Daur Ulang dengan Program Creativity, Activity, Service

Jurnalis : Mitta Pertiwi, Sumito (TCUCEC), Fotografer : Sumito (TCUCEC)


Kegiatan daur ulang siswa-siswi Tzu Chi Secondary School dilakukan di Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan di Tzu Chi Center, PIK.

“Bersatu hati melakukan kegiatan daur ulang. Menghimpun berkah agar dunia bebas dari bencana.” Kata perenungan Master Cheng Yen.

Sebagai Pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen selalu menghimbau para insan Tzu Chi untuk melakukan pelestarian lingkungan. Salah satunya adalah dengan melakukan pemilahan sampah untuk didaur ulang. Kegiatan ini pun juga diakukan oleh Tzu Chi Secondary School (kelas 11 atau setara dengan SMA) yang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum IB Diploma. Dalam menjalankan program tersebut, murid diwajibkan untuk mengikuti sejumlah mata pelajaran elemen inti. Salah satu yang harus dijalankan adalah program Creativity, Activity, Service (CAS) yang mencakup kreativitas, aktivitas, dan pelayanan. Dalam hal ini, kegiatan daur ulangadalah bagian dari unsur service (pelayanan).

Mely Kartono, sebagai guru pembimbing progam CAS di Tzu Chi Secondary School menjelaskan kegiatan pelestarian lingkungan yang dilakukan pada tanggal 6 September 2018 ini.“Sebelumnya kita juga sudah mengadakan kegiatan di depo PL di Cengkareng. Saat itu mereka mau melakukan, tidak merasa geli, gesit dan cepat mengerjakannya. Ini bukan masalah Quantity, ini ketelitian, kemauan kita untuk memegang sampah yang sebenarnya dianggap jorok.” ujar Mely. Kegiatan yang diikuti oleh 19 murid ini bertempat di depo pendidikan pelestarian lingkungan Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk dan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai mencintai bumi dan lingkungan, khususnya dalam mengelola sampah.

Dalam kesempatan yang baik itu pula, 8 orang DAAI Mamadari relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 juga ikut mendampingi dan berbagi pengalamannya. Mereka bersama-sama para murid memisahkan tutup botol ke tempat yang sudah disediakan, melepaskan label dari botol menggunakan pisau cutter, hingga meremukkan botol lalu memasukkan kembali ke dalam karung.


Nanda (Kanan) bersama Pong shijie(tengah) sedang menekan botol-botol yang telah dipilah kedalam karung agar lebih padat.


Dennis (depan) didampingi relawan Tzu Chi sedang membersihkan label botol supaya mudah dipilah.

Para murid ini mendapat banyak pengalaman berharga dan pembelajaran melalui kegiatan pelestarian lingkungan ini. Sebagian dari mereka awalnya terlihat kikuk (kaku), namun setelah beberapa saat mereka menjadi terbiasa dan cekatan melakukannya. “Sabar, harus bisa menahan bau. Kita juga bisa belajar bagaimana cara menanggulangi limbah,” ungkap Gabriella, salah satu siswa yang berbagi pengalamannya.

Tidak sedikit siswa yang merasa senang memperoleh kesempatan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan. “Senang, dapat pengalaman baru. Saya ingin lebih mandiri. Sehabis minum, saya akan langsung pisahkan tutup dengan botol sebelum diserahkan ke depo daur ulang,” kata Nanda, salah seorang murid yang belajar banyak dari kegiatan tersebut. Pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh siswa Tzu Chi Secondary School ini juga menumbuhkan semangat kerjasama di antara para siswa. “Saya jadi belajar bekerja sama dengan tim, saling tolong menolong dan mengerti cara menanggulangi sampah botol,”ujar salah satu siswa bernama Dennis.

Antusiasme para siswa Tzu Chi Secondary School tersebut membuat para relawan gembira dan semakin bersemangat mendampingi mereka. Relawan Dianayanti Law yang lebih akrab dipanggil Pong shijie pun berbagi isi hatinya.“Saya senang dengan adanya kegiatan ini. Anak-anak bisa tahu kalau membersihkan botol susah, sehingga mereka tidak memperbanyak botol plastik dirumah.” Pong shijie sendiri secara rutin bersama para relawan Da Ai Mama lainnya berkegiatan di depo pendidikan pelestarian lingkungan Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk ini setiap Jumat pagi.


Selesai melakukan daur ulang para siswa –siswi Tzu Chi Secondary School dan relawan pendamping melakukan foto bersama.

Riyanto, salah satu relawan Tzu Chi yang menjadi pengelola depo pendidikan pelestarian lingkungan Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk ini juga menjelaskan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkngan yang melibatkan siswa sekolah. Sejak berdiri pada bulan Desember 2017, sudah ada beberapa murid dari sejumlah sekolah di Jakarta yang berkegiatan serupa di depo ini. “Depo ini membangun kepedulian dan kesadaran terhadap lingkungan yang memang menjadi tanggung jawab bersama sebagai penghuni planet bumi. Dengan menanamkan sikap ini pada pelajar, masa depan bumi niscaya bisa lebih baik,” ungkap Riyanto disela-sela kegiatan bersama siswa Tzu Chi Secondary School.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -