Demi Ajaran Buddha, Demi Semua Mahluk Hidup

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara), Metta Wulandari, Teddy Lianto
 
 

foto
Dengan penuh khidmat, relawan menjalani prosesi Chao san dengan tertib.

Langit masih gelap dan waktu baru menunjukkan pukul 04.50, tetapi suasana di halaman Aula Jing Si Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara sudah terlihat  ramai.  Para relawan sudah banyak yang berdatangan: He Qi Barat, Utara, Pusat, Timur, Selatan dan Tangerang. Mereka datang dalam rangka menyambut perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi sedunia. Rencananya pada hari itu,  Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan tiga langkah satu sujud (Chao San) pada tanggal 5 Mei 2013, Minggu, pada pukul 05.00.

Dengan mengenakan seragam, celana warna hitam dan baju relawan, semua peserta baik muda maupun tua semua terlihat antusias mengikuti acara pagi ini. Kami semua bergegas masuk ke dalam alur barisan untuk mengikuti kegiatan Chao San ini. Terdengar alunan Sutra Sakyamuni  “Namo Ben Shi, Shi Zia Mo Ni Fo” berkumandang, menambah suasana khidmat di pagi hari dengan semilir angin yang lembut membelai wajah.

Kegiatan tiga langkah satu sujud (Chao San) ini diadakan setiap setahun sekali pada bulan Mei (bulan Waisak), kami semua para relawan bersama-sama  berdoa dengan tulus, semoga dunia damai sejahtera bebas dari bencana. Acara ini pun bertujuan untuk menumbuhkan keyakinan dan kegigihan umat Buddha untuk selalu ingat berjalan di jalan yang benar, dapat merendahkan hati dan menenangkan diri, serta batin yang seimbang, mengingat dan membalas jasa orang tua. Demi agama Buddha dan seluruh mahluk hidup, kita bersama-sama berdoa agar dunia terbebas dari bencana, agar Master Chen Yen selalu sehat sehingga dapat terus membimbing kami melepas kekeruhan noda batin.

foto   foto

Keterangan :

  • Kegiatan pada tanggal 5 Mei 2013 ini dihadiri oleh sekitar 290 relawan (kiri).
  • Setelah melakukan prosesi Chao san, relawan menenangkan diri di ruang Fu Hui ting untuk mendengarkan ceramah Master cheng Yen dan berdoa untuk keselamatan semua makhluk hidup (kanan).

Sebanyak 290 peserta mengikuti upacara tiga langkah satu sujud ini, kebanyakan peserta dari relawan tetapi ada juga masyarakat  umum. Masyarakat umum datang ingin mengetahui seperti apa kegiatan Chao San ini dan ada pula yang ikut serta karena diajak oleh teman atau saudara. Terlihat semua peserta dengan khidmat mengikuti ritual ini.

Kami mengelilingi satu putaran halaman Aula Jing Si, dengan langkah teratur dan rapi sembari melafal sutra kami semua terus maju melangkah. Semua terlihat tenang, berkonsentrasi tiada yang berkeluh kesah terus bergerak maju dengan tekad di hati. Terlihat dari beberapa peserta adalah  para lansia, walau secara fisik terlihat rapuh dan ada keterbatasan tapi dengan ketekunan dan semangat tekad yang kuat mereka mampu mengikuti Chao San sampai selesai. Sungguh pemandangan yang indah dan luar biasa. Mereka adalah contoh teladan bagi kami relawan muda yang harus mempunyai kekuatan tekad terus maju demi agama Budha dan semua mahluk hidup.

Setelah melakukan Chao Shan, kami semua diarahkan  menuju ruang Fu Hui Ding (Ruang untuk kebaktian) untuk  melakukan meditasi (menenangkan diri) selama 5 menit lalu diikuti dengan mendengarkan Lentera Kehidupan (ceramah Master Cheng Yen) dan doa bersama.  Tak terasa jam menunjukkan pukul 08.10 kegiatan pun sudah usai. Kami semua keluar dengan tertib dari ruang Fu Hui Ding dengan senyum bahagia, hati tenang dan penuh sukacita.

Seperti kata Master Cheng Yen bahwa “Setiap menit dan  setiap detik sangatlah berharga karena  dalam kehidupan ini, pikiran dan waktu adalah tak terpisahkan, sebersit niat yang timbul pada detik ini mungkin bisa menjadi penuntun kita seumur hidup.  Semoga setiap niat yang terbangkitkan bisa membimbing kita kearah yang benar”.

  
 

Artikel Terkait

Menyalurkan Bantuan Banjir di Kelurahan Sei Mati

Menyalurkan Bantuan Banjir di Kelurahan Sei Mati

10 Maret 2022

Hujan deras yang mengguyur kota Medan pada 27-28 Februari 2022 menyebabkan beberapa titik dilanda banjir. Salah satunya di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun.

Satu Lagi Kisah Penerima Bantuan Implant Koklea dari Tzu Chi, Marcello Namanya

Satu Lagi Kisah Penerima Bantuan Implant Koklea dari Tzu Chi, Marcello Namanya

31 Maret 2022

Saking semangatnya agar Marcello bisa dengar dan berbicara dengan jelas, sang ibu, Istiharoh membawanya mengikuti terapi di empat tempat dalam sepekan.

Muda-mudi Cinta Lingkungan

Muda-mudi Cinta Lingkungan

23 Mei 2011
Banyak pula hal yang kadang terjadi di luar kendali tanpa kita sadari yang dapat kita ubah agar menjadi pribadi yang ramah lingkungan seperti tidak memakai sumpit daur ulang (sumpit sekali pakai), menghindari penggunaan styrofoam, menggunakan sapu tangan untuk menggurangi penggunaan kertas tissue dan hemat dalam pemakaian air.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -