Dari Sampah Menjadi Cinta Kasih: Edukasi Hijau di Sekolah Methodist

Jurnalis : Relawan ZSM Tzu Chi Aceh, Fotografer : Ismanova (Tzu Chi Aceh)

Para murid Sekolah Methodist Banda Aceh bersama-sama relawan memilah barang daur ulang.

Cuaca cerah dengan langit biru dan mentari yang memancarkan panas menyengat menandai bahwa Kota Banda Aceh mulai memasuki musim kemarau. Hari Selasa, 17 Maret 2025, pagi itu suasana di lapangan Sekolah Methodist Banda Aceh tampak sepi karena sedang berlangsung jam belajar.

Saat memasuki gedung sekolah, terlihat sebagian anak sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dibimbing oleh guru pembina. Hari itu, relawan Tzu Chi mengadakan kegiatan Misi Pelestarian Lingkungan dalam rangka pemilahan sampah di titik Green Point yang telah diresmikan pada 27 Juli 2024 lalu.

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai sarana pembelajaran kepada siswa-siswi tentang cara memilah sampah daur ulang, sekaligus mengajak mereka untuk lebih peduli terhadap kondisi bumi.

Relawan dan para murid juga saling berinteraksi dengan hangat dan penuh keakraban.

Kehadiran para relawan Tzu Chi yang dikoordinasi oleh Toni disambut hangat oleh seorang guru bernama Dona Hutabarat. Relawan pun mulai menata tempat dan mempersiapkan segala keperluan untuk kegiatan pemilahan ini. Selanjutnya, Dona mengatur siswa-siswi untuk berbaris guna mendengarkan pengarahan dari relawan Huicin, yang akrab disapa Akien.

Akien menyapa para siswa kelas 9 yang hari itu mengenakan seragam Pramuka, lalu menjelaskan tujuan dari kegiatan ini, yaitu memisahkan sampah daur ulang di kotak Green Point sesuai jenisnya. Ia menjelaskan bahwa setelah dipilah, sampah daur ulang seperti botol air mineral memiliki nilai jual lebih tinggi dibanding yang tercampur.

Akien juga menyampaikan bahwa daur ulang bukan hanya soal mengurangi sampah, tetapi juga mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai, sesuai prinsip Tzu Chi: “Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, dan cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengitari bumi.”

Kegiatan ini diawali dengan peragaan lagu isyarat tangan berjudul “Satu Keluarga”, yang dipimpin oleh relawan Tzu Chi dan diikuti dengan antusias oleh para siswa. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan permainan mengumpulkan gelas air mineral dalam kelompok berisi lima orang. Siswa-siswi tampak sangat antusias, baik saat menjawab pertanyaan maupun saat bermain, karena pemenang akan mendapat hadiah menarik dari relawan.

Leona, salah satu siswi yang berasil menjawab pertanyaan dengan benar seputar pelestarian lingkungan mendapatkan kado dari relawan.

Beberapa siswi seperti Leona, Vanessa, dan Putri berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan Akien seputar Tzu Chi dan kegiatan daur ulang. Steven pun maju ke depan dan berbagi bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk pelestarian lingkungan, serta mengajak teman-temannya untuk terus membawa sampah daur ulang dari rumah ke titikk Green Point. Karena keberaniannya berbagi pengalaman, Steven mendapat hadiah berupa satu set pensil warna.

Selanjutnya, kegiatan masuk ke sesi pemilahan sampah. Dengan bantuan para relawan, siswa-siswi diajarkan cara memilah sampah dengan benar, dimulai dari mengeluarkan isi kotak Green Point, lalu memisahkannya berdasarkan jenis seperti karton, aluminium, kaleng, koran, kertas, buku, dan lainnya. Para siswa tampak bersemangat menjalankan proses ini karena bisa langsung mempraktikkan teori yang sudah disampaikan. Semua dilakukan bersama-sama, sehingga proses pemilahan berjalan dengan cepat dan mudah.

Di penghujung acara, relawan dan para murid memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga.

Para relawan pun tak kalah semangat membimbing dan merasa gembira melihat antusiasme siswa-siswi Sekolah Methodist terhadap kegiatan ini. Setelah proses pemilahan selesai, para siswa diarahkan untuk mencuci tangan sebagai bagian dari menjaga kebersihan setelah memegang sampah, lalu dilanjutkan dengan pembagian kue, minuman, dan gantungan kunci bergambar logo Tzu Chi sebagai kenang-kenangan.

Kebahagiaan jelas terpancar dari wajah para siswa, karena selain mendapat edukasi, mereka juga bisa bermain dan memperoleh hadiah. Bahkan yang tidak menang pun tetap mendapat souvenir. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama, lalu para siswa kembali ke kelas masing-masing untuk melanjutkan pelajaran. Semoga kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkaya wawasan siswa-siswi Sekolah Methodist.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Belajar Melestarikan Lingkungan

Belajar Melestarikan Lingkungan

12 Oktober 2018
Kelas budi pekerti untuk anak-anak Rusun II Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke yang rutin diadakan setiap bulannya kembali dilaksanakan pada 7 Oktober 2018. Bertemakan Pelestarian Lingkungan, anak-anak dibimbing untuk senantiasa sadar akan kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan. 
 Menyelamatkan Bumi dengan Kedua Tangan

Menyelamatkan Bumi dengan Kedua Tangan

29 Juni 2022

Minggu 19 Juni 2022 kegiatan pemilahan barang daur ulang Tzu Chi yang perdana mulai berjalan di komunitas Hu Ai Pusat. Kegiatan pemilahan berlangsung di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Krekot Bunder.

Titik Pemilahan Daur Ulang Baru di Surabaya

Titik Pemilahan Daur Ulang Baru di Surabaya

27 Maret 2019
Titik pemilahan sampah daur ulang bertambah satu di Surabaya. Sabtu, 23 Maret 2019, tempat pemilahan barang-barang daur ulang ini mulai diresmikan penggunaannya. Relawan dan warga sekitar bersama-sama memilah sampah daur ulang.   
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -