Cinta untuk Mama, Persembahan Drama Dari Murid-murid Kelas Budi Pekerti

Jurnalis : Poppy Tanaka (He Qi Muara Karang) , Fotografer : Henry Tando, Franky (He Qi Muara Karang), Feranika, Rita (He Qi PIK)

Mama Kecil yakni Reyna Mak sedang berbincang-bincang dengan Rendy kecil yang diperankan Nicholas Khu, berbaju merah.

“Apa yang kuberikan untuk Mama, untuk Mama tersayang..Tak ku miliki sesuatu yang berharga untuk mama tersayang. Hanya ini yang kunyanyikan, senandung dari hatiku untuk Mama. Hanya sebuah lagu sederhana, lagu cintaku untuk Mama.. Dengan merdu, Michelle Falencia menyanyikan lagu Cinta untuk Mama pada Drama yang dibawakan oleh Kelas Budi Pekerti PIK pada Pemberkahan Awal Tahun He Qi PIK dan He Qi Muara Karang, Minggu 16 Februari 2025 yang membuat para penonton sangat terharu.

Drama tentang “Berbakti kepada orang tua” ini dibuat untuk mengingatkan anak-anak akan kehadiran dan pengorbanan orang tua. Hanya saja terkadang ada kesalahpahaman karena komunikasi yang tidak terjalin dengan baik, dan tentu saja yang terpenting adalah mengingatkan orang tua dan anak-anak untuk tidak ada penyesalan di kemudian hari. Sehingga jika ada konflik sebesar apapun hendaknya diselesaikan dan dikomunikasikan dengan baik.

Mama besar (Rachel Mak) sedih ditinggal anaknya Rendy besar (Hugo Theo).

Michelle Falencia menyanyikan lagu Cinta untuk Mama.

Drama menceritakan tentang Rendy, seorang anak durhaka yang tidak menghargai ibunya yang membesarkannya seorang diri. Ibunya adalah seorang relawan Tzu Chi yang aktif di misi pelestarian lingkungan, yang selalu membawa pulang barang-barang yang dapat didaur ulang. Rendy ini tidak mengetahui bahwa sebenarnya sang ibu sedang sakit kanker dan hidupnya sudah tidak lama lagi. Setelah pertengkaran besar dengan ibunya, Rendy meninggalkan rumah dan tidak pernah kembali.

Ibunya sangat terpukul dan sangat menyesal. Setelah ibu Rendy meninggal, Rendy mengetahui bahwa ibunya meninggal karena sakit kanker, saat itulah Rendy baru menyadari dan menyesali tindakannya.

Hugo Theo menyesal sekembalinya dari perantauan, ternyata Ibunya sudah meninggal dunia.

“Saya berperan sebagai Rendy, seseorang anak durhaka. Saya memilih sendiri peran ini karena saya ingin menunjukkan kepada orang lain, kita itu harus menghargai orang tua,” kata Hugo Theo.

“Saya jadi sadar untuk lebih menghargai orang tua saya dan lebih bersyukur atas apa yang telah mereka berikan kepada saya,” lanjut Hugo Theo yang sangat berterimakasih kepada orang tuanya karena sudah membesarkan dan merawatnya sampai hari ini.

Merlin, ibu dari seorang murid lainnya yakni Nicholas Khu juga larut dalam drama yang ditampilkan di panggung. “Saya sebagai orang tua, merasa terbantu dengan adanya kelas budi pekerti, dapat meringankan kewajiban kita sebagai orang tua, mengarahkan anak agar menjadi lebih baik dalam bersikap dan dalam perkataan”.

Peserta terharu menonton drama yang sangat menyentuh hati.

Shigu Shibo membantu saya agar saya jangan terlalu stiff di stage gitu (terlalu kaku), jadi harus bergerak gitu, jangan berdiri di sana saja, Shigu shibo sangat sabar sekali, thank you shigu shibo sudah mengajari saya cara berakting,” kata Reyna Mak yang berperan sebagai Mama kecil.

Sementara Rachel Mak awalnya tidak mau diberikan peran sebagai seorang ibu karena menurutnya peran itu sangat susah, harus menangis, dan mengelurkan beberapa bentuk emosi. Namun setelah latihan dan bimbingan dari para relawan, ia pun memberanikan diri untuk memerankan Mama besar. “Menurut aku, Shigu shibo sangat sabar saat ngajarin aku,” lanjut Rachel.

Regina Halim selaku orang tua dari Rachel Mak dan Reyna Mak, merasa bangga kedua putrinya bisa ikut peran dalam drama yang menginspirasi bagi banyak orang.

“Saya ingin anak-anak melanjutkan Kelas Budi Pekerti mereka, saya bangga banget anak-anak bisa terpilih dan dikasih kesempatan untuk perankan drama jadi mama-muda dan tua,” kata Regina Halim, orang tua dari Rachel dan Reyna Mak. “Rachel kemaren dirumahkan, belajar terus, aduh Mami, gimana ya caranya supaya bisa nangis, saya kan enggak bisa nangis, karena perannya kan harus sedih banget. Dia berusaha banget, latihan di rumah, mereka dari Desember sudah latihan terus. Terima kasih banget anak-anak sudah diberi kesempatan,” lanjut Regina Halim yang bangga dengan kedua anaknya.

Sesuai dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Ada dua hal yang tidak boleh ditunda, yaitu berbuat kebaikan dan berbakti kepada orang tua.” Drama yang diperankan oleh anak-anak Kelas Budi Pekerti, dapat membantu menyadarkan orang lain untuk dapat menghargai dan berbakti kepada orang tua mereka.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

PAT 2025: Menyebarkan Kasih, Menebarkan Harapan

PAT 2025: Menyebarkan Kasih, Menebarkan Harapan

19 Februari 2025

Tzu Chi Singkawang mengadakan kegiatan Pemberkahan Awal Tahun 2025 yang dilaksanakan di Ballroom Swissbell-inn Singkawang. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 8 Februari 2025 ini dihadiri 290 peserta.

Kolaborasi Harmonis He Qi Pusat dan He Qi Cikarang Gelar Pemberkahan Awal Tahun

Kolaborasi Harmonis He Qi Pusat dan He Qi Cikarang Gelar Pemberkahan Awal Tahun

21 Februari 2025

Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat dan He Qi Cikarang mengadakan Pemberkahan Awal Tahun yang dihadiri 250 relawan dan donatur kedua komunitas, Minggu 16 Februari 2025.

Pemberkahan Awal Tahun 2025: Menyebarkan Cinta Kasih dan Kebajikan di Tzu Chi Palembang

Pemberkahan Awal Tahun 2025: Menyebarkan Cinta Kasih dan Kebajikan di Tzu Chi Palembang

12 Februari 2025

Pemberkahan Awal Tahun 2025 di Tzu Chi Palembang mengusung semangat kebajikan dan persaudaraan, dengan berbagai kegiatan yang melibatkan relawan, donatur, dan masyarakat. 

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -