Celengan untuk Membantu Sesama
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi PranotoBusro dan istrinya, Chusmiyati menunjukkan celengan bambu mereka yang telah disumbangkan ke Tzu Chi. Keduanya berniat akan meneruskan semangat ini untuk membantu sesama. |
| ||
Perubahan gaya hidup dan pengaturan pola makan juga bisa mencegah perburukan penyakit. Untuk mengontrolnya, lakukanlah pemeriksaan gula darah mulai sekarang karena jika tidak maka akibatnya akan cukup fatal. Seperti yang dialami Busro (50), yang harus kehilangan kaki kanannya akibat luka yang tak kunjung sembuh akibat diabetes yang dideritanya. Awalnya Hanya Luka Kecil “Awalnya saya lagi nganterin rekening ledeng, tiba-tiba kaki saya melenting seperti kayak habis kena sundut rokok. Saya diamin aja,” kata Busro. Istrinya, Chusmiyati pun menganggap itu hanya lecet biasa. “Saya pikir karena terlalu banyak jalan, maklum bapak kan kerjanya nganterin surat tagihan Perusahaan Air Minum (PAM) ke warga, jadi saya bilang diamin aja, biar pecah sendiri.” Sejak usahanya berdagang jeroan (usus, hati, paru dan jantung) sapi bangkrut, Busro menerima tawaran dari seorang tetangganya untuk mengantar tagihan PAM. Untuk setiap surat yang diantar ke pelanggan, Busro menerima upah Rp 100. “Sebulan saya bisa dapat lima ratus ribu rupiah,” kata Busro. Jadi, untuk mendapatkan upah sebanyak itu, Busro harus mengirimkan 5.000 surat tagihan pelanggan PAM yang ada di wilayah tempat tinggalnya, Tambora, Jakarta Barat. Kulit yang melenting (melepuh) itu pun akhirnya pecah dengan sendirinya karena gesekan sandal saat Busro berjalan menunaikan tugasnya mengantar surat tagihan ke warga. Selain itu, Busro juga punya tugas tambahan, ia juga menerima titipan tetangga untuk membayar listrik, PBB, juga pembuatan KTP. “Ya, pokoknya kerja serabutanlah,” kata Busro. Karena banyak berjalan, alhasil lecet di kaki itu pun menjadi luka. Luka itu semakin lama semakin besar sampai akhirnya menjalar ke telapak kaki. Meski sudah berobat ke dokter, luka itu tak juga mengering, tetapi justru semakin bertambah besar. “Saya lalu berobat ke Puskesmas. Besoknya saya disuruh cek darah ke RS Tarakan, periksa, katanya saya kena kencing manis (diabetes). Ya udah saya tanya apa obatnya yang paling ampuh?” tanya saya. Dokter pun menyarankan agar Busro segera dirawat di rumah sakit. Busro pun panik, ia memutuskan untuk pulang saja ke rumah. “Dokter nyuruh dirawat, tapi dianya nggak mau. Takut juga kali nggak ada biaya,” terang Chusmiyati memahami jalan pikiran suaminya. Tetapi karena hanya diobati dengan obat-obatan biasa, luka itu menjadi semakin parah, bahkan telapak kaki Busro menjadi berlubang.
Ket : - Akibat penyakit diabetesnya, Busro (50) terpaksa harus kehilangan kaki kanannya. Sebelumnya luka itu didiamkan sampai akhirnya relawan Tzu Chi datang membantu pengobatannya. (kiri) Sejak itulah Busro kehilangan penghasilannya sebagai “kurir”. Untunglah 2 anaknya, Maman Hermansyah dan Dwi Agustianingsih sudah bekerja setamat dari pendidikan SMA. “Kalau untuk bayar air dan listrik dari Maman, kalau untuk biaya sekolah adiknya, dari Dwi,” terang Chusmiyati. Sementara untuk makan sehari-hari keluarga ini mengandalkan hasil dari jualan kecil-kecilan Chusmiyati di rumah. “Makan seadanya aja. Kalau ada kelebihan rezeki baru bisa makan enak,” ujar Chusmiyati sembari tersenyum. Jadi, jangankan untuk untuk membiayai pengobatan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja keluarga ini sudah kesulitan. “Kalau dirawat di rumah kan saya nggak ngerti, jadi ya lukanya makin lama makin parah. Waktu itu sih saya dah pasrah aja apapun yang terjadi,” terang Chusmiyati, sang suami pun mengangguk setuju. Satu-satunya Pilihan
Ket : - Chusmiyati tak sanggup menahan tangis ketika teringat kembali musibah yang menimpa suaminya setahun lalu. (kiri) Celengan Bambu | |||
Artikel Terkait
Menanamkan Nilai-Nilai Humanis
22 November 2019Lomba Budaya Humanis dilaksanakan relawan Tzu Chi komunitas Riau pada 2 November 2019. Sebanyak 42 peserta lomba dari 8 sekolah mengikuti: lomba menggambar humanis, mewarnai humanis, bercerita humanis, dan lomba cepat tepat Kata Perenungan Master Cheng Yen.
Sukacita Dalam Bersumbangsih
20 Oktober 2015Tzu Chi kembali mengadakan baksos kesehatan umum bagi para seniman bangunan proyek pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi pada tanggal 17 Oktober 2015 di Basement Tzu Chi, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Sebanyak 83 pasien telah memeriksakan kesehatan mereka. Para relawan dan tim medis Tzu Chi pun sangat bersyukur dan merasakan kebahagiaan bisa menggarap ladang berkah ini.