Di Balik Hari Tzu Chi (Bagian 1)
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya, Himawan Susanto Berawal dari dibangunnya gedung SMA Negeri 1 Padang, benih cinta kasih Tzu Chi terus berkembang di Kota Padang. |
| ||
Status SBI Tertunda Para siswa terpaksa harus belajar di dalam tenda-tenda darurat sementara, walau tidak terasa nyaman. "Oleh kepala sekolah sudah diwanti-wanti agar suasana belajar di kelas harus dirasakan sama seperti biasa," ungkap Dodi sambil mengingat-ingat. Walau begitu, Dodi mengaku cukup sulit belajar di dalam tenda. "Sebenarnya cukup terganggu dengan suara-suara orang yang lalu-lalang, dan cuaca yang panas," ujar Dody saat itu. Walikota Padang, Fauzi Bahar yang langsung meninjau berbagai tempat pasca gempa lantas melihat betapa pentingnya keberadaan SMA Negeri 1 Padang bagi dunia pendidikan di Sumatera Barat. Maka saat Fauzi Bahar mengetahui bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi hendak membantu proses pembangunan kembali gedung sekolah di Padang, Fauzi Bahar langsung mengajukan SMA Negeri 1, dan memberikan sebidang tanah milik Pemkot Padang yang terletak di Belanti Raya sebagai lokasi baru.
Keterangan :
Perjuangan “Sekolah Baru” Mereka mengundang seorang profesor dari Universitas Andalas (Unand) Padang yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pascasarjana, Pembantu Rektor 3, dan mantan Pembantu Rektor 3 Unand Padang. Lalu mereka juga mengundang seorang ahli hukum tata negara serta seorang Dekan Fakultas Kedokteran Unand, karena banyak anak-anak SMA Negeri 1 Padang yang masuk di Fakultas Kedokteran. Mereka juga lantas mengundang mantan Dekan Ekonomi Unand dan wakil ahli sejarah dari Universitas Negeri Padang. Demikian juga seorang atase pendidikan yang sudah mengunjungi 11 negara dunia. Tidak itu saja, ahli psikologi, Dekan Fakultas teknik, Dosen Bahasa Inggris, dan Rektor Universitas Muhamadiyah juga didatangkan untuk diminta pendapatnya. Bahkan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi, Lembaga Penjamin Mutu, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) juga turut diundang. “Kita rembug sama-sama. Kita hadirkan wakil walikota. Di sana kita paparkan makalahnya. Jadi semua bilang sekolah ini sudah internasional. Profesor-profesor itu dari tamatan luar negeri. Nah merekalah yang membahas. Pada saat itu bangunan masih berbentuk gambar saja. Itu dilakukan setelah pemancangan. Akhirnya peserta rapat hari itu sepakat dan merekomendasikan agar menerima bantuan,” kenang Jufril Siry. Dari rembug tersebut, hasilnya kemudian disampaikan kepada publik. Mulai dari saat itulah pihak-pihak yang kontra melunak. “Banyak lika-likunya. Tidak bisa tidur nyenyak selama 3 bulan dan juga menjadi kurus, namun ini semua ada maknanya,” ungkap Jufril Siry.
Keterangan :
Tidak Sekadar Menerima Penantian itu berakhir Pendapat senada disampaikan Muhammad Arya. “Gedungnya sangat luas dan mungkin paling megah di Sumbar. Gedung yang selama ini saya impikan. Kalau untuk kenyamanan sangat nyaman dan lagi untuk di dalam kelas kita bisa belajar multimedia. Tidak ada lagi alasan untuk tidak berprestasi dengan adanya sekolah yang sangat bagus ini.” Kini sudah 4 bulan gedung baru itu difungsikan dan suasana belajar pun kini telah kembali seperti sedia kala. Bersambung ke Bagian Dua | |||
Artikel Terkait
Belajar Menghargai Orang Lain
18 Januari 2018Mengisi Acara MPLS di Sekolah SMK Patria Dharma
17 Juli 2024Relawan Tzu Chi Selatpanjang mengisi kegiatan MPLS di SMK Patria Dharma dengan menyosialisasikan pembelajaran budi pekerti dan tata krama kepada siswa-siswi.