Cinta kasih membuat dunia menjadi lebih cemerlang
Jurnalis : Januar (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir, Albert Khosasih , Lukman, Zusin Prajitno,
|
| ||
Pada hari Minggu, 13 Januari 2013, suhu udara pagi hari terasa sejuk dengan awan tipis tergantung di langit biru. Matahari juga masih malu untuk menunjukkan dirinya dari balik awan yang berbaris rapi. Sejak pagi jam 07.00 WIB, relawan sudah mulai berdatangan untuk mempersiapkan kegiatan pada hari ini. Para relawan muda Tzu Chi (Tzu Ching) berbaris rapi di kedua sisi pintu masuk lapangan olah raga Sekolah Chandra Kusuma. Sambil menyanyikan lagu selamat datang, para Tzu Ching ini dengan penuh kehangatan menyambut kepulangan gan en hu dari berbagai suku, ras dan agama yang terlihat mulai berdatangan sejak jam 08.30 WIB. Ini membuat suasana terasa sungguh akrab sekali.
Keterangan :
Acara kumpul keluarga tentu tidak akan lengkap bila tidak ada acara makan bersama. Sebanyak 1.033 orang gan en hu yang hadir kemudian disuguhkan dengan santapan sederhana namun lezat. Para anggota Komite Tzu Chi dan relawan biru putih berbaris rapi untuk menghantarkan hidangan ke meja jamuan dengan sikap penuh hormat. “Sempat kaget!” begitu ucapan Hanna Labora (28 tahun), guru pendidikan kewarganegaraan pada Sekolah Dharma Bakti Lubuk Pakam yang kali ini datang bersama rombongan berjumlah 94 orang yang terdiri dari 10 orang guru dan 84 orang murid. Ketika ditanya tentang bagaimana kesannya. “Tzu Chi memberikan kesan welas asih, lembut, ramah dan penuh cinta kasih,” tambahnya. Sebagai seorang guru, Hanna Labora merasakan kalau Tzu Chi mengajarkan lebih dari yang diajarkan di sekolah, seperti menjunjung tinggi nilai berbakti pada orang tua dan memiliki kasih sayang pada semua mahkluk di sekitar kita.
Keterangan :
Acara hari ini juga dilengkapi dengan kegiatan penyuluhan pelestarian lingkungan dan bahasa isyarat tangan yang diperagakan oleh para relawan, Tzu Ching dan anak asuh Tzu Chi dari Sekolah Dharma Bakti Lubuk Pakam. Tidak lupa beberapa orang gan en hu juga naik ke atas pentas untuk berbagi cerita tentang bagaimana diri mereka berubah dari manusia awam menjadi Bodhisatwa dunia, dari orang yang hanya tahu menerima bantuan orang, menjadi orang yang juga bisa membantu orang lain dengan berkegiatan pelestarian lingkungan. Salah seorang warga korban kebakaran Jalan AR Hakim gang Bakung yang terjadi 6 Februari tahun lalu dan menerima bantuan Tzu Chi untuk rekonstruksi rumahnya, Koko Tantio (47 tahun) menyatakan setelah bergabung ke Tzu Chi dengan menjadi relawan pelestarian lingkungan di Depo Pelestarian Lingkungan Mandala, maka dirinya mulai belajar untuk menerapkan ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kejujuran dalam dalam kehidupan sehari-hari, “Saya juga mengajarkan kepada anak-anak saya agar tetap berpegang teguh pada prinsip kejujuran supaya dapat dipercaya oleh orang lain,” imbuhnya. Pada penghujung acara, setiap KK dari gan en hu dibagikan angpau sebagai lambang pemberkatan pada diri mereka agar dapat lebih baik lagi di Tahun Baru ini, tidak lupa juga diberikan parsel berisi barang kebutuhan Tahun Baru Imlek. Para relawan menghantarkan para gan en hu sampai ke atas bus penghantar, terlihat sebagian besar gan en hu tertawa dengan mata membasah karena haru, di saat ini semua orang sama-sama merasakan apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen: “Di dunia ini tiada seorang pun yang tidak kucintai”. Memang benar, cinta kasih dapat membuat dunia menjadi lebih cemerlang. | |||
Artikel Terkait
Merangkul dan Membangun Semangat Bersama
19 September 2024Kesungguhan Para Relawan Bersumbangsih dalam Pembuatan Bakcang Vegetarian
06 Juni 2022Tzu Chi Batam menyambut Perayaan Duan Wu atau Festival Perahu Naga dengan membuka pesanan untuk masyarakat Batam yang ingin memesan Bakcang Vegetarian Tzu Chi.