Dari Padang Halaban Untuk Kemanusiaan

Jurnalis : William (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas), Fotografer : William (Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas)

 

 
 

fotoRelawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas mengadakan pelatihan bagi relawan Sinar Mas yang berdomisili di kebun Padang Halaban, Sumatera Utara.

Sebagai perkebunan kelapa sawit pertama yang dimiliki oleh Sinar Mas, kebun Padang Halaban di Sumatera Utara menyimpan banyak kenangan. Peluh dan upaya yang tercurah atas nama keinginan untuk berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia terekam jelas di sini. Begitu pula tanah, air, dan totalitas dalam bekerja di kebun Padang Halaban boleh jadi berperan sebagai anak tangga pertama dari sekian banyak anak tangga yang harus digapai tatkala Sinar Mas meniti jalannya.

Sama halnya dengan kegiatan usaha Sinar Mas, kegiatan kemanusiaan yang bertujuan untuk berbagi hidup dengan sesama juga dilaksanakan dengan sepenuh hati. Dimotori oleh Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Sumatera Utara (Sumut), misi kemanusiaan Tzu Chi dilaksanakan di bawah bendera program 5 KM, yang berarti lima kilometer dari sekitar area Perkebunan Sinar Mas harus bebas dari penyakit katarak, hernia, dan bibir sumbing. Untuk kasus-kasus tertentu, program 5 KM ini juga memberikan uluran tangan bagi anak-anak penderita penyakit jantung bawaan.

“Fokus kami pertama-tama adalah untuk membersihkan area di sekitar perkebunan dari penyakit katarak, hernia, bibir sumbing, dan jantung bawaan. Setelah daerah sekitar bersih, mungkin Xie Li Sumut akan bergerak lebih jauh lagi,” jelas Mulyanto Shixiong, Ketua Xie LiSumut.

Pelaksanaan program 5 KM ini tidak hanya terbatas pada pengobatan penyakit secara medis, melainkan juga pada tahap survei dan kunjungan kasih pascapengobatan. Hal ini sejalan dengan semangat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang tidak sekedar berupaya menyembuhkan penyakit, tetapi juga untuk membersihkan hati manusia dan menyebarkan cinta kasih universal.

Bekerja sama dengan tenaga medis dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA), Xie LiSumut secara rutin menangani kasus-kasus pasien. Sebagai contoh, pada tanggal 28 Januari 2013, sebanyak 10 pasien dari kebun Padang Halaban dan tiga pasien dari kebun Pernantian diberangkatkan ke Rumah Sakit Ibu Kartini, Kisaran, untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Total 13 nama pasien ini diperoleh melalui kesediaan para relawan untuk turun ke lapangan, dari satu rumah ke rumah lainnya, dan mensosialisasikan program 5 KM.

Optimisme akan berhasilnya misi kemanusiaan, khususnya misi kesehatan, diperkuat dengan antusiasme para relawan di Xie Li Sumut untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas organisasi. Buktinya, pelatihan donasi dan teknis masalah misi kesehatan yang diberikan oleh tim dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Sinar Mas pada tanggal 15 Februari 2013 disambut hangat oleh para relawan Xie Li Sumut.

Keterangan :

  • Mulyanto Shixiong memberikan sharing dalam melakukan survey kasus.

“Kami harus siap untuk melakukan survei dan menangani kasus pasien. Dengan adanya kemampuan yang memadai, kami akan semakin siap untuk menjadi Xie Li mandiri yang membawa perubahan. Di tahun 2013 ini, kami menargetkan agar penanganan misi kesehatan sudah rapi sehingga Xie Li Sumut bisa mewujudkan visi yang belum terwujud, yaitu membersihkan area sekitar perkebunan dari buta aksara,” tambah Mulyanto Shixiong.

Kepemimpinan Mulyanto Shixiong di Xie Li Sumut ini merupakan kepemimpinan berjiwa visioner. Ia tidak terpaku pada apa yang tengah dilakukan dan terjebak dalam rutinitas, tetapi justru terus berpikir tentang kebaikan apa lagi yang dapat disebarluaskan. Pikiran-pikiran semacam inilah yang kemudian diterjemahkan bersama-sama oleh relawan Xie Li Sumut untuk membuat perencanaan kedepan.

Di sisi lain, para relawan juga menyadari bahwa misi kemanusiaan haruslah sejalan dengan misi pelestarian lingkungan. Kedudukan lingkungan hidup dalam perjalanan sejarah manusia sangatlah penting. Tanpa lingkungan hidup yang sehat, bencana alam dan musibah sangat berpotensi terjadi. Kenyataan ini seolah sudah menjadi kesepakatan umum sampai-sampai Komite Nobel mengganjar mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore, danIntergovernmental Panel on Climate Change dengan penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2007 atas upaya mereka dalam menggugah kesadaran dunia internasional akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

“Kelestarian lingkungan hidup sangatlah penting. Kami betul-betul menyadari pentingnya menjaga lingkungan yang bersih serta memelihara perilaku ramah lingkungan. Oleh karena itu, untuk rencana sampai tahun 2014, Xie Li Sumut akan meningkatkan program pelestarian lingkungan yang dinamakan ‘Persiapan 2014 Berstandar Lingkungan & Agroducation’. Dalam hal ini, beberapa program seperti compostingsmart house, lumbung plastik, gulma perkebunan,palm education, bank pohon, local flowerreuse and save water, dan pengendali hayati. Sebagai langkah pertama, kita jangan muluk-muluk; lakukan saja dari diri kita sendiri. Tunjukkan bahwa kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita,” timpal Ruslianto Shixiong yang cukup aktif dalam program pelestarian lingkungan.

Semoga apa yang dilakukan oleh Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Sumut dapat meneguhkan hati kita semua untuk tetap menjadi perpanjangan tangan Master Cheng Yen dalam menjadikan dunia ini sebuah tempat yang lebih indah dan manusiawi untuk ditempati.

 

 

 
 
 

Artikel Terkait

Apresiasi kepada Perawat Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Hari Perawat Internasional

Apresiasi kepada Perawat Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi di Hari Perawat Internasional

25 Mei 2023

Seluruh manajemen Rumah Sakit Umum Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng (RSUCK) memperingati Hari Perawat Internasional yang jatuh pada 12 Mei 2023. 

Harapan Baru untuk Kirana

Harapan Baru untuk Kirana

07 April 2016
Kirana Putri (3,5), terlahir dengan bibir sumbing, berbeda dengan kedua kakak perempuannya. Hal ini membuat keluarganya yang tinggal di Kampung Bimbul No.19, RT 03/07, Desa Sukamulya, Kecamatan Leles, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini dirundung kesedihan. Minggu, 20 Maret 2016 menjadi hari yang bersejarah dan menggembirakan bagi Kirana dan keluarganya setelah berhasil dioperasi dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi. 
Di Balik Jeruji Besi

Di Balik Jeruji Besi

24 Januari 2009 Meskipun mereka adalah orang-orang yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat akibat melakukan tindak kriminal, namun relawan Tzu Chi tetap menganggap mereka sebagai insan yang masih memiliki cinta kasih. “Siapapun yang merangkul (membantu–red) orang (lain) dinamakan Bodhisattva,” pesan Lu Lian Chu kepada para napi. Lu Lian Chu berpesan agar kelak selepas bebas dari hukuman, para narapidana dapat mempraktikkan cinta kasih.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -