Cinta Kasih Menghapus Derita

Jurnalis : Nuraina Ponidjan , Fotografer : Amir Tan, Nursalim

“Memberi perhatian pada orang lain sama dengan memberi perhatian pada diri sendiri. Membantu orang lain juga berarti membantu diri sendiri.” Kata Perenungan Master Cheng Yen.


Acek Apheng (kanan) berdiri di depan rumahnya, di bawah sisa pohon yang masih berdiri. Pada 8 September 2018, sebagian pohon tersebut tumbang menimpa rumah dan menghanncurkannya dalam sekejap.

Kejadian kurang menyenangkan menimpa keluarga Acek (paman –red) Apheng ketika sepupu dari istrinya dari Kota Medan datang ke rumahnya di Karang Sari, Kabupaten Simalungun, 8 September 2018. Di sore yang cerah itu, sekitar pukul 15.00 WIB, tak ada angin kencang, tak ada hujan lebat, pohon di samping rumah acek rubuh menimpa rumahnya.

Saat itu, tujuh orang cucu Acek Apheng sedang belajar bersama di ruang tamu. Sementara itu saudara sepupunya yang baru saja datang, beserta anak, dan mertuanya sedang berbincang di teras rumah. Dalam suasana di mana mereka sedang bercengkerama melepas rindu, kejadian itu olah membalikkan keadaan.

“Saya seperti orang bingung, walaupun tangan saya berdarah, saya berusaha menyelamatkan cucu-cucu saya. Mereka juga ada yang kepalanya berdarah karena ketimpa batang pohon, dan ada yang masih di kolong meja tidak bisa keluar, saya hanya bisa menjerit minta tolong,” cerita Megawati, istri Acek Apheng sambil meneteskan air mata. Bukan hanya cucu, ibu mertua Acek Apheng, Giok Hun yang berusia 81 tahun pun tidak jauh berbeda kondisinya. Namun begitu ia masih mencoba menyelamatkan sepupu. “Tapi sepupu saya meninggal, ia tidak bisa tertolong karena tertimpa batang besar,” lanjut Megawati.


Relawan Tzu Chi Pematang Siantar mengunjungi Acek Apheng untuk membantu membersihkan dan memindahkan balok-balok besar batang pohon yang tumbang.

Ketika semua sudah dilarikan ke rumah sakit, pemeriksaan dokter membuat mereka sedikit berduka. Telinga ibu mertua Acek Apheng ternyata teriris dahan pohon hingga koyak, tangannya pun terluka cukup parah karena ada batang pohon yang menancap. Karena kejadian itu, hingga saat ini ia masih dirawat.

Keluarga yang Dermawan

Acek Apheng dulu sering ikut membantu di pelestarian lingkungan Tzu Chi walaupun belum menjadi relawan. Ia juga sering ikut mobil daur ulang Tzu Chi untuk menjemput barang-barang dari rumah para donatur barang daur ulang di Pematang Siantar. Namun akhir-akhir ini ia sudah jarang ke Tzu Chi karena kesibukan lain.


Pohon tumbang tersebut merenggut korban jiwa, sepupu Acek Apheng yang saat itu datang berkunjung, meninggal akibat tertimpa reruntuhan pohon. Sementara ibu mertuanya hingga kini masih dirawat di rumah sakit.

Dulu acek Apheng adalah seorang pedagang ikan segar, namun kini tidak lagi. Sekarang ia hanya menjaga wihara peninggalan orang tuanya di dekat rumah, dan setahun sekali membuat kue bakul untuk dijual saat menjelang imlek.

Acek Apheng terkenal berjiwa sosial karena setiap tahun, di bulan tiga, hari ketiga penanggalan lunar, ia dan keluarganya harus bervegetaris. Selama itu pula ia memasak minyak yang dicampur dengan 100 rempah-rempah untuk dibagikan ke tamu-tamu yang datang bersembahyang ke wihara. Minyak tersebut sangat terkenal dan digadang-gadang mempunyai khasiat yang ampuh khususnya untuk mengobati luka, bengkak, sakit tulang, dan lainnya.

Bantuan Tanggap Darurat

Mendapat kabar yang menimpa Acek Apheng, keesokkan harinya relawan Tzu Chi Pematang Siantar mengunjungi Acek Apheng. Mereka membantu membersihkan dan memindahkan balok besar batang pohon yang tumbang menimpa rumah acek. Tak hanya itu, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Medan, Mujianto – setelah mendengar ada bencana yang menimpa satu keluarga – pun mengajak beberapa relawan Medan untuk berkunjung pada 11 September 2018.


Relawan Tzu Chi Medan turut ingin mengetahui kondisi Acek Apheng dan keluarganya. Mereka berkunjung ke rumah acek untuk berbagi perhatian.

Dalam kunjungan relawan Tzu Chi Medan, relawan juga memberikan dana santunan, nantinya Tzu Chi akan membantu Acek Apheng membangun kembali rumahnya yang hancur tertimpa pohon.

“Kami ingin melihat apa yang bisa insan Tzu Chi bantu untuk meringankan penderitaan Acek Apheng beserta keluarga,” ungkap Mujianto. “Sebagai awal bantuan Tzu Chi memberikan dana santunan kepada keluarga Acek Apheng, nantinya Tzu Chi akan membantu Acek Apheng membangun kembali rumahnya yang hancur tertimpa pohon,” imbuhnya. 

Uang satunan diserahkan oleh relawan Pematang Siantar Lo Chun Moy, seorang relawan komite yang hampir berusia 80 tahun. Sembari meneteskan air mata, Lo Chun Moy memberikan dana santuan kepada Megawati. Nursalim, relawan tanggap darurat Tzu Chi Pematang Siantar mengatakan, “Saya sangat terharu dan prihatin melihat malapetaka yang menimpa keluarga Acek Apheng, ketika tadi berkunjung lagi ke sini, saya hanya bisa bilang ke Acek Apheng supaya bisa bersabar dan harus tabah menghadapi semua ini, dan semua anggota keluarga sudah melewati sebuah ujian besar dan kita bersama-sama mendoakan agar Nenek Giok Hun bisa cepat sembuh,” tutur Nursalim.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Cinta Kasih Menghapus Derita

Cinta Kasih Menghapus Derita

17 September 2018

Kejadian kurang menyenangkan menimpa keluarga Acek Apheng ketika sepupu dari istrinya dari Kota Medan datang ke rumahnya di Karang Sari, Kabupaten Simalungun, 8 September 2018. Di sore yang cerah itu, sekitar pukul 15.00 WIB, tak ada angin kencang, tak ada hujan lebat, pohon di samping rumah acek rubuh menimpa rumahnya. 

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -