Cinta Kasih yang Mengalir ke Warga Cipinang
Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Pusat), Anand Yahya
Sambil menggendong anaknya, Dewi mengambil paket lebaran Tzu Chi.
Jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 25 Juni 2017 mendatang, insan Tzu Chi He Qi Pusat komunitas Pusat Grosir Cililitan (PGC) kembali melibatkan ibu-ibu kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Kali ini kegiatannya adalah berbagi kebahagiaan dengan membagikan 500 paket lebaran kepada warga Cipinang Besar Utara dan Cipinang Besar Selatan. Pembagian paket lebaran ini digelar di Sekolah Silaparamita, Cipinang Jaya Jakarta Timur, Minggu 18 Juni 2017. Paket lebaran berisi 10 kilogram beras, satu kaleng biskuit dan dua botol minuman sirup.
Selain sebagai bentuk ungkapan cinta kasih Tzu Chi, bagi paket lebaran ini juga menjadi momen untuk membangkitkan semangat kerelawan. Ini bertujuan untuk meningkatkan rasa peduli terhadap orang yang membutuhkan, terutama warga prasejahtera, para janda serta ibu yang memiliki anak yang masih kecil.
“Bersyukur, sudah dekat lebaran, masih dapat sembako, lumayan. Mereka tidak usah beli beras, tidak usah beli biskuit dan sirup lagi. Mungkin biaya dari beli ini, mereka bisa beli untuk dapur.” jelas Fanny Khemadassi Wong (59), Koordinator Pembagian Paket Lebaran.
Dewi (30) seorang ibu rumah tangga, sambil menggendong anaknya, rela berdiri menunggu dalam antrean. Sambil menunjukkan kupon, tanpa menunggu lama, insan Tzu Chi pun menyerahkan paket lebaran ke tangannya. Bantuan ini adalah pertama kali Ia dapat dari Tzu Chi. Setiap tahun Ia bersama keluarganya merayakan Hari Raya nan Fitri ini dengan cukup sederhana.
“Alhamdullilah, saya senang dan juga gembira” ujar Dewi, warga Cipinang Jaya.
Supriyatno dengan perasaan bersyukur menerima paket lebaran.
Minah, istri Julkipri, tersenyum gembira saat membawa paket lebaran yang akan sangat membantu keluarganya.
Tiga bulan silam, Supriyatno (45) harus kehilangan pekerjaannya sebagai supir truk di salah satu perusahaan armada. Ia kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan kembali. Namun hal ini tidak membuat Supriyatno pupus asa. Bersama dengan istrinya, Ia menjadi pedagang kaki lima. Tahun ini, Ia tidak bisa pulang kampung karena biaya yang tidak mendukung. Karena itu mendapatkan paket lebaran membuatnya sangat senang.
“Saya senang. Sangat membantu. Harapan saya tiap tahun bisa mendapatkan sembako seperti ini. Membantu rakyat kecil juga, “ kata Supriyatno warga di RT006 RW009, Cipinang Besar Selatan.Dalam kesempatan ini, relawan juga melakukan kunjungan ke salah satu penerima bantuan, Julkipri (54), seorang penderita katarak. Sepuluh tahun silam, Ia pernah bekerja sebagai seorang koordinator komedi putar, salah satu permainan di pasar malam. Sekitar tahun 2013, Julkipri jatuh pingsan akibat kadar gula dalam tubuhnya terlalu tinggi karena sering mengonsumsi minuman yang mengandung gula buatan. Saat ini Julkipri tinggal bersama dua anaknya. Sedangkan tiga anak lainnya sudah pisah rumah.
Julkipri bercerita, mata sebelah kanannya masih ada harapan untuk melihat melalui operasi mata katarak. Dokter di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) memintanya untuk mengurus administrasi agar setelah Idul Fitri nanti, dokter bisa melakukan operasi matanya. Selain itu, Julkipri harus menjalankan cuci darah sebanyak dua kali dalam seminggu yaitu setiap Senin dan Kamis.
Kondisi mata Julkipri ini membuatnya harus meminta sang istri, Minah untuk menukarkan kupon paket lebaran dengan paket lebaran Tzu Chi. “Senang. Ada orang menyumbang. Namanya kita orang tidak punya,” ungkap Julkipri, warga RT003 RW007, Cipinang Besar Selatan ini.
Sementara itu Minah sendiri bekerja sebagai seorang pembantu rumah di kawasan Kranji, Bekasi. Ia juga membuka sebuah warung kecil yang menjual makanan siap saji. Sang suami, Julkipri yang tidak bisa bekerja lagi, membuat Minah harus menjadi tulang punggung untuk keluarganya. Setiap Kamis malam Minah pulang ke rumah untuk mengurus bapak Julkipri dan dua anak lainnya. Pada Jumat malam, Minah harus kembali ke Kranji untuk bekerja.
Minah selalu berpesan kepada anak-anaknya agar menjaga bapaknya saat Minah tidak berada di Jakarta. Kadang Ia meminta bantuan tetangga saat suaminya membutuhkan bantuan.
“Senanglah, saya jauh-jauh datang dari Kranji, naik ojek, bela-belain biar bisa ambil paket lebaran. Maka itu saya senang. Semoga setiap tahun ada terus karena membantu juga rakyat menengah ke bawah seperti di sini, seperti saya yang penghasilan hanyalah pas-pasan saja. Ada anak sekolah, Bantuan ini sangat membantu.” pungkas Minah.
Editor: Khusnul Khotimah