Celengan Bambu Cinta Kasih

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)

fotoMinggu 19 Februari 2012, relawan Tzu Chi dari wilayah He Qi Utara mengadakan kegiatan rutin mereka bersama dengan anak asuh Tzu Chi.

Biasanya anak-anak penerima bantuan pendidikan atau biasa disapa anak asuh Tzu Chi di wilayah He Qi Utara ini belajar memilah sampah daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Muara Karang. Namun kali ini mereka berkumpul di Jing Si Books & Café Pluit untuk belajar membuat celengan bambu.

 

 

Minggu 19 Februari 2012, pada pukul 9 pagi, satu per satu anak asuh Tzu Chi mulai berdatangan. Mereka berkumpul di salah satu ruangan untuk belajar membuat celengan bambu. Kegiatan anak-anak asuh ini adalah kegiatan rutin He Qi Utara, setiap hari Minggu ke-3 akan diadakan pembagian biaya pendidikan berupa biaya SPP kepada mereka.

Ayen Rita Shijie membuka kegiatan ini dengan mengajarkan kepada semua anak asuh bagaimana proses pembuatan celengan bambu. Mereka pun memperhatikan dengan seksama dan serius. Setelah dicontohkan oleh Ayen Rita Shijie, mereka langsung bisa mempraktikan sendiri membuat celengan bambu. Menurut Ayen Shijie kegiatan kali ini adalah untuk melatih kesabaran dan ketelitian para anak karena dalam proses pembuatan celengan bambu diperlukan kesabaran dan ketelitian serta kerapian agar bisa menbuat sebuah celengan bambu yang bagus dan indah.

Sebanyak 30 anak asuh hadir dalam kegiatan ini. Mereka mengerjakan celengan bambu dengan riang gembira. Setelah dua jam, mereka berhasil menyelesaikan 100 buah celengan bambu. Acara kemudian dilanjutkan dengan sharing. Ayen Shijie mengawali sharing dengan menceritakan kisah celengan bambu. Pada awal berdirinya, Master Cheng Yen pun memberikan celengan bambu kepada 30 ibu rumah tangga yang menjadi pengikutnya. Beliau meminta agar setiap hari mereka menghemat 50 sen uang belanja dan memasukkannya ke dalam celengan  bambu. Dari situlah sedikit demi sedikit uang terkumpul untuk menjalankan misi Amal Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Niken Asri Kusuma Putri, salah satu anak asuh merasa sangat bahagia dalam mengikuti kegiatan pembuatan celengan bambu ini (kiri).
  • Usai membuat celengan bambu, anak asuh berbagi pengalaman yang mereka dapat hari itu (kanan).

Diharapkan para anak asuh juga bisa mencontoh semangat cinta kasih yang terkandung dalam celengan bambu. “Walau dengan menyisihkan uang jajan seratus rupiah sehari berarti anak-anak sekalian telah berbuat sebuah kebajikan, seperti yang Master Cheng Yen katakan, bersumbangsih tidaklah melihat besar kecilnya dana sumbangan, yang penting adalah sebuah hati yang penuh ketulusan,” ujar Ayen Shijie menyemangati para anak asuh untuk mulai ikut bersumbangsih melalui celengan bambu.

Berbuat Kebajikan itu Mudah
Niken Asri Kusuma Putri (16 tahun), salah satu anak asuh Tzu Chi menuturkan, “Mengikuti kegiatan hari ini sungguh mengesankan karena awalnya saya merasa mudah saja untuk membuat celengan bambu ini namun setelah di coba ternyata susah juga. Walau bagaimana pun saya merasa sangat bahagia karena dengan mengikuti kegiatan ini saya bisa menambah banyak teman yang belum saya kenal sebelumnya dan saya lebih mengerti tentang pentingnya ikut menabung dalam celengan bambu agar bisa membantu yang lainnya.” Niken menjadi anak asuh Tzu Chi semenjak bulan Agustus 2011. Ia hampir meninggalkan bangku sekolah akibat  tidak memiliki biaya untuk sekolahnya.  Namun Yayasan Buddha Tzu Chi telah mengulurkan tangan dan memberikan bantuan biaya pendidikan tersebut sehingga ia bisa melanjutkan sekolahnya.

Ayen Shijie juga berkisah bahwa dana untuk para penerima bantuan ini juga banyak yang berasal dari celengan bambu yang merupakan donasi dari para relawan, masyarakat umum, hingga penerima bantuan itu sendiri. Mendengar hal tersebut para anak asuh merasa tergugah dan  mereka pun juga ingin memiliki celengan bambu agar mereka bisa ikut membantu yang lainnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada akhir acara, relawan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada semua anak asuh (kiri).
  • Tiga puluh orang anak asuh yang hadir pada hari itu tersenyum gembira seusai membuat 100 buah calengan bambu (kanan).

Menurut Fihir (17 tahun), kegiatan hari ini membuat ia semakin mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi. Dengan ikut membuat celengan bambu, lalu mendengar sekilas tentang sejarah celengan bambu tersebut membuat Fihir merasa bahwa ternyata berbuat kebajikan itu sangat mudah. Walau dalam kesusahan bisa juga ikut dalam berbuat kebajikan lewat menabung sedikit demi sedikit di celengan bambu. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.

Para anak asuh juga menyatakan bahwa sikap dan pandangan mereka terhadap orang tua mereka mulai berubah membaik semenjak ikut kegiatan Tzu Chi. Menurut Ayen Shijie, memang setiap mengikuti pembagian SPP ini anak-anak asuh selalu di beri pengetahuan budi pekerti tentang pentingnya berbakti kepada orang tua. Sebagai contoh, Ayen Shijie menuturkan ia pernah melakukan kunjungan kasih ke rumah beberapa anak asuh, namun ternyata sikap mereka terhadap orang tua mereka telah banyak berubah kearah yang lebih positif. Mereka kini sudah mulai mau mendengar nasehat orang tua dan mau membantu pekerjaan rumah sehingga orang tua anak asuh juga merasa sangat bahagia.

Selesai sharing, acara dilanjutkan dengan pembagian biaya SPP dan semua berdoa bersama. Setelah itu para anak asuh pulang dengan sebuah tekad untuk bersumbangsih; Walau hidup dalam keadaan kesulitan mereka akan berupaya untuk menanam berkah lewat celengan bambu yang penuh cinta kasih yang mereka bawa pulang.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Melindungi Bumi

Suara Kasih : Melindungi Bumi

23 Februari 2012
Selama festival berlangsung, banyak warga setempat yang tak bisa berkendara dengan leluasa akibat banyaknya larangan lalu lintas. Warga yang tinggal di sana sungguh menderita selama 15 hari tersebut.
Menebar Kasih untuk Generasi Penerus Bangsa

Menebar Kasih untuk Generasi Penerus Bangsa

25 September 2018
Udara yang cukup panas siang itu tak mengurungkan kaki-kaki mungil anak-anak Paud Little Hoopoe untuk mendatangi lokasi kunjungan kasih di sebuah tempat yang terletak di belakang Tangerang City Mall. Tempat itu bernama Yayasan Semanggi, Rumah Singgah dan Belajar.
Jalinan Persaudaraan di Bulan Ramadhan

Jalinan Persaudaraan di Bulan Ramadhan

31 Juli 2012 Tidak terasa waktu berjalan cepat, ternyata sudah sampai waktunya untuk berbuka puasa. Anak-anak disuguhkan segelas minuman segar sebelum mereka melanjutkan sholat. Setelah sholat maghrib berjamaah, anak-anak sudah disiapkan makanan dengan menu vegetarian yang dimasak dan disiapkan oleh relawan Tzu Chi.
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -