Datang Dengan Hati yang Tulus
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati, Basno (He Qi Barat 2), Wellson (He Qi Timur), Elysa Wu (He Qi Utara 2)Sebanyak 366 relawan Tzu Chi bersama-sama mengikuti kegiatan Chao Shan dengan penuh perhatian dan khidmat, Minggu 28 April 2019.
Lie Soi Eng (54) sudah bangun sejak jam 2 pagi. Begitu juga dengan suami dan anak-anaknya. Di saat masih nyamannya untuk terlelap, mereka justru sudah menyiapkan diri dan berbagai keperluan untuk dibawa menuju Tzu Chi Center. Langit masih gelap, namun semangat mereka sudah begitu membara. Mereka sekeluarga mengikuti kegiatan Chao Shan (Ritual Namaskara) untuk menyambut Hari Waisak dan memperingati Hari Ulang Tahun Tzu Chi ke-53 yang digelar di halaman Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Minggu 28 April 2019.
Setibanya di lokasi kegiatan, Lie Soi Eng dan keluarganya bergegas menempatkan diri dalam barisan. Diiringi lantunan Namo Ben Shi Shi Jia Mou Ni Fo, Lie Soi Eng dan ratusan relawan Tzu Chi lainnya berjalan tiga langkah secara perlahan kemudian dilanjutkan satu kali bernamaskara. Begitu seterusnya mengelilingi lapangan teratai Tzu Chi dan kembali ke tempat semula.
Sejak jam 5 pagi, para peserta Chao Shan sudah bersiap melakukan ritual Namaskara tiga langkah satu sujud mengelilingi lapangan teratai Tzu Chi.
Lie Soi Eng melakukan ritual ini dengan penuh kesungguhan hati. Puluhan bahkan ratusan kali bernamaskara berdiri berjalan kemudian bernamaskara lagi tidak membuatnya merasa lelah. “Kita datang dengan hati yang tulus jadi merasa sangat bahagia,” ungkapnya.
Lie Soi Eng mengaku di rumah pun ia rajin berdoa termasuk ke tempat ibadah. “Saya sangat senang berdoa. Dengan berdoa saya merasa bahagia, jadi kalau kerja merasa enjoy,” akunya. Setiap kali beribadah ia juga melakukannya bersama-sama keluarga. “Kemana-mana kompak, terutama ke wihara. Datang ke Tzu Chi juga sekeluarga setiap ada acara,” ujarnya yang disertai anggukan sang anak, Novita Natalia.
Lie Soi Eng (depan) sangat
antusias mengikuti kegiatan Chao Shan ini. Ia datang bersama suami dan
anak-anaknya.
Dalam mengikuti ritual Chao Shan ini, Novita mengaku tidak hanya sekadar berlutut dan bernasmaskara, tetapi bagaimana ia memaknai Chao Shan. Ia membeberkan bahwa dengan menghormat saja sudah menghormati orang lain dan diri sendiri. Berlutut bernamaskara membuka tangan dan menutupnya kembali lalu berdiri dan berjalan lagi.
“Langkah-langkah Chao Shan kita memutar satu lingkaran kadang susah, kadang bahagia. Jadi melewati harus penuh dengan keteguhan hati. Ini seperti kehidupan kita,” ujar relawan calon komite ini.
Tidak hanya relawan Tzu
Chi, kegiatan Chao Shan juga diikuti masyarakat umum.
Melakukan ritual Chao Shan, Novita juga melafalkan Sutra dengan penuh konsentrasi. “Baca Sutra tidak hanya berdoa, tapi juga menenangkan hati. (Dilakukan) dengan sungguh-sungguh akan merasakan kebahagiaan tersendiri,” tegasnya. “Kami juga berdoa semoga semua makhluk tenteram dan damai. Semoga Master (Cheng Yen) panjang umur karena hari ini Master ulang tahun,” timpal sang Mama.
Selain Fokus Perlu Merenungkan Diri
Ya, ritual Chao Shan yang digelar Tzu Chi kali ini bertepatan dengan hari kelahiran Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi. “Ini bertepatan dengan kalender lunar bulan 3 tanggal 24, nah itu adalah hari ulang tahun guru kita, Master Cheng Yen. Makanya setelah Chao Shan ada kebaktian Sutra Bhaisajyaguru, kita melimpahkan jasa berdoa agar Master tetap sehat terus bisa membimbing murid-muridnya,” kata Mei Rong membenarkan.
Novita Natalia (kanan)
mengaku merasakan kebahagiaan tersendiri jika melakukan ritual ini dengan penuh
ketulusan hati.
Melihat antusiasme 366 peserta Chao Shan yang hadir, Mei Rong merasa sangat gembira. “Sekarang lebih banyak orang melakukan ritual Namaskara untuk menyambut Waisak, mereka melakukannya cukup baik. Semoga mereka yang lakukan hari ini mendapatkan ketenangan batin,” ujarnya.
Mei Rong kembali mengingatkan bahwa Chao Shan adalah menuju tempat tujuan dimana sebenarnya Shan sendiri berada di hati masing-masing orang. “Jadi kita jalan menuju bagaimana bisa mencapai hakikat diri kita,” kata relawan Komite Tzu Chi ini. “Jadi selain fokus perlu merenungkan diri,” lanjutnya.
Mei Rong (kanan) berharap dengan melakukan Namaskara para peserta juga bisa merenungkan apakah bisa melepaskan noda batin.
Mei Rong berharap kepada para peserta kegiatan ritual Namaskara tiga langkah satu sujud yang diikuti mulai dari anak-anak hingga orang tua lanjut usia ini agar bisa merenungkan amarah maupun kesombongan dalam diri masing-masing. “Jadi saat kita bernamaskara, kita bisa merenungkan apakah kita bisa melepaskan noda batin sehingga menjadi lebih baik,” tukasnya.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Datang Dengan Hati yang Tulus
29 April 2019Diiringi lantunan Namo Ben Shi Shi Jia Mou Ni Fo, Lie Soi Eng dan ratusan relawan Tzu Chi lainnya berjalan tiga langkah secara perlahan kemudian dilanjutkan satu kali bernamaskara. Begitu seterusnya mengelilingi lapangan teratai Tzu Chi dan kembali ke tempat semula.
Menjernihkan Hati, Kembali Pada Hakikat Diri
02 Mei 2017Dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak, relawan Tzu Chi mengadakan kegiatan Chao Shan berupa ritual Namaskara “San bu yi bai”, tiga langkah satu sujud. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Minggu, tanggal 30 April 2017 pukul 05:00 WIB di lapangan Teratai Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.