Cinta Kasih dan Rasa Syukur dalam Tindakan Nyata
Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Erik Wardi, Lidyawati (Tzu Chi Tebing Tinggi)Relawan menyambut kepulangan Gan En Hu (Penerima Bantuan) dengan sukacita.
Bersyukur tidak cukup dengan mengucapkannya saja, tapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti bersumbangsih. Terlebih, mampu bersumbangsih kepada setiap makhluk yang membutuhkan adalah sebuah berkah. Dengan berpegang pada prinsip tersebut, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi, setiap bulannya melakukan kunjungan kasih ke rumah– rumah Gan En Hu (penerima bantuan) Tzu Chi. Tak jarang, relawan harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Relawan menghantarkan cinta kasih dan ketulusan saat berinteraksi dengan para penerima bantuan.
Sebagai wujud rasa syukur dan juga sebagai momentum untuk saling bersilaturahmi, Minggu 6 Januari 2019, Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun Gan En Hu. Sebanyak 31 orang penerima bantuan merasakan sukacita kala para relawan menyambut mereka bagaikan menyambut kepulangan keluarga sendiri. Kehangatan juga terasa saat para penerima bantuan yang sebelumnya belum saling mengenal, tetapi di kegiatan ini mereka bisa saling bertemu dan saling menyemangati.
Dalam kegiatan ini, relawan juga memperkenalkan visi misi Tzu Chi kepada para penerima bantuan. “Kita mensosialisasikan pada Gan En Hu tentang Tzu Chi. Jadi di sini kita bukan hanya mengobati fisik saja, akan tetapi juga mengobati bathin mereka. Ada juga yang setelah diobati mereka berniat untuk membantu di daur ulang. Di sini mereka melakukan daur ulang bathin karena mereka bisa kembali menolong orang yang membutuhkan,” demikian yang disampaikan Rita shijie sebagai penanggung jawab kegiatan ini.
Dalam kegiatan ini, relawan memperkenalkan Visi dan Misi Tzu Chi kepada para penerima bantuan.
Para relawan dan gan en hu menonton tayangan ceramah Master Cheng Yen.
Relawan selalu mendorong dan menyemangati para penerima bantuan untuk bisa menciptakan berkah kembali karena setiap orang punya potensi yang tidak terhingga. Berdana juga bukan hanya berupa materi saja, tetapi bisa melalui kata–kata yang baik, juga berdana dalam bentuk tenaga dan pikiran. Dengan ini para penerima bantuan juga menyadari bahwa mereka punya kemampuan untuk bersumbangsih kembali.
Siti Nurhayati, sudah setahun lebih menjadi penerima bantuan Tzu Chi. Siti yang menderita penyakit Ca Mammae (kanker payudara) stadium 3 merasa sangat senang dan terharu dengan pendampingan relawan selama ini. Dari awal relawan datang survey ke rumahnya, lalu setiap bulan relawan mengunjunginya, tidak sekalipun dia melihat relawan yang merasa jijik terhadap penyakit dia yang kadang–kadang mengeluarkan bau yang tidak sedap. Yang dia lihat di wajah relawan adalah ketulusan. Setelah sembuh, Siti berniat untuk bisa bersumbangsih, dengan melakukan daur ulang.
“Bantuan dari Tzu Chi sangat meringankan beban saya untuk mengobati penyakit saya Ca Mammae stadium 3. Saya ingin berdana kembali dengan mengumpulkan barang–barang daur ulang di rumah saya," ujarnya.
Penampilan isyarat tangan “shua hao hua, fak hao yen” dan “wo de ming ze jiao yong kan” dari Bodhisatwa cilik Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Tebing Tinggi.
Sharing dari Siti Nurhayati yang merasa gembira dan terharu dengan pendampingan yang tulus dari relawan selama ini sampai penyakitnya berangsur membaik dan sekarang sudah bisa kembali beraktifitas. Ia juga berikrar untuk melakukan daur ulang.
Para penerima bantuan juga diperlihatkan ceramah Master Cheng Yen. Dalam ceramahnya, Master berharap agar kita senantiasa bersyukur atas kesehatan dan ketenteraman dalam hidup. Master juga berharap semua orang dapat bersumbangsih dengan penuh sukacita dan sukarela. Hidup di dunia ini, makanan, pakaian, dan segala kebutuhan tidak terlepas dari sumber daya alam. Karena itu manusia harus tahu untuk membalas jasa bumi melalui daur ulang.
Tidak ketinggalan para Bodhisatwa cilik juga menghibur para penerima bantuan dengan menampilkan dua isyarat tangan yaitu “shua hao hua, fak hao yen” (berucap yang baik, berikrar yang baik) dan “wo de ming ze jiao yong kan” (namaku adalah si pemberani). Para penerima bantuan juga diajak untuk memperagakan lagu Satu Keluarga.
Kegiatan diakhiri dengan doa bersama supaya dunia terbebas dari bencana dan masyarakat hidup dalam kondisi aman dan tenteram.
Pemberian paket bingkisan dan angpao dari relawan kepada para penerima bantuan dengan menerapkan prinsip Gan En Zhun Jong Ai (Berterima kasih, menghormati, dan cinta kasih).
Acara ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan makan bersama para penerima bantuan dan relawan. Setelah selesai, relawan membagikan paket bingkisan berupa gula, roti, sirup, kue, kopi, minyak goreng, dan beras. Relawan juga membagikan angpau dengan rasa penuh hormat kepada para penerima bantuan sebagai wujud syukur dan doa. Dari kegiatan ini diharapkan agar bathin setiap penerima bantuan dipenuhi dengan rasa syukur.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
PAT 2018: Rumah Bersama Bagi Kemanusiaan
20 Januari 2019Bersatu Hati Mengucap Syukur
29 Januari 2019Satu tahun telah terlewati dengan baik. Tiba saatnya seluruh relawan Tzu Chi Biak berkumpul bersama memanjatkan doa atas tahun yang penuh berkah dan kebaikan. Cuaca yang cerah pun membuat relawan Biak dapat melangkahkan kaki dengan ringan dan lancar ke Aula Vihara Buddha Dharma Biak, Sabtu 26 Januari 2019 dalam rangka Pemberkahan Akhir Tahun 2018.
PAT 2018: Wu Liang Yi Jing, Peta Jalan Relawan Tzu Chi
20 Januari 2019Isyarat Tangan Wu Liang Yi Jing (Sutra Makna Tanpa Batas) yang menjadi tema utama Pemberkahan Akhir Tahun 2018 sesi relawan pekan lalu, kembali ditampilkan di Pemberkahan Akhir Tahun sesi umum hari ini, Minggu, 20 Januari 2019.