Ciri Khas Pendidikan Tzu Chi

Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru)

fotoMinggu 29 Mei 2011, Tzu Chi Pekanbaru mengadakan acara ramah tamah bagi siswa kelas budi pekerti.

“HakIkat terpenting dari Pendidikan adalah pewarisan cinta kasih dan rasa syukur, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Jika dikaji lagi, Kata Perenungan Master Cheng Yen tersebut mengandung makna yang sangat dalam mengenai perjuangan keras orangtua dan insan yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk membentuk generasi penerus yang berperilaku baik dan berbudi luhur.

Pada era globalisasi saat ini, pendidikan hendaknya tidak hanya berfokus pada pengembangan Kecerdasan Intelektual (IQ) namun harus diimbangi dengan kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Ketiga unsur ini harus bersinergi untuk membentuk manusia yang berbudi luhur dan bertakwa. Kenyataannya lebih banyak pendidikan formal saat ini hanya lebih memfokuskan pada pengembangan kecerdasan intelektual anak didiknya dan melupakan penekanan pada pendidikan budi pekerti.

Namun lain hal bagi Sekolah Tzu Chi, pendidikan budi pekerti tetap dilestarikan dan bahkan menjadi mata pelajaran yang sangat penting sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang dipelajari dalam budi pekerti itulah yang menjadi norma-norma dalam kehidupan sehari-hari yang nyata dan dapat dipraktikkan. Hal inilah yang membuat Sekolah Tzu Chi berbeda dengan yang lainnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap kelompok siswa/i kelas budi pekerti ini menunjukkan kemampuan mereka menampilkan gerakan lagu dengan isyarat tangan (kiri)
  • Dalam sharingnya orangtua mengatakan bahwa mereka dapat ikut belajar dengan mendampingi putra-putrinya di kelas ini. (kanan)

Bagi Kantor Penghubung Yayasan Buddha Tzu Chi Pekanbaru yang belum mempunyai sekolah, pembelajaran kelas budi pekerti juga dapat diberikan dalam kegiatan bulanan tim pendidikan. Tzu Chi Pekanbaru sudah mengadakan kegiatan pembelajaran kelas budi pekerti sejak 1,5 tahun yang lalu, dimana kelas yang dibuka terdiri dari Kelas Xiao Tai Yang, Er Tong Ban dan Tzu Shao Ban. Saat ini total siswa yang mengikuti kelas Budi Pekerti berjumlah sekitar 116 anak

Minggu 29 Mei 2011 merupakan hari terakhir kegiatan Kelas Budi Pekerti Tahun Ajaran 2010/2011. Untuk itu diadakan acara ramah tamah bersama siswa dan orangtua yang diadakan di Hall SIP BookstorePekanbaru. Acara pertama diisi dengan kata sambutan dari Ketua Tim Pendidikan, Metta Shijie, kemudian dilanjutkan dengan Ceramah Master Cheng Yen. Lalu Lagu Mars dari masing-masing kelas: Xiao Tai Yang De Wei Siao, Tzu Chi Xiao Pu Sa, Xu YiGe Xi Wang De Wei Lai (Artinya apa.....? ) tak ketinggalan memeriahkan pembukaan  acara ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Pada acara ini, orangtua diminta untuk mencari surat cinta dari putra-putrinya yang diperuntukkan untuk mama tercinta. Ada yang tersenyum bahagia setelah membaca surat tersebut dan ada juga yang terharu. (kiri)
  • walaupun kelas budi pekerti tahun ajaran 2010/2011 telah berakhir, namun keakraban dan rasa kekeluargaan tetap terjalin diantara siswa-siswi kelas ini. (kanan)

”Tak kenal maka tak sayang”, pada kesempatan ini Lutiana Shijie memaparkan secara singkat Misi Pendidikan Tzu Chi, khususnya Tzu Chi Indonesia. Dari pemaparan ini , ada orangtua yang tertarik untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Tzu Chi dan berharap di Pekanbaru segera ada Sekolah Tzu Chi. Semoga harapan ini dapat terwujud... Jia You.(Semangat)

Selanjutnya, siswa-siswa Kelas Budi Pekerti unjuk kebolehan membaca Kata Perenungan Master Cheng Yen dengan isyarat tangan. Isyarat tangan  Mu Qin De Shou (Tangan Ibunda) yang diperagakan oleh siswa kelas Tzu Shao sempat membuat haru orangtua yang menyaksikan bahkan ada yang terlihat mengusap air mata memahami makna yang terkandung dalam lagu tersebut. Selain itu ada juga  isyarat tangan  berjudul ”Mama” yang diperagakan oleh anak dari Kelas Xiao Tai Yang. Dan isyarat tangan  terakhir yang ditampilkan adalah ”Shi Ni”

Acara kemudian diisi dengan sharing orangtua. Ada sepasang orangtua yang begitu konsisten mendampingi putra-putrinya di setiap Kelas Budi Pekerti. Mereka adalah orangtua dari Novianto dan Jenniffer. Dalam sharingnya Papa Novianto mengatakan bahwa dengan mendampingi putra-putrinya di Kelas Budi Pekerti mereka juga ikut belajar dan bisa tahu apa yang dipelajari. Ketika putra-putrinya berangkat sekolah, mereka tidak dapat melihat langsung apa saja yang dipelajari selama di sekolah. Hal inilah yang membuat mereka tertarik untuk konsisten mendampingi putra-putri tercinta. Kelas Budi Pekerti Tzu Chi unik dan menarik dan berharap nanti ada orangtua lain yang dapat mendampingi putra-putrinya. Sebagai ungkapan terima kasih, kepada orangtua Novianto dan Jennifer diberikan suvenir hasil karya relawan yang bertuliskan ”You Ni Zhen Hao (Adanya Anda sangatlah menyenangkan).

Acara yang tak kalah menarik adalah lomba acak Jing Si Yu (Kata Perenungan Master Cheng Yen). Semua begitu antusias untuk menyusun penggalan –penggalan JSY menjadi satu JSY yang lengkap dan bermakna. Hadiah menarik telah menanti bagi yang bisa menjawab dengan tepat.

Selanjutnya para orangtua diminta untuk mencari surat cinta dari putra-putri tercinta yang diperuntukkan untuk mama tercinta. Ada yang tersenyum bahagia membaca surat cinta dari ananda tercinta dan ada juga yang terharu. Seru dech suasananya.....! Untuk menjalin keakraban diadakan permainan Perahu bahagia. Acara ditutup dengan menyanyikan lagu “Satu Keluarga” dan semua pulang dengan senyuman kebahagian.

  
 

Artikel Terkait

Menjernihkan Hati dan Pikiran Manusia

Menjernihkan Hati dan Pikiran Manusia

03 Juni 2010
“Ini menjadi sebuah perbincangan dan topik di Jakarta, bahwa DAAI TV Medan mampu beroperasi secara penuh dari sampah,” kata Sumboko, perwakilan DAAI TV Jakarta dengan bangga. Sumboko juga menambahkan, “DAAI TV benar-benar dibantu oleh para relawan Tzu Chi. Karena sebetulnya para relawanlah yang telah mengukir sejarah di Tzu Chi yang nantinya disebarkan melalui DAAI dan mereka mempercayai hanya DAAI TV yang mampu melakukannya.”
Bersama Mengatasi Pandemi Covid-19

Bersama Mengatasi Pandemi Covid-19

02 Juli 2021

Tzu Chi Indonesia terus membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Tak hanya dari sisi ekonomi, namun juga penanganan pasien Covid-19. Membuka sentra vaksinasi dan memaksimalkan peran Tzu Chi Hospital dan RSCK Tzu Chi merupakan upaya Tzu Chi mendukung pemerintah menangani pandemi.

“Saya Bangga Mereka Punya Cita-cita” (Bag.1)

“Saya Bangga Mereka Punya Cita-cita” (Bag.1)

03 Agustus 2010
Tanggal 28 Juli 2003, Zainah melangkah menuju Gedung Sekolah Cinta Kasih yang baru saja dibuka. Ia mengajar kelas 1 SD dan anak-anak ini begitu mengesankan baginya. Ada anak yang rambutnya seperti tidak pernah disisir, lengket menyatu, dan tampak kutu rambut merayap ke sana-sini.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -