabila setiap keluarga menyembelih tiga hewan untuk leluhurnya, itu berarti di setiap keluarga, ada 3 hewan yang dibunuh untuk sembahyang leluhur, kemudian hewan tersebut dimakan oleh mereka.
“Master berkata ada 2 hal yang tidak boleh ditunda dalam dunia ini, yaitu berbakti dan berbuat kebajikan. Apakah persembahan itu dikatakan berbakti? Apakah persembahan itu dikatakan berbuat kebajikan?” tanya Stella kepada para relawan.
Dalam salah satu tayangan video yang ditayangkan, Dokter Liu Jun Long di Rumah Sakit Tzu Chi Taiwan menceritakan tentang vegetarian dan kesehatan. Dokter Liu mengatakan bervegetaris sangat bagus untuk kesehatan dan mengajak semua relawan untuk ikut menerapkan pola hidup vegetarian.
Lomba Masak Vegetarian
Saat lomba dimulai para peserta segera menuju bagian cuci piring untuk membersihkan bahan makanan yang diperlukan.
Dua pekan yang lalu, insan Tzu Chi Batam baru saja meresmikan Aula Jing Si Batam. Koordinator acara, Djaya Iskandar mengakui karena peresmian Aula Jing Si berdekatan dengan perayaan bulan tujuh penuh berkah, panitia tidak mempunyai waktu yang matang untuk mempersiapkan acara bulan tujuh penuh berkah.
“Kami melihat di Taiwan sedang menggencarkan pelestarian lingkungan dan pola hidup vegetarian, jadi kami mengadakan lomba masak vegetarian di acara kali ini,” kata Djaya Iskandar.
Sebanyak 10 tim datang dari komunitas Hu Ai
1, Hu Ai 2, tim pendidikan dan Tzu Ching ikut berpartisipasi dalam lomba ini.
Satu tim terdiri dari 2-3 orang. Sebelum lomba dimulai, panitia terlebih dahulu
menyampaikan kriteria penilaian: rasa makanan, perpaduan gizi, cara penyajian,
ketepatan waktu, kekompakan, kebersihan dan kerapian.
Frandevi memberikan sentuhan terakhir pada masakannya sebelum disajikan di meja juri.
Sejak pagi hari, peserta lomba sudah mulai sibuk dengan bahan-bahan yang akan dimasaknya. Panitia hanya menyiapkan alat masak dan 3 bungkus DAAI mi karena tema lomba adalah bagaimana mengkreasikan DAAI mi dan menjadikannya sebagai masakan yang lezat dan bergizi. Lomba dimulai pukul 10.00 WIB, semua peserta tampak sibuk di atas meja masing-masing. Ada yang sedang memotong sayur, ada yang sibuk merebus mi, semuanya berbagi tugas dengan baik sebagai wujud dari kekompakan tim yang turut menjadi penilaian. Tidak terasa 60 menit berlalu, semua tim menyajikan mi instan DAAI tepat pada waktunya beserta dekorasi di atas piring masakannya.
Lomba ini dibagi menjadi 2 babak, di mana
babak pertama, 5 tim yang awalnya menempati area kiri akan menilai 5 masakan
tim kanan, begitu pula sebaliknya. Dari 5 masakan yang dicicipi, akan dipilih 3
masakan untuk dinilai oleh tim juri di penilaian akhir. Jadi dengan sistem
eliminasi tersebut, 10 tim akhirnya tersisa 6 tim yang akan pilih juara 1, 2,
dan 3.
Salah satu kejutan terbesar dalam lomba ini ialah perwakilan masing-masing tim diberi hak untuk mengeliminasi masakan tim lainnya.
Stella, Pembawa Acara kegiatan Bulan 7 Penuh Berkah, menjelaskan manfaat dari pola makan vegetaris.
Dalam kompetisi tentu ada yang menang, ada juga yang kalah, raut wajah kesedihan terlihat bagi tim yang kalah di penilaian awal. Sementara ada tim yang tidak peduli menang ataupun kalah. Contohnya adalah tim dari komunitas Hu Ai 2 yang diikuti oleh Aisyah, Ahui dan Nina, saat wawancara, mereka bahkan tidak tahu bahwa DAAI Mi Tumpeng hasil kreasinya terpilih untuk babak penilaian akhir.
“Kami sama sekali tidak menargetkan untuk menjadi juara, hanya ingin berpartisipasi saja, yang penting happy saja, kenal satu sama yang lain,” ujar mereka sambil tertawa. Peresmian Aula Jing Si menjadi ide dibalik masakan mereka, “Karena Tzu Chi (red- Aula Jing Si) kan baru peresmian, jadi kami terpikir buat DAAI Mi Tumpeng karena DAAI Mi itu kan produk Tzu Chi dan juga mi melambangkan panjang umur sebagai ucapan doa agar Tzu Chi Batam panjang umur,” ujarnya.
Dalam kegaiatan ini Muda-Mudi Tzu Chi memperagakan Isyarat Tangan xiao qu ren (raksasa kecil).
Para peserta bersama-sama memanjatkan doa agar hati manusia dapat dicerahkan dan masyarakat damai sejahtera.
Tiba di saat yang paling mendebarkan, semuanya sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik, namun pemenang hanya ada 3 tim. Akhirnya tim suami istri, William dan Frandevi keluar sebagai pemenang dalam lomba kali ini dengan nama masakan Steak in the Basket. Juara 2 dimenangkan oleh Aisyah, Ahui dan Nina dengan masakan simbolis peresmian Aula Jing Si, DAAI Tumpeng. Terakhir, juara 3 dimenangkan oleh Meiyi, Lenny dan Mina Tan dengan nama masakan Curry DAAI Mi. Semua pemenang mendapat voucher makan di rumah makan vegetarian.
Menjadi juara dan mendapatkan hadiah bukanlah hal utama dalam lomba ini, tetapi adalah bagaimana kita mengenal bahwa vegetaris adalah suatu bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan dan kesehatan. Ketua koordinator acara menyatakan pihaknya ingin memperkenalkan bahwa vegetarian itu sangat enak.
“Walaupun hanya masak DAAI mi, tetapi ternyata DAai mi bisa dibentuk dengan beragam macam masakan. Kita sangat senang melihat hal itu, ternyata DAAI mi bisa dikreasikan hingga seindah ini,” ujar Djaya puas.
Editor: Khusnul Khotimah