Dharma dalam Budaya
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya, Henry Tando, Himawan Susanto Para hadirin seketika tertegun saat mendengarkan sharing yang disampaikan oleh Dessy dan Hasan Basri usai pementasan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak. "Segeralah berbakti sebelum terlambat," itulah pesan yang disampaikan oleh Dessy. |
| ||
Mengembangkan Pelestarian Lingkungan Selesai dengan pertunjukkan Da Ai Technology, hadirin kembali disuguhi tayangan kilas balik kegiatan Tzu Chi di tahun 2010. Dalam tayangan ini, para hadirin dapat melihat berbagai kegiatan Tzu Chi dari awal hingga akhir tahun, salah satunya kegiatan tanggap darurat Tzu Chi saat Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus hebat. Usai tayangan itu, para hadirin disuguhi sebuah drama musikal yang tidak biasa. Dikatakan tidak biasa karena drama musikal ini berjudul Sutra Bakti Seorang Anak. Dalam pementasan drama yang berdurasi sekitar 60 menit ini tidak sedikit para hadirin yang terharu dan kemudian menitikkan air mata. Salah satunya adalah Lim Fung Ing dari Cawang Kapling, Jatinegara. Ia datang ke JITEC karena anaknya Deni Winata mengajaknya untuk ikut. Awalnya Lim Fung Ing hanya mengetahui bahwa acara ini adalah dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek. Ia tidak mengetahui jika ada pementasan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak. Saat menyaksikan drama musikal tersebut ia menjadi terharu. “Kalau begini jadi inget mama dan papa (keduanya sudah tiada). Sembahyang terus ya agar tetap berbakti,” ujarnya memberikan kesan. Saat itu, ia pun berharap putranya Deni Winata dapat lebih hormat kepada orang tua. Sebuah permohonan yang sepertinya akan coba dijalankan oleh Deni. “Ya, kurang lebih di coba lah,” pungkas Deni.
Keterangan :
Orang Tua Tetap yang Utama Fauzi juga mengatakan ia bisa berdiri di panggung ini (menjadi gubernur DKI-red) juga karena jasa, kerja keras, dan peran serta orang tua. “Saya tidak akan pernah melupakan orang tua saya, kapan dan sampai kapan pun. Orang tua telah begitu banyak memberikan dorongan, motivasi, serta begitu banyak fasilitas kepada kita semua, hingga kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Demikian pula saya yakin dengan seluruh hadirin yang hadir saat ini,” tegasnya. Di akhir sambutannya, Fauzi juga mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi yang telah mensosialisasikan nilai-nilai yang sangat mendalam, dan juga kepada para dermawan di Tzu Chi. “Tzu Chi telah membuktikan sumbangan yang didapat telah dirasakan oleh begitu banyak orang, tidak hanya di Jakarta namun juga di seluruh tanah air,” pungkasnya. Kesan Para Pemuka Agama
Keterangan :
Bikkhu Pannavaro juga mengatakan ia melihat Tzu Chi itu melakukan karya nyata cinta kasih dan kasih sayang tidak hanya sebatas anjuran. Tidak hanya dikemas dalam sajian budaya yang baik tetapi juga dibuktikan dalam karya nyata yang bisa dirasakan semua umat beragama. Itulah inti dari Dharma Buddha, bahwa cinta kasih itu untuk semua bahkan jika kita bisa melakukan cinta kasih untuk semua pun kita jangan merasa bangga. ”Kebanggaan melakukan sesuatu yang tulus itu juga kekotoran batin,” pesannya. Saat itu, Bikkhu Pannavaro juga berharap, “Tzu Chi ke depan maju terus, harus dijaga ketulusan dalam melakukan kebajikan dan mengajak sebanyak mungkin orang melakukan kebajikan.” Selain pemuka agama Buddha, tampak hadir pula Suster Andreas Lemmerrs dari Yayasan Sinar Pelangi Jatibening. Jika 3 tahun yang lalu ia turut ambil bagian dalam drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak, untuk yang kali ini ia berperan sebagai penonton semata. Berikut ini adalah kesan-kesannya seusai menyaksikan drama musikal tersebut. “Yang membedakan Sutra Bakti Seorang Anak saat ini dengan 3 tahun yang lalu adalah saat ini pertunjukkan dilakukan oleh begitu banyak anak-anak muda. Saya melihat ada kemajuan besar di Tzu Chi. Mereka bisa mempengaruhi dengan karya dan perbuatan yang nyata, sehingga bisa menggugah anak-anak sekolah dan remaja. Itu yang paling penting,” katanya. Beliau menambahkan, “Kegiatan ini sangat baik, terutama karena orang-orang muda saat ini (maaf) menurun moralitasnya di dunia. Mereka tahu di dalam hati namun tidak dilakukan di perilaku sehari-hari. Segelintir anak muda saja yang masih mempraktikkan perilaku baik. Maka sering-seringlah pementasan drama ini dilakukan agar semakin banyak orang yang sadar,” pesan Suster Andreas yang begitu peduli terhadap anak-anak penyandang cacat fisik ini. Sementara itu, pemuka agama Buddha lainnya, Thengchok Rinpoche yang diwakili oleh Lama Jigme dalam bahasa Inggris mengatakan bahwa pertunjukan itu bagus sekali karena memang Dharma Buddha tidak hanya bisa didapatkan dari meditasi atau upacara saja namun juga dari pertunjukan seperti ini. Apalagi dalam acara ini juga setiap orang dianjurkan untuk peduli kepada lingkungan. Maka ia pun berpesan, “Para hadirin seharusnya meresapi setiap makna yang terkandung di dalamnya dan melakukan hal tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.” | |||
Artikel Terkait
Bulan Kasih Sayang di Panti Asuhan
10 Maret 2023Dengan penuh keceriaan, relawan Muda-Mudi Tzu Chi Pekanbaru bercengkrama dengan anak-anak di Panti Asuhan Amuri Pekanbaru (26/2/2023).
Menumbuhkan Niat Berbagi untuk Menolong Sesama
18 Juni 2019Bagi Sumitro kegiatan ini adalah kali pertama ia ikut menuangkan celengan, sebelumnya ia menggunakan amplop untuk mengumpulkan cinta kasihnya. “Saya senang bisa ikut membantu orang lain dengan menyisihkan uang jajan sekolah saya, relawan Tzu Chi juga ramah dan baik, membantu kami menyalurkan bantuan ke orang melalui kegiatan ini,” ujar siswa kelas 2 SMK itu.
Mengalirkan Cinta Kasih dari Pintu ke Pintu
25 Juni 2020Tzu Chi Sinar Mas mengadakan kegiatan pembagian sembako yang dilakukan selama lima hari terhitung sejak tanggal 17-21 Juni 2020 secara door to door kepada 331 keluarga kurang mampu di Pati dan Jepara, Jawa Tengah.