Cinta Besar Bermula dari Cinta Kecil

Jurnalis : William (Tzu Chi Batam), Fotografer : Jimmy, Reno Wismanto (Tzu Chi Batam)

Sutra Bakti Seorang Anak

Pada Minggu, 24 Mei 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Batam mengadakan drama musikal yang diadaptasi dari Sutra Bakti Seorang Anak bertemakan  "Jalankan Ikrar, Berbuat Kebajikan,  Berbakti pada Orang Tua" bertempat di Sumatera Convention Center.

Setiap zaman memiliki tantangannya tersendiri. Misalnya saja pada masa lalu kita masyarakat harus bergulat dengan kekurangan material, pada masa kini, manusia dihadapkan pada persoalan kemerosotan moral. Interaksi manusia satu dengan yang lainnya semakin menjauh meski perkembangan teknologi semakin pesat. Bahkan, ketegangan sering terjadi antara orang tua dengan anaknya. Sikap anak-anak jua semakin tidak peduli terhadap orang tua mereka sendiri.

Oleh karena itu, pada Minggu, 24 Mei 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Batam mengadakan drama musikal yang diadaptasi dari Sutra Bakti Seorang Anak bertemakan “Jalankan Ikrar, Berbuat Kebajikan, Berbakti pada Orang Tua”. Pementasan drama musikal yang melibatkan 226 penyelam Sutra ini berlangsung di Sumatera Convention Center. Pementasan ini berlangsung dalam dua sesi dan disaksikan oleh 1.560  hadirin yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat.

Sutra Bakti Seorang Anak

Pementasan drama musikal yang melibatkan 226 penyelam dan disaksikan oleh 1.560  hadirin yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat.

Sebelum pementasan, para relawan mengajak para hadirin bersama-sama mendoakan untuk kedamaian dunia dan juga bagi korban gempa bumi di Nepal. Selain itu, para hadirin juga disuguhkan video singkat tentang Mahabiksu Jian Zhen. Video ini menyampaikan kepada para hadirin bahwa di dunia ini jarang sekali ada hal yang bisa berhasil hanya dengan satu kali upaya. Hal ini juga mencerminkan jalan Bodhisatwa dunia di Tzu Chi yang bermula dari celengan bambu hingga sekarang bibit Tzu Chi tersebar di berbagai belahan bumi.

Secara singkat, Sutra Bakti Seorang Anak ini menguraikan tentang betapa besarnya jasa kedua orang tua kepada anak-anaknya. Sutra ini antara lain menjelaskan budi orang tua sejak masa kehamilan hingga anak beranjak dewasa yang terangkum dalam sepuluh budi luhur yang diberikan orang tua kepada anaknya. Selain itu, Sutra ini juga mengulas kesalahan-kesalahan yang dilakukan seorang anak. Acap kali, dalam perkembangannya menuju dewasa, seorang anak melakukan berbagai kesalahan,  namun cinta kasih orang tua tidak pernah berkurang. Pada penutupan Sutra ini, kita diingatkan kembali untuk berbakti kepada orang tua selagi diberi kesempatan.

Sutra Bakti Seorang Anak

Shely (kiri) tersentuh dengan penampilan para penyelam Sutra dalam pementasan Sutra Bakti Seorang Anak.

Pementasan ini memberikan kesan mendalam dalam hati para hadirin. Salah satunya adalah Shely (24) yang baru pertama kali mengikuti pementasan ini. "Sebenarnya saya pertama kali datang ke sini atas undangan dari seorang teman saya karena ia mengatakan drama ini mengisahkan bagaimana membalas budi orang tua atas segala jasa mereka," ujarnya. "Saat mendengar ini merupakan drama untuk orang tua maka saya langsung datang.”

Selain Shely, Susanto (36) juga mengapresiasi pementasan ini. Menurutnya, pementasan ini sifatnya mendidik. "Dramanya cukup bagus, paling tidak bisa memberikan inspirasi kepada yang menonton, terutama anak-anak muda," ujarnya.

Master Cheng Yen pernah berpesan, "Hadir di acara musikal penyelaman Sutra bukan hanya sekedar menonton. Kita bisa melihat, membaca, mendengar, dan mengerti makna di balik penyelaman Sutra." Pementasan selama dua jam ini memang telah berakhir, namun insan Tzu Chi Batam berharap sifat berbakti terpatri di dalam lubuk hati para penonton.


Artikel Terkait

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -