Datang dan Buktikan Sendiri

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

foto
Para relawan mengajak para warga yang datang ke Aula Jing Si untuk memeragakan gerakan isyarat tangan satu keluarga bersama-sama.

Sejak bulan Januari 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia telah melaksanakan Program Bebenah Kampung (pembangunan kembali rumah warga yang terbakar) bagi para korban kebakaran di Lautze Dalam dan Karanganyar, Jakarta Pusat.  Sebanyak 54 rumah telah selesai dibangun dan dihuni oleh warga. Selama pembangunan berlangsung, warga juga mendapat kunjungan dan perhatian dari para relawan Tzu Chi. Warga juga selalu mendengar jika Tzu Chi telah tersebar di 15 daerah di Indonesia dan telah membantu pembangunan rumah bagi warga kurang mampu serta pendirian kembali bangunan sekolah untuk para korban gempa.

Kini setelah rumah mereka telah selesai dibangun, relawan pun mengajak mereka untuk berkunjung ke Aula Jing Si Indonesia di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara guna melihat lebih dekat sejarah Tzu Chi Indonesia selama 19 tahun ini. Sebanyak 160 orang diajak untuk berkunjung pada hari Minggu, 1 Juni 2013.  Dalam acara ini, warga yang terdiri dari warga Lautze Dalam, Karanganyar, dan Pademangan ini merasa sangat senang dan terperanjat melihat sejarah Tzu Chi yang begitu indah serta dijabarkan dengan begitu rapi.

Kaw Meng Goei Lie, PIC kegiatan ini menerangkan jika dengan adanya kunjungan ke Aula Jing Si, warga yang tadinya hanya mendengar mengenai Tzu Chi dapat menyaksikan langsung  foto-foto sejarah Tzu Chi secara langsung. “Kunjungan para Zhao Gu Hu kali ini ialah untuk memperkenalkan kepada mereka mengenai Tzu Chi dan Aula Jing Si, sehingga mereka dapat lebih tahu apa saja yang dikerjakan oleh Tzu Chi, tempat mereka beraktivitas seperti apa dan seperti apa Tzu Chi sesungguhnya,” ujar Kaw Meng Goei Lie atau yang akrab disapa dengan Ameng Shixiong.

Ameng pun menambahkan jika setelah kunjungan ini, relawan akan mengimbau warga untuk ikut membantu misi Tzu Chi melalui  kesadaran menjaga lingkungan rumah mereka tinggal agar tetap bersih, dan relawan juga akan mengajak mereka untuk ikut dalam kegiatan Tzu Chi. “Kami berharap para penerima bantuan dapat terinspirasi untuk mau membantu orang lain dan menjadi relawan Tzu Chi,” harap Ameng Shixiong.

Bebenah Kampung Membawa Perubahan
Perasaan yakin yang dulunya sempat goyah akibat desas-desus miring mengenai Tzu Chi kini berganti menjadi sebuah kepercayaan yang kuat setelah melihat foto-foto para relawan Tzu Chi yang terus bersumbangsih kepada warga korban bencana. Marwah salah satunya, seorang warga Lautze Dalam yang mendapat bantuan pembangunan kembali rumah oleh Tzu Chi setelah terbakar pada tanggal 10 Februari 2012 lalu.  

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan mengajak warga untuk melihat-lihat ruangan yang ada di Aula Jing Si dan poster sejarah Tzu Chi selama 19 tahun (kiri).
  • Marwah yang sedang melihat poster bantuan Tzu Chi di daerah Padang yang terkena bencana gempa pada tahun 2009 (kanan).

Pada awalnya Marwah selalu dilanda kekhawatiran karena setelah rumahnya terbakar janji relawan Tzu Chi untuk membangunkan rumahnya kembali tidak kunjung datang. Suara miring pun mulai masuk ke telinganya dan sempat membuat dirinya sedih dan menangis tiap kali memikirkan nasibnya. Sambil menunggu, Marwah mencoba membangun sebuah atap seng dengan tiang kayu seadanya untuk dirinya dan anak-anak berlindung dari sinar terik matahari dan curahan air hujan.

Usaha donat yang menjadi penghasilan utama keluarga juga sempat terhenti karena tiada peralatan dan ruang untuk memasak. Beruntung tetangga sekitar sangat peduli kepada mereka sehingga kadangkala, mereka sekeluarga mendapat makan malam gratis. Selain penghasilan keluarga yang hilang. Keamanan dan ketenteraman keluarga juga seringkali mengancam jika hujan disertai angin kencang melanda. Rumah Marwah yang hanya berlandaskan seng dan tiang kayu, sering goyang dan mengeluarkan suara berisik seolah-olah akan rubuh ketika hujan tiba. ”Kalau hujan kan anginnya kencang, rumah saya dulu hanya bersanggakan kayu dan beratap seng. Jadi, kalau hujan datang suka bocor dan juga anak-anak suka ketakutan. Takut rumah rubuh, makanya kalau hujan disertai angin kencang dan saya lagi nggak dirumah, saya suka suruh anak-anak pada keluar rumah takut rumahnya rubuh,” kenang Marwah.

Beruntung, beberapa bulan kemudian rumah yang ia huni mulai dibangun kembali oleh Tzu Chi. Setelah rumah tersebut berdiri utuh dan siap dihuni, Marwah pun mencoba menjalankan kembali usahanya membuat donat. Dari penghasilan berjualan donat dan ditambah dengan penghasilan dari Aris (16), anak pertamanya  yang memutuskan berhenti sekolah dahulu untuk membantu Marwah mencari nafkah, sekarang ia membuka usaha game boy untuk anak-anak sekitar. “Sekarang otomatis kalau hujan dah nggak ketakutan, karena rumahnya dah dari beton,” ujar Marwah dengan gembira.  

Selain itu, kunjungan dan perhatian relawan terhadap dirinya membuat Marwah lebih yakin dan percaya kepada Tzu Chi.” Relawan sering datang, nanyain kabar dan liat kondisi rumah. Kalau ada yang rusak, besoknya langsung dibantu di perbaiki.  Alhamdulilah, sekarang keluarga lebih aman dan tenang. Sudah nggak panik lagi kalau hujan tiba. Dulu pas bulan Januari ketika bencana banjir besar di Jakarta, rumah saya tidak kebanjiran. Tetangga sih kebanjiran, rata-rata rumah yang dibangun oleh Tzu Chi tidak lagi terkena musibah banjir ketika hujan tiba,” terangnya.

Marwah yang juga mengunjungi Aula Jing Si merasa kagum dengan sepak terjang Tzu Chi selama ini. “Saya senang dapat datang kemari, sekarang saya lebih jelas dan paham jika ternyata Tzu Chi benar-benar bekerja di bidang pelayanan sosial bukan seperti yang dikatakan oleh orang-orang banyak jika Tzu Chi membantu ada maunya. Kalau dulu hanya mendengar kabar simpang siur makanya suka ketakutan dan khawatir. Sekarang dah liat sendiri, dah lebih jelas dan lebih percaya Tzu Chi,” papar Marwah dengan yakin.

  
 

Artikel Terkait

Berbagi Kasih Melalui Beras Cinta Kasih

Berbagi Kasih Melalui Beras Cinta Kasih

22 Desember 2011 Pada saat acara pebagian beras akan dilakukan Hasan Karman, Walikota Singkawang memberikan sebuah kata sambutan disertai dengan ucapan terima kasih atas nama warga Singkawang kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah memberi perhatian sungguh-sungguh terhadap masyarakat tidak mampu.
Doa Sekolah Tzu Chi Indonesia Untuk Wuhan

Doa Sekolah Tzu Chi Indonesia Untuk Wuhan

26 Februari 2020

Para siswa, guru, dan staff Sekolah Tzu Chi Indonesia berdoa bersama, menggalang dana, dan membuat poster untuk menunjukan simpati pada Wuhan.

Banjir Jakarta: Menggenggam Kepercayaan

Banjir Jakarta: Menggenggam Kepercayaan

25 Januari 2013 Kepercayaan ini tentunya akan terus dijaga dan dipegang teguh oleh insan Tzu Chi untuk tetap memberikan semua yang terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan. “Kita sangat senang dan sangat berterima kasih bukan hanya pada Telkomsel, tapi juga pada semua masyarakat yang telah menjadi donatur kami.
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -