Tan Su Fei (kanan) memandu jalannya acara Gathering Relawan Pemerhati Tzu Chi Hospital dengan Dokter Santoso Kurniawan (Kepala Medis Tzu Chi Hospital) dan Laksmi (Ketua Relawan Pemerhati Tzu Chi Hospital) sebagai pembicara.
Gathering, satu kata yang menyimpan beberapa makna dan tujuan, yakni: kebersamaan, keakraban, kehangatan, dan kesatuan hati. Itu pula yang terjadi pada Gathering Relawan Pemerhati Tzu Chi Hospital pada Sabtu, 29 Juni 2024 di Xi She Ting, Aula Jing Si, PIK. Gathering yang dihadiri 190 peserta ini bertujuan untuk mengakrabkan diri antar-relawan, menyemangati serta menjadi pendorong untuk lebih giat bersumbangsih, dan meningkatkan kinerja dalam pelayanan ketika melayani calon pasien serta keluarganya yang membutuhkan informasi di luar medis atau para pasien yang membutuhkan penghiburan di kala sakit.
Relawan Pemerhati Tzu Chi Hospital (TCH) hadir menjawab kebutuhan calon pasien, pasien dan keluarganya dalam pelayanan cinta kasih di luar medis yang seringkali dibutuhkan. Para relawan pemerhati berusaha membekali diri dengan ajaran Master Cheng Yen: “Bersatu hati dengan niat yang murni, bersikap ramah dengan hati yang tulus, saling mengasihi dengan jalinan kasih sejati, saling membantu tanpa pamrih”.
Gathering yang dihadiri 190 relawan ini dilakukan pada Sabtu, 29 Juni 2024 di Xi She Ting, Aula Jing Si, PIK.
Melayani dengan cinta kasih yang tulus dilakukan oleh para relawan pemerhati berhulu dari beberapa momen yang mengetuk hati mereka. Di antaranya Elvina, relawan penyintas kanker, yang merasakan betapa seorang pasien sangat membutuhkan dukungan moril dan penghiburan. Ada lagi, Yacob dan putranya, demi menyumbangkan cinta kasih, tak menghitung kesulitannya dalam transportasi dari rumahnya yang jauh. Sementara itu, Tan Jun Kiauw relawan yang berusia 80 tahun, bergegas mengemban tugas. “Waktu tidaklah menunggu saya,” demikian ucapnya.
Selain kisah-kisah di atas, ada banyak lagi kisah inspiratif relawan lainnya. Nah untuk menyeragamkan dan menyatukan hati mereka, serta melengkapi dan menambah pengetahuan para relawan, gathering ini juga diisi dengan drama tentang tatakrama dalam melayani, juga do & don’t bagi relawan pemerhati. Dokter Santoso Kurniawan juga memberikan pengertian bahwa TCH hanya mengobati dengan obat medis yang mutlak terdaftar di BPOM, dan tidak mengobati dengan obat-obat herbal.
Gathering ini juga diisi dengan drama tentang tatakrama dalam melayani, juga do & don’t bagi relawan pemerhati.
“Saya menyusun skenario dari beberapa poin yang telah diberikan, di antaranya tatakrama relawan dalam menyambut pasien dan keluarganya. Aturan yang tepat tentang alur keluhan, permintaan dan lain lain, serta kemana seharusnya dilaporkan untuk ditindaklanjuti. Detail dan tidak mudah menyusun skenario, tapi saya menikmatinya sebagai pengabdian yang membahagiakan,” ungkap sutradara drama, Nelly Kosasih dengan senyum dari hati. “Drama ini juga didukung oleh para pemeran yang bersungguh hati berlatih selama dua minggu. Semuanya sepenuh hati, gan en,” lanjutnya.
Selain drama, adapula isyarat tangan Xing Fu De Lian (Wajah yang Berbahagia) yang ditampilkan.
Selain drama, adapula isyarat tangan Xing Fu De Lian (Wajah yang Berbahagia) yang ditampilkan. “Kebetulan 2 minggu sebelumnya kami punya kesempatan untuk berkumpul dalam acara di luar kota. Nah waktu yang berharga tersebut kami isi dengan latihan drama dan isyarat tangan ini,” papar para pemeran drama dan isyarat tangan.
Ice break dengan team buiding game yang seru dan menarik.
Dari rangkaian acara gathering yang sukses dan padat makna tersebut, Moni, PIC kegiatan berharap nantinya seluruh relawan bisa bersatu hati memberikan pelayanan yang penuh cinta kasih Tzu Chi, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai bagian yang mendukung, menciptakan kesatuan hati yang indah dalam pengabdian.
Editor: Metta Wulandari