Cinta Kasih Menghapus Duka
Jurnalis : Rahma Mandasari (DAAI TV Medan), Fotografer : Rahma Mandasari (DAAI TV Medan)Para relawan membagikan bantuan kepada korban bencana di Tapanuli Utara.Melihat banyaknya warga mengalami kerugian materil, maka bantuan yang diberikan berupa bantuan dana tunai. |
| ||
Sebagian warga telah kembali ke rumah mereka setelah ada anjuran dari pemerintah desa. Meskipun demikian, masih banyak pula warga yang tetap tinggal di tenda darurat karena kondisi fisik bangunan tempat tinggal mereka tidak layak lagi untuk ditempati. Kondisi warga korban gempa yang memprihatinkan mengundang perhatian besar berbagai pihak termasuk para relawan Tzu Chi Medan. Sebanyak 12 orang relawan yang terbagi atas 3 tim terjun langsung menyusuri lokasi untuk melakukan survei kerusakan bangunan serta menyerahkan bantuan tunai. “Kita hanya membawa dana tunai karena menurut informasi yang dibutuhkan di sini adalah dana tunai. Supaya masyarakat di sini bisa berusaha membangun kembali rumahnya yang rubuh,“ ujar Sofyan Ciawi, relawan Tzu Chi Medan. Segmen Sarulla
Keterangan :
Kondisi fisik bangunan sekolah juga sangat memprihatinkan. Gempa terjadi saat ujian semester sedang berlangsung. SMA Negeri 1 Pahae Jae bangunan utamanya hampir rubuh total serta SD Negeri 173234 Sarulla yang seluruh ruangan kelasnya rubuh dengan lantai dan dinding yang retak. “Jam 10.15 terjadilah gempa yang lebih dahsyat daripada jam tujuh itu, akhirnya delapan ruangan itu rubuh total, anak-anak ada yang mau ambil tas, kami larang. ‘jangan nanti kamu kena batu’,“ ungkap M. Panggabean guru SD tersebut. Berkat kesigapan dan kerjasama Kodim 0210 Taput dengan organisasi kemanusiaan dan pemerintah, kepanikan warga dapat diminimalisir. Tenda-tenda darurat pun didirikan di halaman sekolah sehingga murid-murid dapat melaksanakan ujian.
Keterangan :
Pada menit terakhir pembagian bantuan, pada hari Sabtu, 18 juni 2011, sekitar pukul 19.00 WIB, gempa susulan berskala 5,2 skala Richter kembali mengguncang kawasan ini. Seketika warga yang masih trauma berhamburan ke luar rumah. Mereka kembali mengungsi ke tenda darurat ataupun halaman rumah mereka. “Allahhu Akbar….Allahhu Akbar…, selamatkan kami ya Allah!“ seru wanita paruh baya sambil memegangi ibunya yang sudah tua. Anak-anak kecil menangis sepulang dari masjid dan berlari mencari orang tuanya. Kendaraan yang sedang melaju di jalan raya serta tiang listrik turut berguncang. Para lansia yang tidak berdaya dipapah sanak saudara mereka di pinggir jalan. Suasana mencekam meliputi kawasan ini selama beberapa menit. Relawan yang masih melakukan survei pun begitu kaget, di tengah terjadinya gempa kecil susulan, mereka pun tetap membagikan bantuan. Berbuat kebajikan tidak perlu ditunda. Medan yang sulit bahkan ancaman bahaya gempa susulan sekalipun tidak menyurutkan tekad relawan untuk menolong para korban gempa, meringankan beban mereka serta menebarkan benih cinta kasih di bumi Tapanuli. Hal ini membuktikan betapa kekuatan cinta kasih mampu menembus ruang dan waktu, bahkan rintangan berat sekalipun. | |||