Cinta Kasih Ayah untuk Kesembuhan Anak

Jurnalis : Ruth Putryani Saragih (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : Handi Senjaya (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)

Baksos Sampit

Sarifudin (tengah) bersama ayahnya, Arbain (kiri) saat mengikuti proses screening dalam Bakti Sosial Kesehatan Mata yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas pada 25-27 Februari 2016 di Lapangan Kodim 1015/ Sampit, Kalimantan Tengah.

Sejak dinyatakan lolos tahap screening oleh dokter, Sarifudin, bersama ayahnya dengan penuh harapan mendatangi Lapangan Kodim 1015/ Sampit, Kalimantan Tengah, lokasi diadakannya Bakti Sosial Kesehatan Mata yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas pada 25-27 Februari 2016. Tahapan demi tahapan ia lalui begitu sabar untuk bisa menjalani proses operasi katarak agar dapat melihat lagi dengan terang.

 Menjelang hari operasi, tak banyak persiapan yang dilakukan oleh Sarifudin. Hanya berdoa dan beristirahat Yang cukup. Namun, ia tak memungkiri rasa gelisah yang menghantui dirinya menjelang hari operasi. Perasaan tak menentu ini muncul lantaran Sarifudin belum pernah menjalani prosedur operasi.

“Perasaan saya campur aduk tak menentu. Tapi tidak apa-apa menahan sakit sedikit yang penting bisa melihat,” ucap Sarifudin saat menunggu giliran operasi katarak.

Sudah dua tahun lamanya penyakit katarak bersarang di mata kiri Sarifudin. Sejak memiliki penyakit katarak, ia tak dapat beraktivitas seperti orang pada umumnya. Jangankan untuk melihat jauh, untuk melihat di siang hari saja, Sarifudin tak bisa. Semua nampak gelap baginya.

Sebelum ia menderita katarak, ia membantu ayahnya menopang perekonomian keluarga. Sarifudin bekerja serabutan mulai dari memungut buah sawit hingga menjadi sopir bus antarkota. Namun, sejak menderita katarak, hidup Sarifudin bergantung kepada ayahnya, Arbain yang sudah berusia senja.

Baksos Sampit

Sarifudin usai menjalani operasi katarak pada mata kirinya. Dia bersyukur dapat beraktivitas seperti sediakala setelah katarak yang dideritanya selama dua tahun terakhir berhasil disembuhkan.

Sarifudin menyadari dirinya tidak bisa selamanya bergantung pada ayahnya. Maka, ketika mendapatkan informasi mengenai adanya Bakti Sosial Kesehatan Mata oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas, Sarifudin segera mendaftarkan dirinya.

Sarifudin kembali mendatangi lokasi bakso pada Jumat, 26 Februari 2016, untuk mengganti perban yang membalut matanya dan menjalani pemeriksaan oleh tim medis pascaoperasi. Sarifudin tertegun. Ia kini dapat melihat dengan jelas. Mata kirinya tak lagi terganggu dengan meski di bawah matahari yang bersinar terang.

Berkat Dukungan dan Doa Ayah

Mulai dari proses screening hingga pemeriksaan pascaoperasi, sosok Arbain selalu ada di sebelah Sarifudin. Arbain adalah ayah Sarifudin yang umurnya kini sudah menginjak 97 tahun. Meski sudah uzur, Arbain terus mendampingi anak bungsunya itu agar memperoleh kesembuhan dalam semua tahapan operasi.

Arbain mengaku selama ini dirinya merasa prihatin dan sedih akan kondisi Sarifudin yang tak mampu melihat . Terlebih, di usianya yang sudah sangat senja, Arbain masih harus bekerja sebagai  tulang punggung keluarga.

Baksos Sampit

Arbain (kanan) setia mendampingi Sarifudin dalam setiap tahapan operasi. Dia berharap anakanya, Sarifudin dapat mendapatkan kehidupan yang lebih layak setelah sembuh dari katarak.

Setelah operasi berhasil dilakukan, tidak hanya Sarifudin yang merasa bahagia. Perasaan yang sama juga nampak dalam wajah Arbain. Arbain berharap Sarifudin dapat beraktivitas dan dapat bekerja seperti sediakala. “Sangat bersyukur Sarifudin bisa lolos dan berhasil dioperasi. Saya berharap Sarifudin bisa bekerja dengan layak. Ya untuk dirinya sendiri, bukan untuk saya,” ungkap Arbain.

Begitu besar kasih Arbain kepada Sarifudin yang terwujud dalam kesetiannya mendampinginya dalam setiap tahapan menuju kesembuhan. Hal tersebut kini berbuah manis setelah Sarifudin dapat melihat seperti sediakala. Seperti Kata Perenungan dari Master Cheng Yen yang mengatakan bahwa makna kebahagiaan bukan terletak pada keberadaan harta benda, melainkan pada keberadaan cinta kasih dalam hati.


Artikel Terkait

Mengasihi Terhadap Sesama

Mengasihi Terhadap Sesama

17 Juni 2014 Bagi masyarakat yang kurang mampu tentu hal ini sangat membebani untuk membiayai operasi katarak, jangankan untuk operasi, untuk biaya sehari-hari pun sulit didapatkan. 
Welas Kasih untuk Semua

Welas Kasih untuk Semua

15 Maret 2016 Ratusan pasien penderita katarak dari berbagai latar belakang dan usia mengikuti jalannya operasi tahap demi tahap pada bakti sosial operasi katarak yang digelar di Sampit, Kalimantan Tengah pada 25 hingga 27 Februari 2016 lalu.
Melihat Kembali dengan Cinta Kasih

Melihat Kembali dengan Cinta Kasih

24 Februari 2015 Pada tanggal 8 Februari 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung bersama Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) mengadakan Bakti Sosial Operasi Katarak kepada masyarakat yang membutuhkan. Baksos ini dilaksanakan di Priangan Medical Center (PMC), Jl. Nana Rohana No. 37, Bandung.
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -