Cerminan Batin yang Bahagia

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)
 
 

fotoOma Anisa memeluk Airu Shijie karena perasaan rindu dengan para relawan Tzu Chi.

“Mata kanan saya kedutan terus sejak semalam, ternyata pagi ini saya bertemu lagi dengan  orang Tzu Chi,” ucap Oma Kwee siang (70) sambil tertawa sumringah menyalami saya yang menyapanya di pintu masuk panti wreda di Jl. Hadiah, Jelambar, Jakarta Barat. Oma berambut putih ini sudah lebih dari tiga tahun menghuni di tempat ini. Panti wreda khusus wanita ini dihuni oleh lebih dari 100 wanita lansia dari berbagai golongan.

 

 

Bersyukur Atas Jalinan Jodoh Ini
Lembayung nan biru dan sang mentari bersinar sangat bersahabat di hari yang cerah, Sabtu 28 April 2012.  Sebanyak 21 orang relawan komite, biru putih, abu putih, dan kembang datang ke panti wreda ini. Berberapa relawan mulai menyiapkan peralatan untuk memotong rambut para oma yang sudah hampir empat bulan ini belum dipangkas.  “Ayo Oma,  duduk di sini ya…,” kata Su Chien Shijie mengarahkan oma yang datang  untuk duduk di bangku yang sudah disiapkan dan  mulai memangkas rambutnya.
 
Tampak sebuah keluarga siap berbagi kasih, Suryawati Shijie yang hadir beserta suami, anak dan adik iparnya berbagi cinta kasih dengan para oma yang sudah sekian tahun tidak pernah lagi merasakan kehangatan sebuah keluarga. “Syukur ya ada yang mau potong kuku saya lagi,”  kata Oma Hera (71) dengan mata mulai lembab meneteskan air mata saat Suryawati Shijie  mulai memotong kuku kakinya di kursi roda. Ricky Shixiong yang sudah beberapa kali ikut berpartisipasi ke panti ini memberikan perhatian dengan menuntun oma yang akan dipotong kukunya. Langkah yang harus dijadikan panutan bahwa ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam hidup ini, yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.

foto    foto

Keterangan :

  • Agenda rutin dalam kunjungan panti wreda yaitu memotong rambut para Oma. Kunjungan kali ini dilakukan pada 28/4/2012 lalu (kiri).
  • Para oma bernyanyi lagu-lagu rohani dalam acara perayaan Paskah (kanan).

“Terima kasih Tuhan, doa saya terkabul bisa bertemu kalian lagi,” Kata Oma Anisa (69)  sambil meneteskan air mata saat kami masuk ke ruangan  belakang  sebelah kanan. Oma Anisa  langsung memeluk erat  ketua kami, Airu Shijie yang menghampirinya. “Aduh…., Oma kangen sekali sudah lama tidak datang ke sini,” katanya sambil meneteskan air  mata bahagia. Oma Anisa juga mengungkapkan curahan hatinya, “Obatnya yang dari dokter kalian  lebih manjur, selama ini saya dikasih obat oleh dokter lain tidak ada kemajuan,” ujarnya. “Tolong ya datang lagi,” pintanya setengah memelas membuat kami yang berada di dekatnya terharu.

Banyak  oma  yang tinggal di panti ini sudah jarang sekali dikunjungi oleh keluarganya dengan berbagai alasan: keluarga sibuk bekerja,  ada yang tinggal di luar kota,  keterbasan biaya, dan lain sebagainya. Kehadiran para relawan Tzu Chi di tempat ini seperti mewakili keluarganya. Rasa kehangatan dan kebahagiaan kembali terpancar dari raut wajah sebagian besar oma yang dikunjungi. Kunjungan kasih ini sungguh memberikan rasa simpati yang mendalam di hati mereka. “Cinta kasih yang sudah lama bersemi di hati mereka ini akan tumbuh berkembang,”  Kata Leo, ketua panita pelaksanaan perayaan Paskah ini.

foto   foto

Keterangan :

  • Para penghuni panti jompo merasa bersyukur karena masih ada yang memperhatikan dan mau menjenguk mereka (kiri).
  • Relawan Tzu Chi yang berada di luar gedung, turut berpartisipasi dengan bertepuk tangan memberikan dukungan dan semangat kepada para oma (kanan).

Tampak di ruang serba guna di tengah gedung panti wreda dipadati oleh  51 orang oma yang memakai pakaian seragam kembang duduk rapi berbaris.  Tepat pukul 11.15 WIB, acara Paskah di panti wreda ini dibuka dengan doa bersama memanjatkan doa puji syukur. Acara dilanjutkan dengan bernyanyi. Oma bergantian memegang mikrophon bernyanyi lagu rohani  gereja dengan petikan gitar dan alunan melodi musik yang ceria. “Hari ini  harinya Tuhan, mari kita bersukacita,” demikian salah seorang oma bernyanyi dengan suara merdu melantunkan lagu pujian.

Relawan Tzu Chi yang berada di luar gedung, turut berpartisipasi dengan bertepuk tangan memberikan dukungan dan semangat kepada para oma. Sungguh bahagia hati kami melihat oma-oma tertawa, bercengkrama dengan teman-temannya di usia senjanya itu. Kami sangat takjub  oleh suara emas seorang oma yang bernyanyi dengan sangat baik. Lantunan musik bagaikan air yang mengalir membasahi jiwa mereka dan memberikan kesegaran rohani. Betapa kegembiraan sungguh tercermin dari  ekspresi wajah para oma  yang merupakan cerminan dari kondisi batinnya yang bahagia. Saat acara selesai pada pukul 12.10 WIB, kami pamit juga kepada mereka diiringi dengan rasa syukur yang tinggi karena dapat berbagi kasih dengan mereka, sebab cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, sebaliknya akan semakin tumbuh  berkembang karena diteruskan kepada orang lain.  Marilah kita terus menyirami tunas cinta kasih ini  dengan melakukan kunjungan rutin ke panti wreda ini dan senantiasa menyemaikan benih-benih cinta kasih lainnya di ladang berkah lainnya melalui jalan Bodhisatwa Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Menjangkau Yang Tidak Terjangkau

Menjangkau Yang Tidak Terjangkau

25 Oktober 2018
Master Cheng Yen sering menyampaikan, “Saat yang menderita tidak bisa keluar, kita yang memiliki berkah harus masuk”. Prinsip inilah yang relawan Tzu Chi Batam coba untuk praktikan selama baksos pengobatan skala besar yang digelar minggu lalu, 12-14 Oktober 2018. 
Menebar Cinta Kasih dalam Kegiatan Donor Darah

Menebar Cinta Kasih dalam Kegiatan Donor Darah

09 September 2016
Relawan Tzu Chi He Qi Pusat, Komunitas Sunter kembali menggelar kegiatan donor darah pada Minggu, 4 September 2016. Donor darah yang digelar di RS. Royal progress Sunter Jakarta Utara ini merupakan kali kedua pada tahun ini.
Satu Lagi Kisah Penerima Bantuan Implant Koklea dari Tzu Chi, Marcello Namanya

Satu Lagi Kisah Penerima Bantuan Implant Koklea dari Tzu Chi, Marcello Namanya

31 Maret 2022

Saking semangatnya agar Marcello bisa dengar dan berbicara dengan jelas, sang ibu, Istiharoh membawanya mengikuti terapi di empat tempat dalam sepekan.

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -