Cara Sederhana Dalam Mengatasi Gangguan Kesehatan

Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung) , Fotografer : M. Galvan (Tzu Chi Bandung)
 

foto
Workshop terapi gusi diberikan oleh Grace kepada TIMA Tzu Chi Bandung dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2013 di Kantor Tzu Chi Bandung.

Jumat 25 Oktober 2013, TIMA Tzu Chi Bandung mengadakan acara workshop terapi gusi yang disampaikan langsung oleh drg. M.I. Grace W. Susanto, MM. Kegiatan tersebut berlokasi di kantor perwakilan Tzu Chi Bandung, Jl. Ir. H. Juanda No. 179, Bandung.

 

Penamaan terapi gusi ini pertama kali digunakan dan dipraktikkan oleh Grace dengan cara membuang jaringan mati (granulasi) yang terdapat pada jaringan gusi. Sumber penyakit berada di bagian mulut dan gigi. Menurutnya tindakan terapi gusi ini dapat menyembuhkan berbagai macam gangguan kesehatan tubuh. Hal ini belum banyak diketahui masyarakat, namun cukup membantu kesembuhan dan memperlancar aliran darah. Dari letak gigi yang mengalami peradangan dapat diketahui bagian anatomi tubuh yang mengalami gangguan kesehatan.

Grace adalah dokter spesialis gigi yang tinggal dan membuka praktiknya di Semarang, Jawa Tengah. Ia mengenal yayasan Tzu Chi sudah lama, dan pada kesempatan ini Ia ingin membagikan ilmunya kepada anggota TIMA Bandung. "Kebetulan saya ikut suami, dan suami sedang ada temu ilmiah di Bandung. Saya ada waktu luang, kemudian saya mempunyai satu ilmu. Ilmu ini sangat sederhana mudah diaplikasikan dan bisa menolong banyak orang. Jadi Saya manfaatkan waktu saya disini untuk membagikan Ilmu kepada rekan-rekan yang ada di Tzu Chi," ucap Grace.

foto   foto

Keterangan :

  • Selain workshop, drg. M.I. Grace W. Susanto melakukan demo live terapi gusi. Dengan antusias para peserta mengikuti acara tersebut (kiri).
  • Selesai acara, salah satu anggota TIMA Bandung yaitu drg. Sita (kanan) menyerahkan sertifikat Tzu Chi kepada drg. M.I. Grace W. Susanto, MM (kanan).

Tujuan dari kegiatan ini agar anggota TIMA Bandung khsusunya dokter gigi mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta dapat dipraktikkan langsung dikemudian hari. Tentunya hal ini mengacu pada misi kesehatan Tzu Chi, dimana para relawan Tzu Chi dan anggota TIMA melayani pasien dengan hati penuh cinta kasih. Disamping itu,  terapi gusi bisa dipraktikkan kepada pasien penerima bantuan Tzu Chi dengan harapan dapat meringankan penyakit yang diderita pasien dengan cara sederhana. "Rekan-rekan disini begitu interest, semoga mereka mau dan bisa mengaplikasikan untuk menolong banyak orang. Saya berharap dengan ilmu yang saya temukan, banyak dokter gigi yang menggunakan dan mempraktikkan untuk menolong banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan," lengkap Grace.

Menurut drg.Sita, salah satu anggota TIMA Bandung yang juga ikut dalam workshop terapi gusi mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para TIMA Bandung khususnya dokter gigi karena banyak hal-hal yang baru yang belum diketahui oleh dunia kedokteran gigi mengenai adanya hubungan/pengaruh penyakit-penyakit dalam tubuh dengan bagian gigi tertentu. "Dengan perawatan yang sederhana mungkin juga dengan biaya yang murah kita bisa membuat suatu terapi untuk kesehatan secara umum. Tadi ada demo live di mana kami tau bagaimana caranya lebih detail lagi untuk terapi gusi. Mudah-mudahan dengan workshop ini, TIMA Bandung bisa mengajarkan kembali kepada rekan-rekan dokter gigi agar dapat menolong orang lain yang mengeluhkan penyakit dengan cara yang sangat sederhana," kata drg.Sita. Semoga dengan kegiatan ini para anggota TIMA Bandung khususnya kedokteran gigi dapat mempraktikkannya kepada pasien penerima bantuan Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

PAT 2017 Selatpanjang: Giat mempraktikkan Ajaran Jing Si

PAT 2017 Selatpanjang: Giat mempraktikkan Ajaran Jing Si

01 Februari 2018
Pada Sabtu, 27 Januari 2018 merupakan tahun keempat insan Tzu Chi Selatpanjang mengadakan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun.kegiatan ini pun dihadiri oleh 464 peserta dari masyarakat Selatpanjang.
Bervegetarian Itu Mudah

Bervegetarian Itu Mudah

15 April 2011 Hari Minggu pukul 08.00 pagi tanggal 10 April 2011, ruangan La Piazza. Di ruangan itu terdapat banyak sekali stan makanan dan minuman.  Satu yang menarik dari stan-stan itu adalah semua makanan yang ditawarkan kepada para pengunjung tidak mengandung daging alias vegetarian.
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -