Celengan Cinta Kasih yang Makin Dikenal di Selat Panjang

Jurnalis : Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Hardy mendampingi seorang pasien sambil menjelaskan tujuan dari menabung di celengan cinta kasih kepada para peserta kegiatan sosialisasi.

Di bawah sinar lembayung pagi yang kian menguning, pancaran mentari yang kian menghangat, para relawan Tzu Chi di Selat Panjang mensosialisasikan celengan cinta kasih perdana dengan semangat. Sosialisasi ini dilakukan di Sekolah Patria Dharma pada 13 Oktober 2022. Tanggal 13 Oktober seringkali dikenal sebagai hari ”一人一善” (1013) atau hari "Satu Orang Satu Kebajikan", merupakan pilihan tanggal yang sangat tepat untuk kegiatan sosialisasi ini. Melihat ratusan Bodhisatwa cilik yang antusias dengan celengan cinta kasih, berkumpul di lapangan untuk mengikuti kegiatan, membangkitkan sukacita yang mendalam pada hati relawan.

Hardy membawakan materi sosialisasi celengan cinta kasih, dengan menghadirkan seorang pasien yang menderita benjolan di leher. Pasien tersebut belum lolos screening operasi baksos kesehatan yang lalu, karena benjolan yang dideritanya membutuhkan penanganan khusus. Tzu Chi Selat Panjang berinisiatif mendampingi pasien tersebut untuk berobat lebih lanjut.

Penyerahan celengan cinta kasih secara simbolis dilakukan oleh para relawan Tzu Chi Selat Panjang dan siswa-siswi Sekolah Patria Dharma.

Hardy menjelaskan pada siswa-siswi bahwa sisa uang jajan yang mereka sisihkan akan digunakan untuk kepentingan amal dan kemanusiaan oleh Tzu Chi Selat Panjang. Salah satu contohnya membantu biaya pengobatan maupun biaya hidup bagi mereka yang membutuhkan, termasuk pasien tersebut. Jumlah sisa uang jajan yang tampak tidak signifikan, apabila terkumpul dan disalurkan dengan tepat, dapat merubah dunia seseorang menjadi lebih bermakna, baik itu terhadap individu yang memberi, maupun yang menerima. Para relawan menekankan akan pentingnya keikhlasan dalam memberi, bukan jumlahnya, bahwa donasi bukan hanya hak orang-orang berada.

Marmimi, yang merupakan guru di Sekolah Patria Dharma sekaligus relawan Tzu Chi, menceritakan kesaksiannya yang mengharukan kepada seluruh peserta mengenai seorang nenek dan ODGJ setempat yang kurang mampu. Pemasukan keseharian nenek dan ODGJ tersebut hanya mengandalkan belas kasihan orang-orang setempat. Siapa sangka, mereka mampu menyisihkan sebagian pemasukan mereka untuk didonasikan kepada Tzu Chi Selat Panjang dan kotak infaq.

Jovan Fernando, siswa SD berusia 10 tahun yang sangat antusias dengan kehadiran celengan cinta kasih Tzu Chi Selat Panjang.

Setelah mendengarkan materi sosialisasi, para siswa semakin semangat dan terinspirasi untuk beramal. Celengan dibagikan secara simbolis terlebih dahulu kepada siswa-siswi setelah materi selesai. Seorang siswa SD berusia 10 tahun bernama Jovan Fernando, langsung memasukkan sekeping koin ke dalam celengan cinta kasih yang baru didapatkannya. Para relawan merasa gemas dan mulai berbincang dengan Jovan.

“Supaya bisa bantu orang, bantu pasien supaya sehat, bantu orang yang tidak memiliki uang dan memungut di jalanan,” ucap Jovan ketika ditanya tujuannya menabung di celengan cinta kasih.

Salah satu relawan menguji Jovan dengan bertanya apakah Jovan mengharapkan orang-orang yang terbantu kelak akan membalas budi padanya,” aku murni mau membantu mereka,” jawab Jovan dengan mantap dan tanpa keraguan.

Candera merupakan relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Selat Panjang yang bertugas dalam pembuatan desain celengan cinta kasih dari kemasan-kemasan yang terkumpul di depo daur ulang.

Candera dan Asan merupakan dua relawan di balik ratusan celengan cinta kasih yang variatif dan menarik. Sebanyak 405 celengan berukuran kecil dibagikan ke siswa-siswi dan sebanyak 52 celengan berukuran sedang dibagikan kepada para guru. Celengan dibuat dengan memanfaatkan kembali kemasan-kemasan dari depo daur ulang serta hasil karya desain dari Candera. Dengan bantuan relawan lainnya, Candera dan Asan membuat ratusan celengan hingga larut malam selama berhari-hari. Walau tangan Asan terluka dalam proses pembuatan celengan, semangatnya tidak memudar dan malah menular ke relawan lainnya. Para relawan saling memberikan dorongan satu sama lainnya dalam proses pembuatan celengan.

“Semakin sering membuat celengan semakin merasa senang dan semakin ingin membuatnya lagi, kadang sampai tidak sadar sudah jam berapa,” dengan Bahasa Hokkien, Candera mengutarakan perasaannya saat membuat celengan-celengan cinta kasih tersebut.

Asan (kiri) merupakan salah satu relawan yang ikut serta dalam proses pembuatan celengan cinta kasih. Tangannya terluka dalam proses tersebut, namun ia tidak patah semangat melainkan semakin bersungguh hati.

“Celengan cinta kasih ini adalah wujud kerja nyata Master Cheng Yen dan 30 orang ibu rumah tangga, dengan adanya celengan cinta kasih di sini merupakan jalinan jodoh yang sangat baik. Semoga kelak bisa dibagi ke toko-toko, hari ini celengan dibagikan ke siswa-siswi agar bisa beramal dan membantu orang,” ungkap Asan dengan Bahasa Hokkien juga ketika ditanya harapan ke depannya mengenai celengan cinta kasih Tzu Chi Selat Panjang.

Melihat siswa-siswi menerima celengan cinta kasih dengan girang dan antusias, serta senyuman yang terpancar dari wajah para relawan, membuat Brian Margianto selaku PIC kegiatan merasa bahagia. “Tujuan terpenting dari kegiatan hari ini adalah untuk membimbing siswa-siswi dari segi karakternya, sehingga dari usia dini, mereka bisa melakukan aksi amal hingga dewasa nanti,” jelas Brian.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Satu Koin Satu Niat Baik di Setiap Harinya

Satu Koin Satu Niat Baik di Setiap Harinya

11 April 2014 Tujuan program SMAT itu sendiri adalah menebar benih cinta kasih Tzu Chi ke lebih banyak insan yang tergabung dalam grup, menggalang relawan informasi, menggalang hati dan menggalang dana melalui celengan bambu.
Cinta Kasih Terus Mengalir

Cinta Kasih Terus Mengalir

16 April 2015 “Kita  kompak mau sisihin seribu rupiah  setiap hari ke dalam celengan supaya bisa membantu orang-orang yang sakit.”
SMAT: Memberi Tanpa Perbedaan

SMAT: Memberi Tanpa Perbedaan

30 September 2013 Para santri dan santriwati pun dengan penuh semangat menerima celengan bambu ini. Bahkan ada diantara mereka yang menginginkan dua celengan. Melihat kondisi demikian, para insan Tzu Chi semakin bersemangat dalam membagikan celengan.
Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -