Cegahlah, sebelum diobati !

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Lingkungan yang bersih dan bebas penyakit, itulah yang diimpikan oleh semua orang, termasuk oleh petugas fogging yang sedang mengasapi rumah-rumah penduduk agar terbebas dari penyakit khususnya demam.

Puluhan ibu dan balita terlihat berkerumun di depan sebuah gang di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka sedang menanti asap yang mengepul di dalam gang rumah mereka hilang tertiup angin yang berhembus. Siang itu, tanggal 12 Februari 2008, Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Kelurahan Kapuk Muara sedang melakukan program pengasapan. Program ini adalah program rutin tahunan Tzu Chi.

Apalagi belum lama ini, 1 Februari 2008, kota Jakarta dilanda banjir, di mana sebagian besar wilayahnya terendam air. Untuk mengantisipasi berkembangnya penyakit khususnya demam berdarah yang dibawa oleh nyamuk, Tzu Chi Indonesia menyediakan 10 liter obat-obatan, 20 liter bensin, dan 400 liter solar. Sedangkan untuk alat fogging disediakan oleh Kelurahan Kapuk Muara dan Rukun Warga setempat. Siang itu, 4 dari 6 mesin Fogging dipergunakan dalam program pengasapan.

foto   foto

Ket : - Petugas fogging sedang mengasapi saluran air di depan rumah warga. (kiri)
         - Petugas Fogging bersama relawan Tzu CHi sedang mengasapi rumah-rumah penduduk di pinggir kali di
           Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara. (kanan)

Di dalam gang sempit dan rumah-rumah yang saling berhimpitan, petugas fogging berjalan masuk dan mengasapi setiap celah dan got-got kecil yang bertebaran di depan rumah. Melihat petugas fogging datang, penghuni rumah pun membuka pintu rumah mereka. Namun, sebelumnya mereka telah diberitahu untuk mengamankan makanan di dalam rumah agar tak terkena asap. Dalam fogging ini, 7 relawan biru putih dan 11 relawan abu-abu turut serta bersama petugas fogging memasuki setiap celah gang dan rumah. Mereka memasuki setiap sudut sambil membawa bensin dan obat-obatan cadangan.

Tanggal 1 Februari lalu, hampir semua wilayah Kapuk Muara terendam banjir. Bahkan wilayah RW 1 dan 4 terendam hingga 80 cm. Saat banjir, warga terpaksa berjalan kaki di tengah banjir karena ketiadaan perahu. Bagi yang akan bekerja, mereka akan berganti pakaian saat telah tiba di daerah yang lebih kering dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju tempat kerja.

foto   foto

Ket : - Relawan Tzu Chi dan petugas fogging sedang mengisi obat-obatan dan bensin ke dalam mesin fogging
           yang isinya habis setelah beberapa lama digunakan. (kiri)
         - Petugas Kelurahan Muara Baru dan relawan Tzu Chi sedang menentukan rumah-rumah yang akan
           di fogging. (kanan)

“Program ini bagus karena setelah musim hujan, harapannya setelah banjir tidak lagi berkembang penyakit. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” jelas Roni Jarpiko, Lurah Kapuk Muara. Apalagi, sebagian besar penduduk di RW 1, 4, dan 5 ini tergolong ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Populasi penduduk di Kapuk Muara berjumlah 21 ribu jiwa di mana sebagian besar tinggal di pinggir sungai. Populasi penduduk terbesar terdapat di RW 1, 4, dan 5. Musim hujan tak lama lagi akan berakhir, musim kemarau segera menyongsong, namun kepedulian dan cinta kasih Tzu Chi tak akan pernah pudar, meski musim dan bulan terus berganti.

 

Artikel Terkait

Training Guru Sekolah Tzu Chi Indonesia

Training Guru Sekolah Tzu Chi Indonesia

14 Juli 2011
Setelah itu guru-guru diperkenalkan dengan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu menyeduh teh oleh Su Yue Ju, seorang guru Sekolah Tzu Chi di Taiwan. Menyeduh teh akan menjadi salah satu kegiatan yang diajarkan kepada murid-murid Sekolah Tzu Chi.
Membina Masyarakat Mewujudkan Kota Sehat

Membina Masyarakat Mewujudkan Kota Sehat

30 Maret 2017

Setelah beberapa tahun menjadi mitra masyarakat, sejak bulan Februari 2017 relawan Tzu Chi komunitas Kebun jeruk dipinjamkan sepetak lahan kecil untuk belajar berkebun. Melalui lahan tersebut, relawan Tzu Chi turut sertanya berkontribusi di sektor penghijauan.

Suara Kasih: Mempraktikkan Kebajikan

Suara Kasih: Mempraktikkan Kebajikan

06 Maret 2012 Pada tanggal 6 Februari lalu, Kota Cebu di Filipina diguncang gempa dahsyat yang mendatangkan banyak bencana di sana. Melihat itu, insan Tzu Chi di Filipina merasa tak sampai hati. Karenanya, mereka mempersiapkan barang bantuan dan mengirimkannya dari Manila.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -