Diberikan dan Diterima dengan Rasa Syukur
Jurnalis : Riani Purnamasari (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas), Fotografer : Riani purnamasari, Tawang Sotya, Yudha Arya Putra (Tzu Chi Perwakilan Sinarmas) CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin Shixiong memberikan sambutan berupa pembacaan surat dari Master Cheng Yen untuk para penerima beras cinta kasih di Penggilingan, Jakarta Timur. |
| ||
“Kepada Masyarakat Indonesia yang tercinta” Berpedoman pada perasaan welas asih dan sepenanggungan atas penderitaan sesama, insan Tzu Chi Indonesia memberikan perhatian yang tulus pada saudara-saudara sekalian, dan para insan Tzu Chi di Taiwan dan seluruh dunia juga ikut merasakan dengan sangat perhatian yang diberikan insan Tzu Chi Indonesia, maka pada hari ini, dengan penuh rasa sukacita dan rasa syukur, dengan tulus kami menyalurkan bantuan beras yang berasal dari Taiwan dan kami berkeinginan menjalin tali persaudaraan dengan saudara-saudara. Semua bantuan beras ini, selain mewakili jerih payah para petani, juga mengandung kasih sayang yang memelihara dan membesarkan semua mahluk, dan terlebih lagi juga membawa perhatian yang besar dari insan Tzu Chi di seluruh dunia. Sumbangan yang sekadar ini akan habis pada saatnya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Dari lubuk hati kami yang terdalam, kami berharap berkah dan cinta kasih tanpa pamrih ini dapat mendampingi saudara-saudara melalui setiap detik demi detik dalam kehidupan ini. Kami juga berharap agar cinta kasih yang saling memberi perhatian dapat terus berlanjut selama-lamanya dan terus menyebar di dunia ini untuk menolong orang dari segala penderitaan dan menciptakan dunia yang aman dan tentram yang dipenuhi cinta kasih dan harapan khususnya bagi warga Kelurahan Penggilingan. Yayasan Buddha Tzu Chi Pusat Taiwan
Keterangan :
Pembagian beras pun dimulai dengan tertib. Setiap orang telah menggenggam kupon beras. Setelah penantian yang panjang akhirnya tiba giliran Nenek Hariji untuk menerima 1 karung 20 kg beras. Ibu berusia 67 tahun yang tidak menikah ini hidup dalam kemiskinan. Di usia senjanya Nenek Hariji tinggal bersama adiknya. Hanya keponakannya yang merawatnya. Nenek Hariji sehari-hari sudah tidak bekerja dan hidup dari mengumpulkan barang-barang dari tempat sampah yang kemudian ia jual. “Tiap hari, kalau saya tidak banyak dapat uangnya, alhamdulillah ada aja tetangga yang kasih makanan. Tapi saya tetap berusaha cari barang-barang itu, biar bisa simpan uangnya kalau sama sekali tidak dapat barangnya suatu hari,” ujarnya, “minggu lalu didatangi sama relawan, lalu ditanya-tanya kehidupan sehari-hari. Ya, alhamdulilah saya dapat 1 kupon untuk saya sendiri. Adik saya pun dapat,” lanjutnya. Nenek Hariji pun melanjutkan perjalanannya dengan becak setelah dibantu diangkat berasnya oleh Septrias Shixiong sampai di pinggir jalan besar.
Keterangan :
Hanya menempuh 5 menit saja dari Kelurahan Penggilingan, Netty telah dapat mencapai area pembagian beras. Dibantu oleh Tawang Shixiong, beras kemudian diantar mencapai rumah kontrakannya. Bekerja sebagai pembantu rumah tangga, ibu 41 tahun ini merasa sangat bersyukur dengan adanya bantuan beras cinta kasih dari Taiwan. “Terima kasih kepada para relawan yang membagikan beras. Kami, warga yang kurang mampu di penggilingan sangat bersyukur. Walau hanya 1 karung, namun pemberian ini sangat berarti mengingat susahnya kami mencari uang,” ungkapnya. Jalinan jodoh melalui beras cinta kasih telah terjalin kepada penerima bantuan di Kelurahan Penggilingan, Pemda DKI Jakarta, TNI, Kepolisian, dan masyarakat sekitar. Beras akan habis setelah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun cinta kasih yang terkandung di setiap butirnya takkan pernah habis. | |||
Artikel Terkait
Sukacita Menjadi Tzu Ching
23 Agustus 2013Setahun sekali Tzu Ching Batam mengadakan sosialisasi Tzu Ching untuk memperkenalkan apa itu Tzu Chi dan Tzu Ching sekaligus merekrut lebih banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk bergabung di Tzu Chi.