Cinta yang Selalu Tumbuh di Hati
Jurnalis : Lisda (He Qi Utara), Fotografer : Lisda (He Qi Utara)Relawan Tzu Chi mengantarkan beras dan minyak goreng Nenek Sopiah hingga ke rumahnya. |
| ||
Mereka adalah warga yang mendapatkan kupon beras cinta kasih pada hari minggu lalu, dengan sabar mereka menunggu dimulainya pembagian beras. ‘’Takut nggak kebagian,‘’ ucap Yana, salah seorang warga yang menunggu antrian beras sambil malu-malu. Relawan yang mendengar ucapan tersebut langsung memberikan penjelasan bahwa pada minggu lalu, data–data pembagian kupon sudah dicatat dengan baik oleh relawan Tzu Chi, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan—semua yang memiliki kupon pasti akan mendapatkan beras. Adanya jalinan jodoh yang baik, pemilik sebuah kantor yang berlokasi di Jembatan lima, Jakarta Barat mengijinkan halaman kantornya yang cukup luas untuk digunakan relawan Tzu Chi sebagai tempat pembagian beras cinta kasih untuk warga Tanah Sereal . Acara dimulai setelah kedatangan Gubenur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma beserta rombongan lainnya. “Mewakili seluruh warga Jakarta, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Yayasan Budha Tzu Chi yang telah mau peduli kepada warga yang masih dalam kesusahan. Semoga Jakarta tetap aman dan tenteram selamanya,‘’ kata Fauzi Bowo berharap.
Keterangan :
Secara simbolis Fauzi Bowo, Sugianto Kusuma, daln Lurah Tanah Sereal Untung Hartono memberikan terlebih dulu kepada 9 korban musibah kebakaran yang terjadi pada beberapa minggu lalu, yaitu berupa 1 boks plastik berisi kebutuhan sehari-hari ditambah satu karung beras 20 kg dan 1 kantong minyak goreng berukuran 1000 ml. Nenek Sopiah. Keahlian Sopiah sebagai tukang urut dengan upah Rp 20.000 - 25.000, belum tentu di dapatnya dalam satu hari, apalagi dizaman sekarang banyak orang lebih memilih pijat refleksi modern yang ruangannya nyaman dan ber- AC. Pembagian beras cinta kasih ini merupakan pertama kalinya diterima oleh Sopiah. Kondisi tubuh yang sudah lemah karena usia dan langkahnya yang tertatih membuatnya kesultan dalam membawa karung beras ke rumahnya. Tidak terpikir dalam benak saya untuk membantu mengantar beras cinta kasih ini hingga ke rumah Sopiah, tetapi pada saat kegiatan pembagian beras di lokasi, timbul benih- benih cinta kasih di hati yang akhirnya membuat saya mengantar Sopiah pulang ke rumahnya. Dibantu Alung Shixiong yang mengangkat beras, dan Lydia Shijie yang selalu menuntun erat tangannya, kami pun berjalan ke arah rumah Sopiah. Sopiah tinggal di Gang Songsi, di sebuah rumah berukuran 3 x 3 meter. Pemilik rumah memperbolehkan Sopiah tinggal di loteng atas yang berlantai papan. Meskipun kondisi loteng yang sangat memprihatinkan bila musim penghujan tiba, namun Sopiah selalu bersyukur mendapat tempat berteduh. Hari itu pertemuan Sopiah dengan relawan tidak akan dilupakan olehnya. Kesedihan dalam hidupnya seakan terlupakan untuk sesaat hingga membuat relawan turut merasakan kebahagiannya. Pembagian beras berjalan tertib dan lancar. Menjelang siang hari sudah tidak lagi terlihat ada antrian panjang. Suasana hari itu dirasakan penuh syukur oleh para relawan dan warga. Memang beras itu akan habis pada masanya, namun cinta kasih yang telah diberikan akan terus tumbuh di hati setiap orang. | |||
Artikel Terkait
“Ayo Memotretâ€
08 Maret 2011 Terinspirasi oleh pelatihan 3 in 1 (menulis, foto, dan video) yang ia dan beberapa muridnya ikuti di He Qi Utara beberapa waktu yang lalu, Herfan Budi Harto, guru mata pelajaran sosiologi dan Heny Tri Wulandari, guru Bahasa Indonesia SMA Cinta Kasih Tzu Chi pun menggagas sebuah kelas ekstrakulikuler jurnalistik.Hatiku untuk Anakku, Sebuah Kisah Tentang Transplantasi Hati
10 Juni 2021Jika tak ada aral melintang, pada 28 Juni 2021 mendatang, Theresia Emeret bakal mendonorkan hatinya untuk putri semata wayangnya Eleanor.