Cinta Kasih Tzu Chi di Bulan Suci

Jurnalis : Budianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Budianto, Mina (Tzu Chi Batam)
 

fotoPara relawan bersyukur (membungkukkan badan) karena telah diberi kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada warga. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan warga yang akan merayakan hari Lebaran.

 

Tzu Chi mengadakan pembagian paket Lebaran di bulan suci Ramadan. Relawan Tzu Chi juga mengajak para pengusaha untuk turut serta berbagi cinta kasih dalam acara ini.

 

Tanggal 13 September 2009, Tzu Chi Batam mengadakan pembagian paket Lebaran kepada para warga dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri yang akan segera tiba. Bantuan yang diberikan di dua tempat yang berbeda ini berjumlah 750 paket, berupa: 10 kg beras, 1 kg minyak goreng, 10 bungkus mi vegetarian, dan 2 kaleng susu. Pembagian bantuan ini sangat bermakna dan membantu bagi para warga yang kurang mampu dalam menyambut hari Lebaran.

 

Mengajak Lebih Banyak Bodhisatwa
Pada tahun ini, Tzu Chi Batam telah menjadi Kantor Perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Sejak tahun 2005 (Kantor Penghubung), Tzu Chi Batam terus-menerus menggalakkan misi Tzu Chi, mengajak banyak Bodhisatwa untuk masuk ke Tzu Chi. Tahun 2008, relawan Tzu Chi Batam mulai mengajak para pengusaha untuk pergi ke Taiwan mengikuti acara kamp Jing Si. Setelah kembali ke Indonesia, para pengusaha ini turut serta melakukan misi-misi Tzu Chi (amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya kemanusiaan), termasuk pada acara kali ini. Jumlah beras yang dibagikan kali ini totalnya 7.8 ton (780 karung beras), dan masih ada bantuan yang lainnya.

Tanggal 6 September 2009 merupakan hari pertama bagi para pengusaha (kini relawan Tzu Chi –red) di Batam untuk ikut melakukan kunjungan kasih, juga merupakan hari di mana relawan Tanjung Balai Karimun mengadakan pembagian paket Lebaran. Pagi hari sebelum berangkat melakukan kunjungan kasih, hujan turun dengan lebat. Tetapi hujan lebat bukanlah halangan bagi para relawan untuk melakukan kunjungan kasih.

Mereka pergi berkunjung dengan membawa payung. Hanya dengan sebuah payung sama sekali tidak memungkinkan untuk menghindar dari hujan. Oleh karena itu, badan mereka semuanya basah kuyup. Tetapi dibandingkan dengan rumah warga yang rusak serta bocor, mereka sudah termasuk orang yang berbahagia. Kunjugan kasih ini telah menyentuh hati semua orang. Kupon beras yang dibagikan di daerah Kampung Dalam ini lebih dari 462 lembar, sedangkan jumlah beras masih ada sebanyak 318 karung. Oleh karena itu, para relawan sepakat untuk melakukan pembagian beras yang kedua kalinya di tempat yang lain pada hari tersebut.

Sejak tahun 2005, Tzu Chi selalu memberi perhatian kepada warga di daerah tersebut. Di daerah ini, lebih dari 50 keluarga yang pernah menerima bantuan dari Tzu Chi. Oleh karena itu, Tzu Chi sudah tidak asing lagi bagi warga di daerah ini, mereka juga senang bertemu dengan relawan Tzu Chi. Setelah melakukan kunjungan kasih, sebanyak 223 lembar kupon beras dibagikan di lokasi kedua tersebut.

 

foto  foto

Ket :- Para relawan dengan sepenuh hati mengikuti acara ini. Mereka membantu warga yang umurnya sudah tua             untuk membawa pulang beras yang dibagikan. (kiri)
         - Para pengusaha membantu warga yang umurnya sudah tua untuk membawa pulang beras yang dibagikan.            (kanan)

Belajar Budaya Kemanusiaan Tzu Chi
Pukul 9 pagi, para relawan Tzu Chi telah berkumpul di kantor yayasan. Sebelum berangkat ke tempat pembagian bantuan, para relawan mengajari para relawan baru untuk menampilkan bahasa isyarat tangan ”Satu Keluarga”. Para relawan berharap para relawan baru ini (mayoritas pengusaha) dapat menunjukkan budaya humanis Tzu Chi pada saat pembagian beras. Setelah itu, semua relawan bersama-sama berdoa dengan tulus, berharap agar acara hari ini dapat berjalan dengan lancar.

Setelah tiba di lokasi, para relawan benar-benar bersatu padu untuk  memindahkan barang. Cuaca pada hari itu sangat panas. Para warga telah berbaris rapi menunggu antrian untuk mendapatkan beras. Para relawan tidak tega melihat para warga berjemur di bawah terik matahari. Oleh karena itu, mereka membagikan payung kepada warga untuk menghindar dari terik matahari. Sebelum acara pembagian beras dimulai, sebagai tanda bahwa semua yang hadir merupakan satu keluarga, para relawan Tzu Chi menampilkan isyarat tangan “Satu Keluarga”, suasana pun menjadi bertambah hangat.

Pembagian yang dilakukan di lokasi pertama berjalan dengan lancar. Pukul 1 siang, para relawan menuju lokasi kedua (Kampung Dalam). Para warga di lokasi ini juga tidak asing lagi dengan Tzu Chi, karena sejak beberapa tahun yang lalu Tzu Chi selalu memberi perhatian kepada warga di daerah ini. Kepala Desa Kampung Dalam sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang selama ini telah memberikan bantuan kepada warga setempat. Acara pembagian beras di dua tempat ini, sama dengan yang dilakukan di lokasi pertama. Sebelum acara pembagian beras dimulai, para relawan Tzu Chi menampilkan isyarat tangan, dan mengajak warga untuk turut serta. Saat itu, sound system bermasalah sehingga tidak dapat mengiringi lagu “Ssatu Keluarga”, akhirnya para relawanlah yang menyanyikan lagu tersebut. Pertunjukan isyarat tangan ini membuat para warga merasa senang, bahkan mereka mengucapkan terima kasih kepada relawan dengan menggunakan isyarat tangan juga.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi Batam dengan membagikan paket Lebaran kepada warga di Kel. TG Uma dan Kampung             Dalam. (kiri)
         - Para relawan Tzu Chi Batam mengajak warga untuk turut mempertunjukkan isyarat tangan. Senyuman indah             para warga membuat suasana menjadi semakin hangat. (kanan)

Memberi Lebih Baik Daripada Diberi
Pembagian beras pun dimulai. Para warga berdatangan mengambil beras. Para relawan dengan sikap bersyukur membungkukkan badan 90 derajat. Master Cheng Yen mengatakan, “Memberi dan melayani jauh lebih berharga dan membahagiakan daripada diberi dan dilayani.” Prinsipi inilah yang selalu dipegang oleh para relawan Tzu Chi. Para relawan tidak hanya bersumbangsih dalam bentuk dana, tetapi juga tenaga.

Salah seorang warga, Sofiana, dulunya juga sempat menjadi penerima bantuan Tzu Chi. Tiga tahun lalu anak perempuannya sakit, sedangkan Sofiana tidak mempunyai uang untuk membawa anaknya berobat ke dokter. Akhirnya Sofiana meminta bantuan pengobatan kepada Tzu Chi. Kini anak Sofiana telah sembuh dan bisa melanjutkan sekolah seperti anak-anak lainnya. Kehidupan mereka juga sudah stabil. Sofiana sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang selama ini terus memberi perhatian kepada keluarganya. Sofiana berjanji akan membantu orang lain, serta bersedia membawa pulang sebuah celengan bambu untuk bersumbangsih kepada masyarakat.

Sularto Prasetyo, Kepala Desa Kampung Dalam berterima kasih kepada Tzu Chi karena telah memberi perhatian dan bantuan kepada sebagian besar warga di daerah tersebut. Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa barang, tapi juga pengobatan. Para warga di daerah ini telah mengenal Tzu Chi sejak beberapa tahun lalu. Relawan Tzu Chi biasanya mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan kepala desa, lalu dilanjutkan dengan kunjungan kasih. Kunjungan yang dilakukan oleh Tzu Chi bertujuan mendengarkan isi hati yang dirasakan oleh orang-orang yang kurang mampu.

Kegiatan ini membuat kepala desa merasa terharu. Ia merasa warganya juga telah dihormati oleh para relawan. Acara ini dimulai dengan pertunjukan isyarat tangan “Satu Keluarga” oleh relawan Tzu Chi. Senyuman dari orang yang tidak mampu merupakan senyuman yang paling indah. Para warga semua merasa senang. Kepala desa juga berharap agar para warganya dapat bersumbangsih kepada orang lain. Saling membantu merupakan kewajiban setiap orang.

Rudi Tan Shixiong selaku koordinator umum acara pembagian beras ini mengatakan, “Hari ini kita adakan pembagian beras di dua lokasi. Lokasi pertama di Kelurahan Tg Uma, sebanyak 462 keluarga yang menerima bantuan. Lokasi kedua di Kelurahan Baloi Indah, Kampung Dalam, sebanyak 223 keluarga yang memperoleh bantuan.

Para relawan yang terlibat dalam pembagian beras ini merasa sangat gembira mengikuti acara ini. Para relawan juga membantu warga yang umurnya sudah tua untuk membawakan beras ke rumah para penerima bantuan tersebut. Ini membuat para penerima bantuan merasa terharu. Meskipun acara hari ini banyak kekurangan, tetapi semua berjalan lancar. Rudi Tan shixiong berharap, di kemudian hari akan ada lebih banyak lagi orang-orang  yang bergabung di Tzu Chi.

 

 

 

 
 

Artikel Terkait

Tugas Itu Berkah

Tugas Itu Berkah

12 Oktober 2015
“Apa yang dimaksud dengan relawan? Apa bedanya relawan Tzu Chi berseragam biru putih dengan abu putih?” tanya Oey Hoey Leng, relawan Tzu Chi kepada para peserta Kamp Pelatihan dan Pelantikan Relawan Biru Putih pada Sabtu, 10 Oktober 2015.
Layanan Kesehatan Bagi Warga Gedebage

Layanan Kesehatan Bagi Warga Gedebage

31 Oktober 2018

Tzu Chi Bandung bekerja sama dengan Summarecon Bandung untuk menebar cinta kasih dengan mengadakan bakti sosial (baksos) kesehatan umum dan gigi, Minggu 28 Oktober 2018. Baksos ini bertempat di Kampung Rancabiuk RW 04, Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.

Musibah Menuai Berkah

Musibah Menuai Berkah

07 Oktober 2024

Bencana tsunami 2004 merupakan titik awal terbukanya jalinan jodoh antara Rina Gustiana dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ia yang dulu menjadi korban tsunami, dibantu oleh Tzu Chi, lalu kini bersumbangsih, mendedikasikan diri menjadi relawan Tzu Chi.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -