Dengan Cinta Kasih Menjadi Agen Perubahan
Jurnalis : Eko Rahardjo (Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi), Fotografer : Yusuf Fathony (Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi)Kamp Pendewasaan bagi siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK kembali diselenggarakan oleh Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng 3 – 4 Mei 2019.
Bertempat di Gedung Tzu Chi Center PIK Jakarta Utara, Sekolah Cinta kasih Tzu Chi Cengkareng kembali mengadakan Kamp Pendewasaan bagi siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Seluruh siswa yang berjumlah 556 itu mengikuti kamp pada 3 dan 4 Mei 2019. Kamp ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan tiap tahunnya bagi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di setiap jenjang pendidikan.
Mengusung tema Dengan Cinta Kasih Menjadi Agen Perubahan, kamp ini bertujuan untuk menjadikan setiap siswa mempunyai karakter positif sesuai nilai dan filosofi budaya humanis Tzu Chi, sekaligus mampu mengajak orang lain untuk melakukan hal serupa.
Larut Dalam Kegiatan
Kamp Pendewasaan diawali dengan upacara pembukaan di lapangan olah
raga, dipimpin oleh Freddy Ong, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Dalam kesempatan itu, Freddy Ong berpesan agar siswa dapat menjadi agen perubahan bagi dirinya dan lingkungannya.
Senada dengan Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Ketua Panitia, A. Rafiq juga berpesan bahwa sebagai kaum melenial yang mempunyai peran penting atas masa depan bangsa, siswa siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan motor penggerak kebaikan untuk lingkungan sekitarnya.
“Jika siswa tidak dapat menjadi motor, maka mereka akan tergilas oleh kecepatan perubahan yang terjadi saat ini. Karena generasi saat ini adalah generasi yang serba instan, sehingga semua harus berjalan dengan cepat dan tepat sesuai kondisi dan masanya,” kata A. Rafiq.
Usai pembukaan, para siswa melanjutkan kamp dengan beberapa materi dalam kelas. Materi pertama adalah budi pekerti. Sesi ini mengingatkan kembali siswa siswi yang telah menerima model pembelajaran di sekolah selama ini.
Kamp Pendewasaan diawali dengan upacara pembukaan di lapangan olah raga, dipimpin oleh Freddy Ong, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Pendidikan karakter yang menjadi ciri khas Sekolah Cinta Kasih menjadi bekal dasar bagi siswa yang akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Seperti yang dikatakan oleh Master Cheng Yen bahwa, ilmu pengetahuan penting, tetapi budi pekerti jauh lebih penting. Siswa siswa harus dididik dengan baik agar memiliki sikap dan perilaku yang baik pula. Tidak jarang, seseorang pandai dalam pengetahuan, tetapi karakternya kurang baik, sehingga melakukan hal-hal negatif.
Dalam sesi budi pekerti kali ini, pembicaranya adalah para relawan senior yang berada di bawah naungan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan shigu (panggilan relawan yang lebih tua). Para shigu ini telah mengikuti berbagai pelatihan tentang pendidikan budi pekerti yang dilakukan baik di Indonesia ataupun Taiwan.
Model pendidikan yang diterapkan adalah pendidikan lima tahapan, di antaranya: merasakan, mengalami, dan mempraktikkan. Sesi budi pekerti kali ini mengajak anak-anak untuk kembali mengingat pelajaran yang telah diterima di sekolah. Misalnya dengan memberikan kata perenungan dan menjabarkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menonton video inspiratif agar siswa termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
Materi
yang Menarik dan Bermanfaat
Sesi Komunikasi Efektif merupakan pemberian bekal kepada siswa agar mereka
dapat memilih dan memilah setiap kali berbicara dan berinteraksi dengan orang
lain. Bahasa lisan adalah bahasa yang tajam, bahasa lisan adalah bahasa yang
sering membuat sesorang terperangkap dalam sebuah kubangan yang kurang mengenakkan.
Seperti kata bijak, mulutmu harimaumu. Setiap perkataan dan ucapan harus dijaga.
Karena seseorang dapat hancur
hanya dari perkataannya. Siswa juga diberikan bekal bagiman memilih lingkungan
dan pergaulan yang baik agar terpengaruh untuk melakukan kebaikan pula.
Seseorang yang berdekatan dengan pedagang wewangingan, maka akan ikut wangi. Tetapi sebaliknya, jika kita berdekatan dengan aroma yang kurang sedap, maka kita juga akan tercium aroma kurang sedap pula.
Agus Hartono, relawan Tzu Chi yang memberikan materi Komunikasi Efektif berpesan bahwa, setiap apa yang kita lakukan akan kita tuai buahnya di kemudian hari. Tidak lupa ia juga memberikan poin bahwa, setiap kali kita akan melakukan sesuatu, berserah dirilah pada Tuhan dan selalu berdoa agar apa yang kita lakukan diberkati.
Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Freddy Ong memberikan kenang-kenangan kepada Dr. Syam Surya, dosen Universitas indonesia yang telah membagi materi tentang cara bijak dalam pemanfaatan teknologi informasi.
Sesi lain dalam Kamp Pendewasaan ini adalah Sesi stasiun (Station). Sesi ini menarik karena siswa diajak untuk melakukan. Melakukan adalah bagian dari pendidikan budi pekerti. Sesi ini terdiri dari empat kegiatan, di antaranya keterampilan, pencitraan diri, berikrar, dan bersumbangsih.
Untuk kegiatan keterampilan, siswa diajak membuat sesuatu yang dapat menjadi buah tangan dan kenang-kenangan dari kegiatan kali ini. Pencitraan diri adalah satu kegiatan yang mengajak siswa untuk mengenali dirinya sendiri, dan tahapan yang akan dijalani selanjutnya. Misalkan untuk siswa SMA/SMK, siswa siswi diberi bekal agar mereka dapat membawa diri, baik secara penampilan atau pun sikap jika nantinya mereka bekarja atau pun kuliah. Begitu pula untuk siswa SD dan SMP, siswa diberikan bekal bagaimana mereka harus bersikap saat berada di jenjang sekolah selanjutnya dan di usia mereka yang makin bertambah.
Kegiatan berikrar, adalah kegiatan yang mengajak siswa untuk memiliki tekat dan janji diri, bahwa di usia yang lebih besar dan lebih dewasa, mereka akan memperbaiki sikap, perilaku dan menjadi diri yang jauh lebih baik. Kegiatan terakhir adalah bersumbangsih, siswa diajak merasakan dan memberikan sedikit empatinya untuk orang lain yang membutuhkan. Siswa mendapatkan pengetahuan bahwa mereka adalah bagian dari anak-anak yang lebih beruntung dari yang lain. Masih dapat bersekolah dengan baik dan menyenangkan. Dapat mendapat fasilitas yang memadai, dan nyaman. Siswa juga diajak bersyukur atas semua yang telah ada dan dapat dinikmati kapan saja, baik pendidikan atau pun kebutuhan sehari-hari.
Setelah menebalkan kembali pendidikan karakater, siswa juga dibekali dengan pengetahuan secara umum. Salah satunya adalah tentang teknologi informasi. Saat ini media sosial sangatlah marak dan tidak lagi bisa dipisahkan dari kehidupan siswa siswi kita.
Dalam sesi ini siswa dibekali bagaimana cara bijak dalam pemanfaatan teknologi informasi, terutama media sosial. Siwa mendapatkan tips-tips agar sopan dalam menuliskan status di laman media sosial mereka. Sesi ini disampaikan oleh Dr. Ahmad Ibrahim B. dan Dr. Syam Surya, yang merupakan dosen dari Universitas indonesia.
Inspirasi
dari Menonton Film
Malam hari, siswa diajak sedikit bersantai
setelah seharian menerima pelajaran hidup yang cukup menyita tenaga dan
pikiran. Setelah makan malam, mereka menonton film yang sangat inspiratif.
Diharapkan dari film tersebut siswa terinspirasi untuk dapat bekerja keras dan
berkompetisi dengan sehat. Film yang berjudul Cool Runing ini, menggambarkan bahwa tidak ada yang
tidak mungkin asalkan kita mau berusaha dengan keras.
Berbagai materi dan sharing diberikan oleh para pemateri. Sesuai tema Dengan Cinta Kasih Menjadi Agen Perubahan, kamp ini bertujuan untuk menjadikan setiap siswa mempunyai karakter positif.
Seorang warga Jamaika, yang notabenenya adalah negara tropis, mengikuti olimpiade musim dingin. Berlari di dalam cuaca dingin yang sangat ekstrem, dimana tidak biasa dilakukan oleh penduduk di negara tropis. Tetapi dengan latihan dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin, semua dapat dilakukan dan dilalui dengan baik. Sehingga hasil terbaik pun dapat diperoleh dalam perlombaan tersebut.
Setelah menonton film, siswa melakukan rilaksasi. Refleksi atas apa yang telah dilakukan dan dilalui selama ini. Jenjang pendidikan dasar atau pun menengah telah terlewati. Pastilah sangat banyak yang telah dilakukan oleh siswa, baik untuk dirinya, orang tua ataupun lingkungannya. Siswa diminta untuk merenungkan kembali kesalahanya, merenungkan jalan perbaikan, dan bertekad untuk menjadi lebih baik.
Hari
Kelulusan Tiba
Setelah bersitirahat dengan cukup,
keesokan harinya adalah acara prosesi kelulusan. Prosesi inilah yang ditunggu,
karena menjadi puncak pengukuhan atas penyelesaian sebuah jenjang pendidikan. Dalam
acara prosesi ini, diawali dengan penabuhan genderang pembukaan. Setelah itu,
prosesi kelulusan dimulai dengan masuknya semua siswa yang akan diwisuda.
Sambutan Ketua Panitia, Direktur dan Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi. Pertunjukan drama yang menarik juga dipersembahkan oleh para siswa siswi. Drama ini menggambarkan tentang masa-masa di sekolah. Mulai dari cara mereka bergaul dengan teman, bersikap dengan guru, kisah cinta, konflik antar teman sekolah atau pun konflik antar sekolah. Drama musikal ini dikemas menarik dan disutradarai oleh guru seni unit SMP, Pathet Paksi Manyura.
Selain penampilan para siswa, Direktur, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Koordinator dan Wali Kelas juga menampilkan nyanyian yang indah. Da An, begitu judul lagunya, lagu ini dinyanyikan bersama dan dikemas seperti koor.
Lagu ini berkisah tentang seorang anak yang ingin berbakti pada orang tuanya, tentang cinta kasih, dan tentang segala hal di dunia ini yang tidak kekal. Persembahan isyarat tangan oleh siswa juga ada, gerak dan lagu dibawakan dengan kompak dan menarik. Pesan cinta kasih dari Bapak Franky O. Widjaja, memberikan wejangan agar anak-anak bisa lebih baik lagi kedepannya.
Siswa diajak membuat sesuatu yang dapat menjadi buah tangan dan kenang-kenangan dari kegiatan kali ini.
Tidak ketinggalan, beberapa orang tua siswa juga diberikan kesempatan untuk sharing. Orang tua siswa memberikan pengalamannya selama anaknya bersekolah di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Perkembangan anaknya, dan bagaiman para guru mendidik anaknya.
Terakhir adalah penyerahan buku tahunan dan mengalungan medali sebagai bukti kelulusan siswa dari jenjangnya masing-masing. Siswa terlihat sangat bahagia dan bersemangat, bergantian dari siswa TK, SD, SMK dan SMA. Penyerahan dan pengalungan medali diserahkan oleh Direktur, Para Kepala Sekolah, Wakil dan jajarannya.
Begitulah semua proses Kamp Pendewasaan tahun ini berjalan dengan lancar. Semua siswa menikmati kamp ini karena tempat dan acaranya yang sangat menarik. Walau kamp ini berlangsung selama dua hari, dan siswa wajib bermalam di penginapan yang telah disiapkan di Gedung Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, siswa tidak tampak lelah. Senyum mereka tetap merekah sampai acara usai.
Selain siswa yang menjadi fokus kegiatan ini, guru juga terlibat sangat banyak. Peran guru menyiapkan semua kebutuhan siswa selama menginap. Mulai dari kebutuhan tempat tidur, ruang acara, makan dan segala seluk beluk acara, secara keseluruhan disiapkan oleh para guru dan karyawan sekolah. Siswa fokus mengikuti acara dan menikmati setiap sesi yang telah dirancang dengan matang dan menarik.
Harapanya, siswa lulusan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi tahun ini, benar-benar dapat menjadi agen perubahan di semua lini. Sesuai tema kali ini, Dengan Cinta Kasih Menjadi Agen Perubahan. Menjadi lulusan yang memiliki budi pekerti yang baik, serta karakter yang matang. Sehingga dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga dan sekolah. Menjadi penerus cita-cita luhur bangsa dan negara.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Dengan Cinta Kasih Menjadi Agen Perubahan
08 Mei 2019Bertempat di Gedung Tzu Chi Center PIK Jakarta Utara, Sekolah Cinta kasih Tzu Chi Cengkareng kembali mengadakan Kamp Pendewasaan bagi siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Seluruh siswa yang berjumlah 556 itu mengikuti kamp pada 3 dan 4 Mei 2019.