Dana Kecil Amal Besar

Jurnalis : Metta (He Qi Utara), Fotografer : Metta (He Qi Utara)
 
 

fotoBerbuat baik itu bukan milik orang kaya saja, tapi siapa saja dapat melakukan perbuatan baik. Dengan memiliki tekad kuat kita dapat membantu orang lain. Dari dana kecil yang tertabung setiap harinya kita sudah dapat menciptakan berkah.

Minggu pagi 12 Desember 2010, para relawan Tzu Chi berkumpul di Kelurahan Pademangan seperti biasanya. Saat itu pukul 8 pagi, di bawah siraman hujan deras membasahi Jakarta, para relawan Tzu Chi Pademangan tetap siap menjalankan tugasnya untuk mengajak warga Bebenah Kampung  masuk dalam barisan untuk berdana. Semangat ini sebagaimana yang tercantum pada celengan bambu “Dana kecil amal besar”. Dana kecil amal besar memiliki tujuan untuk membantu sesama, dengan dana sedikit demi sedikit yang terkumpul, kita dapat membantu saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan, yang manfaatnya terasa besar bagi mereka.

Awalnya Master Cheng Yen juga melakukan perbuatan baik lewat celengan bambu. Saat itu, celengan yang dipakai benar-benar terbuat dari bambu. Diawali dari 30 ibu rumah tangga, setiap hari mereka menyisihkan uang belanja mereka  sebesar 5 sen ke dalam celengan. Alhasil dengan tabungan yang terkumpul itu mereka dapat membantu orang lain yang mengalami kesulitan. Hal ini juga yang ingin relawan Tzu Chi lakukan, mengajak para warga untuk melakukan perbuatan baik, dengan berdana melalui celengan bambu.

Narkus Junaidi warga RW 03, RT 7 Pademangan, menerima celengan bambu dari relawan Tzu Chi dengan senyum lebar di wajahnya, dan ia bertekad ingin menanam kebajikan setiap harinya. Ia juga sangat bersyukur karena rumah miliknya sudah direnovasi oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. “Saya bersyukur dan berterima kasih. Jika rumah saya kaya dulu, bagaimana? Dengan bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi rumah saya dapat dibedah. Sekarang jauh lebih baik, anak-anak dapat bermain dan belajar dengan nyaman. Saya juga ingin membantu orang lain, karena saya juga merasakan bantuan orang lain terhadap saya,” ujar Narkus kepada relawan Tzu Chi.

Istri Narkus juga tidak lupa berucap bersyukur. Ia mengucapkan syukur dengan keadaannya yang sekarang ini, walaupun rumahnya kecil namun rumah barunya yang sekarang sudah  tidak bocor lagi, dan sudah layak untuk ditinggali. “Ini semua berkat jodoh baik dengan Tzu Chi yang telah merenovasi rumah ibu. Kalau musim hujan seperti sekarang ini, ibu suka sedih, suka berdoa kepada Tuhan, semoga hujannya berhenti. Rasanya kasihan ngeliat rumah-rumah yang lain kebanjiran, bocor di mana-mana  karena dulu ibu sudah pernah mengalaminya,” katanya sambil meneteskan air mata.  Ia terharu dan prihatin dengan keadaan para tetangganya yang jauh lebih sulit, maka dari itu ia juga ingin menanam kebaikan setiap harinya, sama seperti tekad suaminya.

foto  foto

Keterangan :

  • Dana yang kecil dapat menjadi amal yang besar. Sebab di Tzu Chi semua dana yang terkumpul akan digunakan kembali untuk membantu orang yang membutuhkan. (kiri)
  • Banyak warga Pademangan yang telah mengenal Tzu Chi bersedia menjadi donatur. Mereka mensyukuri keadaan mereka saat ini dan ingin membagi berkah dengan orang lain. (kanan)

Pemberian celengan bambu masih berlanjut ke kediaman  keluarga Tju Lie Djung, warga yang juga menerima bantuan renovasi rumah Tzu Chi.  “Dulu kondisi rumah saya jika hujan sedikit saja langsung banjir, karena rumah saya letaknya di bawah (lebih rendah dibanding) jalanan. Sekarang sudah tidak banjir karena sudah ditinggikan dan sirkulasi udara pun sudah enak. Sekarang sangat nyaman rasanya,” terang Tju Lie Djung kepada relawan Tzu Chi.

Relawan Tzu Chi ikut gembira mendengar cerita Tju Lie Djung ini, karena bertambah lagi satu orang yang bersyukur atas pemberian yang diperolehnya. Semakin banyak orang yang tahu bersyukur, maka semakin banyak pula cinta kasih yang tersebar.

Tju Lie Djung menyambut celengan bambu dengan kedua tangannya. Ia pun ingin menanam kebaikan, untuk berbagi berkah terhadap sesama. Karena dengan adanya celengan bambu, setiap hari kita bangun dari tidur, kita menciptakan niat berbuat bajik, dengan memasukkan dana di celengan bambu kita.

  
 

Artikel Terkait

 Berawal dari Rasa Haru

Berawal dari Rasa Haru

12 November 2009 Sekitar tahun 2002, Ahri mulai mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melalui sebuah benjolan besar di punggungnya.
Memperkokoh Tekad Awal

Memperkokoh Tekad Awal

03 Desember 2014

Minggu pagi 30 November 2014, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengawali kegiatan Gong Xiu (kebaktian) yang secara rutin dilaksanakan sebulan sekali. Kali ini kegiatan Gong Xiu dikemas berbeda dengan bulan yang lalu agar relawan tidak merasa bosan dan jenuh seperti kegiatan sebelumnya. 

Bagi Beras di Kampung Simpak

Bagi Beras di Kampung Simpak

07 Oktober 2014
Tepatnya Jumat, 3 Oktober 2014, pukul 11.30 WIB, 35 orang relawan Tzu Chi Tangerang tiba di Kampung Simpak untuk melakukan survei dan pembagian kupon beras Cinta Kasih Tzu Chi. Keesokannya, 4 Oktober 2014, pukul 12.00 WIB, di Vihara Dharma Mulia, pembagian beras  dilakukan seusai warga melakukan kebaktian pagi.
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -