Celengan Bambu: Memupuk Berkah dan Meneruskan Cinta Kasih

Jurnalis : Jia Hui (Tzu Chi Batam), Fotografer : Andie, Suwati, Supardi (Tzu Chi Batam)
Ibu Heny memanfaatkan santunan yang disalurkan Tzu Chi sebagai modal usaha sehingga dapat menafkahi keluarga dengan tiga anak.

Tidak terasa pandemi Covid-19 sudah melanda selama 2 tahun 3 bulan setelah kasus pertama masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Sejak saat itu kegiatan Gathering Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) dihentikan hingga waktu tidak ditentukan. Sangat bersyukur pada hari Minggu, 5 Juni 2022, kegiatan penuh makna ini dapat kembali dilaksanakan setelah 2,5 tahun absen.

Kegiatan hari itu dimulai pada pukul 09.30 WIB, dihadiri 99 Gan En Hu dan 54 relawan Tzu Chi. Seperti biasa kegiatan dimulai dengan memberikan hormat kepada Sang Buddha dan kepada Master Cheng Yen, kemudian dilanjutkan pemutaran video Lentera Kehidupan tentang Celengan Bambu.

Dalam kegiatan ini juga terdapat penuangan Celengan Bambu bersama. Sebelum penuangan, peserta terlebih dahulu menyaksikan video yang menerangkan bahwa amal dan kebajikan tidak hanya hak bagi orang yang mampu tetapi bisa dimulai dari kita yang sederhana. Dengan semangat “Dana Kecil Amal Besar”, para Gan En Hu juga dapat menjadi donatur Tzu Chi lewat Celengan Bambu dan dana mereka akan tersalurkan kepada sesama, termasuk setiap peserta yang hadir.

Berbeda dengan Gan En Hu lain yang membawa celengan bambu, Ibu Mira bersama anaknya, Nadya membawa botol air mineral 1,5 Liter bekas yang diisi hampir penuh dengan koin. Botol bekas air mineral ini merupakan salah satu wujud himpunan cinta kasihnya untuk menabung amal meskipun tidak memiliki celengan bambu. Uang yang terhimpun ini adalah hasil jualan kecil-kecilan dan ditabung setiap hari. Ibu Mira juga mengajarkan putrinya, Nadya untuk berbagi dan membantu orang yang membutuhkan.

Ada sebanyak 99 Gan En Hu yang hadir pada Gathering ini.

Para relawan dan Gan En Hu menantikan urutan mereka untuk menuangkan isi Celengan Bambu.

Nadya adalah salah satu penerima bantuan Tzu Chi yang menderita kelainan pada tulang kaki dan sudah menjalankan operasi sebanyak 5 kali. Dikarenakan hari tersebut juga bertepatan dengan hari ulang tahun Nadya yang ke-7, relawan ingin memberikan kejutan kepadanya. Saat Ibu Mira dan Nadya sedang menyampaikan sharing di panggung, para relawan dan semua Gan En Hu dalam ruangan serentak menyanyikan lagu ulang tahun untuk Nadya begitu kue ulang tahun dibawa ke atas panggung.

Kegiatan hari itu membuat para Gan En Hu merasa senang karena selama pandemi, Tim Amal Tzu Chi berkomunikasi dengan mereka melalui virtual untuk meminimalisir bertemu secara langsung kecuali di keaadan mendesak.

Salah satu Gan En Hu, Bu Heny sangat senang karena bisa berkumpul kembali dengan para relawan dan keluarga yang lain setelah kurang lebih 2,5tahun. Bu Heny mengenal Tzu Chi pertama kali pada Februari 2019 ketika suaminya mengidap Steven Johnson Syndrome. Awal mulanya sang suami mengalami gagal ginjal dan tidak mempunyai BPJS untuk menangani biaya pengobatan. Bu Heny adalah mantan guru honor yang sudah tidak bekerja lagi dan kini harus mengambil alih tanggung jawab untuk menjadi tulang punggung keluarga dan menjaga ketiga anaknya.

Bu Heny mengaku sangat berterima kasih atas bantuan Tzu Chi baik dalam segi ekonomi maupun moril dari para relawan terutama dalam situasi mendesak hingga membantu mengurus BPJS untuk ketiga anaknya ketika sakit.

“Yang saya pelajari, ketika kita jatuh, tidak selamanya kita jatuh apalagi ketika kita jatuh, jangan kita meratapi nasib karena di bawah kita itu masih banyak yang membutuhkan. Contohnya beras yang diberi Tzu Chi 15 kg setiap bulan. Saya pikir itu sangat berlebihan sekali 15 kg untuk dihabiskan setiap bulan. Sedangkan di bawah saya, masih banyak orang yang membutuhkan. Bagaimana saya bisa menyalurkan kebaikan Tzu Chi ini, jadi beras itu dibagi dua untuk membantu orang lain.” Jelas Bu Heny disambut dengan tepuk tangan meriah para hadirin pertanda kagum.

Tanpa Celengan Bambu dari Tzu Chi, Ibu Mira memanfaatkan 2 botol 1,5 liter sebagai celengan bambu.

Bertepatan dengan hari ulang tahun Nadya, anak Ibu Mira, relawan mempersiapkan kue ulang tahun.

Bantuan pertama Tzu Chi yang diberikan kepada Ibu Heny adalah berupa dana sebesar Rp 600.000. Beliau menyampaikan dana tersebut digunakan sebagai modal pertamanya untuk berjualan kue tradisional. Kemudian bisnis kue ini dikembangkan hingga mendapat izin Sertifikat Halal dari Kementerian Agama dan izin NIB. Ibu Heny meski adalah penerima bantuan dari Tzu Chi, ia tahu bahwa di luar sana masih banyak yang membutuhkan bantuan, maka itu Bu Heny juga berkeinginan masuk ke dalam barisan relawan untuk turut membantu orang yang membutuhkan.

Kegiatan hari tersebut diakhiri dengan semua relawan dan Gan En Hu bersama-sama memperagakan isyarat tangan “Satu Keluarga” dan doa Bersama. Kemudian para Gan En Hu dipersilakan untuk menerima panyaluran santunan berupa sembako untuk dibawa pulang.

Anita selaku koordinator kegiatan hari ini, sudah mulai menyusun dan merencanakan kegiatan ini mulai dari tanggal 25 Mei 2022 sejak ditunjuk sebagai koordinator acara.

“Saya sangat berterima kasih diberi kesempatan untuk belajar sama relawan lainnya karena ini juga merupakan pengalaman pertama saya ditunjuk sebagai koordinator. Saya berterima kasih untuk semua relawan yang turut serta menyukseskan kegiatan ini, khususnya barisan Tim amal Tzu Chi.” Kesan Anita yang ditemui seusai kegiatan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menebar Cinta Kasih Universal

Menebar Cinta Kasih Universal

15 April 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi kembali menunjukkan kepedulian antar sesama melalui sosialisasi SMAT. Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai tempat, tak terkecuali di Tanjung Balai Karimun. Pada hari Sabtu ,05 April 2014, SMAT kembali dilaksanakan.
Semangat 8.8#tuangramerame

Semangat 8.8#tuangramerame

02 September 2021

Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas melakukan kegiatan penuangan celengan bambu yang bertajuk 8.8#ruangramerame dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

SMAT di STIE Trisakti

SMAT di STIE Trisakti

09 Juni 2014 Celengan Bambu sendiri memiliki makna khusus bagi Isan Tzu Chi diseluruh dunia karena awal mulanya Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan berdiri melalui celengan bambu ini.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -