Dari Hati ke Hati
Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung) Relawan Tzu Chi Bandung Pepeng Kuswati (kiri) dan Henny Wijaya memberikan kehangatan dengan menghibur oma di Aula Panti Wreda Nazareth Bandung. |
| ||
Pukul 09.30 WIB, para relawan sudah tiba di panti. Setibanya di panti para relawan langsung mengajak opa dan oma untuk berkumpul bersama di aula panti. Karena di aula inilah para relawan akan menghangatkan batin para opa dan oma dengan memberikan pelayanan berupa memijat, menggunting kuku, membagikan makanan dan buletin Tzu Chi, serta olahraga bersama. Salah satu pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kunjungan kasih ini diantaranya adalah tentang pentingnya kesehatan. Hal tersebut diungkapkan Oma Yohana (80). Oma yang berasal dari Bandung ini mengaku bahwa dengan adanya kunjungan kasih ia telah mendapatkan pelajaran yang berarti untuk hidup dan kesehatannya. “Saya seneng sekali, yang paling utama dapet pelajaran olahraga untuk kesehatan. Memang saya paling demen olahraga. Apalagi tadi dapet pelajaran olahraga, rasanya sangat gembira sekali. Jadi betul-betul perlu untuk oma-oma kalo ingin sehat,” kata oma yang sudah menghuni Panti Wreda Nazaret selama 4 bulan ini. Akan tetapi tidak semua penghuni panti dapat berkumpul di aula. Hal itu disebabkan oleh kondisi kesehatan opa dan oma yang sedang tidak baik. Keadaan seperti itu lantas membuat para relawan berinisiatif untuk mengunjungi kamar opa dan oma. Di tempat istirahatnya itu para relawan membagikan makanan serta memberikan hiburan dan semangat dengan penuh keramahan. Doa dan dukungan moril pun dipanjatkan oleh para relawan demi kesembuhan para opa dan oma.
Keterangan :
Malaikat dengan Isyarat Tangan “Mereka senang kalo kita berkunjung, wajahnya itu kelihatan bahwa mereka itu sangat menunggu kedatangan kita, karena pernah suatu kali saya tanya, seneng nggak kalo kita dateng? Mereka langsung menjawab, ‘Seneng dong, kalian itu malaikat bagi kita, yang membuat kita gembira.’ Mereka bilang begitu,” kata Margaretha Teguh, salah satu relawan Tzu Chi Bandung yang hadir pada kunjungan kasih ini. Selain itu, nyanyian isyarat tangan pun selalu dinantikan oleh para penghuni panti. “Biasanya kita sering ke panti yang lain, tapi yang di sini mereka seneng shou yu (gerakan isyarat tangan), jadi selalu minta diajarin. Mereka bahkan berani dalam acara mereka sendiri, menampilkan shou yu. Pokoknya mereka selalu belajar, mereka minta teksnya, mereka minta lagunya, terus mereka belajar sendiri, kalo ada acara mereka berani tampil,” tambah Margaretha. Disamping itu, kunjungan kasih ini memberikan pelajaran tentang arti dari kesehatan dan rasa syukur dalam menjalani hidup. “Saya bisa menghargai apa artinya hidup, terus kesehatan, karena mereka kebanyakan kan udah tua, ada yang nggak bisa bangun, ada yang nggak bisa berdiri, sedangkan saya masih bisa, jadi saya itu sangat bersyukur bahwa saya diberi kesehatan, karena saya sehat saya jadi membantu mereka,” tambahnya lagi.
Keterangan :
Bekerja untuk Tuhan Bersamaan dengan itu, suster yang pernah menjadi misionaris di beberapa negara di Eropa ini pun mengagumi kinerja dari para insan Tzu Chi. “Khusus untuk para relawan saya salut sekali, orang muda-muda, ibu-ibu yang aktif, dimana pun, tapi toh masih menyempatkan diri untuk berbagi kasih sayang, dan itu sangat mengagumkan,” akunya. Sr. Elisa pun berpesan agar para insan Tzu Chi terus melanjutkan misi kemanusiaanya. “Maju terus pantang mundur, dan tidak hanya bekerja untuk manusia, tapi bekerja untuk satu yang di atas, untuk Tuhan. Semua kalo bekerja untuk Tuhan bisa mengatasi segala macam rintangan,” tambahnya. Kunjungan kasih berakhir pada pukul 11.00 WIB. Sebelum berpisah, para insan Tzu Chi dan penghuni panti bersatu untuk bersama-sama menyayikan lagu “Sayonara” terlebih dahulu. Tak hanya itu, para relawan pun mengantarkan oma menuju kamar tidurnya masing-masing. Semoga dengan adanya genggaman cinta kasih yang ditunjukkan oleh insan Tzu Chi, dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat secara luas. Kunjungan kasih pun dapat dijadikan media untuk mengetuk hati masyarakat, bahwa kasih sayang kepada orang tua dapat dilakukan pada siapapun dengan cara pendekatan yang lebih beragam. | |||
Artikel Terkait
Dari Sampah, Menjadi Karya
21 Februari 2019Berdoa Bersama Menyongsong 25 Tahun Tzu Chi
04 September 2018Para Pengukir Sejarah Sekolah Cinta Kasih Singkawang (Bag. 1)
05 September 2022Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Singkawang menghadirkan para “pengukir sejarah” dalam misi pendidikan. Di tangan-tangan merekalah harapan untuk menghasilkan murid-murid yang berprestasi secara akademik sekaligus memiliki budi pekerti yang luhur.