Didera Ketakutan Setiap Hari

Jurnalis : Jennifer (DAAI Tv), Fotografer : Widodo (DAAI Tv)

Selama bertahun-tahun, keluarga Ponin tinggal di gubuk yang hampir rubuh. Dan karena sakit-sakitan Ponin sudah tidak bekerja lagi. Kebutuhan makan keluarga ini bergantung pada bantuan sembako yang diberikan oleh Tzu Chi setiap bulan. Dan pada awal bulan Januari 2006 ini, relawan Tzu Chi juga membantu mereka dalam pembangunan rumah baru.

Di gubuk yang terbuat dari rotan dan bambu yang hampir roboh inilah, keluarga Ponin tinggal. Memang sangat memprihatinkan. Ketika angin bertiup kencang, keluarga ini selalu didera ketakutan rumahnya roboh. Keadaan di dalam rumah juga tidak jauh berbeda. Walau siang hari, di dalam rumahnya sangat gelap, karena tidak ada jendela. Keadaan ini diperparah karena Pak Ponin sakit-sakitan dan tidak dapat bekerja lagi.

Melihat keadaan ini, relawan Tzu Chi, mencoba untuk membantu mereka dengan membangun rumah yang baru. Bersama dengan warga sekitar, para relawan bahu membahu membantu memindahkan barang-barang dan merobohkan rumah ini.

Ibu Mas,istri Ponin sangat berterima kasih atas bantuan ini. Karena selain membantu membangun rumah, sudah setahun ini, setiap bulan tzuchi membantu keluarga ini dengan memberikan sembako dan membantu biaya sekolah anak bungsunya yang berusia 10 tahun

Relawan tzuchi, Asim adalah orang yang merekomendasikan pembangunan rumah baru bagi keluarga ini.

"saya terima kasih banget namanya saya ga punya apa-apa, dan ada yang nolong saya sangat berterima kasih".

Nur, anak bungsu pasangan ini lebih beruntung daripada ketiga kakaknya. Karena ia satunya yang dapat mengenyam bangku sekolah. Ketika rumahnya sudah rubuh, Nur baru pulang sekolah. Sambil menangis terharu ia menyalami satu persatu relawan tzuchi. Tangisan Nur bukanlah tangisan kesedihan, tetapi rasa syukur atas bantuan para relawan pada keluarganya.

Artikel Terkait

Mereka Tak Bisa Datang, Kitalah yang Mendatangi

Mereka Tak Bisa Datang, Kitalah yang Mendatangi

12 Maret 2018
Usai melaksanakan bakti sosial degeneratif di RPTRA Muara Angke, beberapa relawan, dokter, serta perawat melanjutkan tugas mengunjungi tujuh pasien ke rumahnya langsung. Karena keterbatasan fisik, pasien lansia tidak dapat datang ke RPTRA Muara Angke.
Sentuhan Pertama untuk Malalak Barat

Sentuhan Pertama untuk Malalak Barat

14 Oktober 2009
Akhirnya tim medis yang bertugas di desa Hulu Banda ini memutuskan untuk menginap dan besok paginya segera dilanjutkan kembali pengobatannya. Sisa pasien yang masih menunggu antrian dipersilahkan pulang dulu, keesokan harinya dilanjutkan kembali.
Kebahagiaan Seorang Sulastri

Kebahagiaan Seorang Sulastri

10 Desember 2010 Tanggal 4 Desember 2010, jam 5.00 WIB, Ilias bersama Sulastri berangkat dari rumahnya menuju ke RSUD Dr. Kumpulan Pane dimana semua pasien yang akan diberangkatkan ke Medan harus berkumpul.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -