Dimulai dari Diri Sendiri

Jurnalis : Apriyanto , Fotografer : Hendra Gunawan (He Qi Barat)
 
 

fotoMelalui kegiatan pembuatan daur ulang kertas ini, Linda (baju biru) berharap para peserta bisa menghemat penggunaan kertas dan menyayangi bumi.

Enam tahun sudah Tjhie Lung Yin menikah dengan Darwin, namun sudah 6 tahun juga mereka belum jua dikarunia seorang anak. Keinginan Lung Yin yang besar untuk mendapatkan anak membuatnya selalu berharap keinginannya itu cepat terkabul. Hingga pada suatu hari di tahun 2009, Lung Yin bermimpi jika dirinya tengah memakai pakaian berwarna abu-abu dan bercelana putih.

Begitulah yang terus terjadi setiap kali ia bermimpi, memakai baju abu-abu dan bercelana putih. Cukup lama Lung Yin memendam isyarat dari mimpi-mimpinya itu hingga suatu waktu ia menyaksikan siaran DAAI TV. Di stasiun televisi inilah akhirnya Lung Yin menyaksikan begitu banyak orang yang mengenakan seragam pakaian abu-abu dan bercelana putih yang ternyata adalah relawan Tzu Chi. Persis seperti seragam yang ia kenakan di dalam mimpi. Lung Yin kemudian mengetahui jika ia adalah seorang relawan Tzu Chi di dalam kisah bawah sadarnya. Maka ia pun menetapkan tekad untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi di kehidupan ini.

Tidak lama setelah menjadi relawan dan mengikuti kegiatan Tzu Chi, sebuah keajaiban datang pada Lung Yin. Harapan yang selama ini ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Di tengah kesibukkannya sebagai relawan, Lung Yin akhirnya hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki sehat yang diberi nama Chen Hau Yi. Dari pengalaman hidup inilah, Lung Yin meneruskannya informasi tentang Tzu Chi kepada adiknya Tjhie Yin San. Tjhie Yin San mulai tertarik mengenal Tzu Chi ketika Tjhie Ming Ching, ayah dari Lung Yin dan Yi San menderita sakit jantung. Selama masa pengobatan, Yin San yang juga tengah sibuk menjalani usaha harus banyak meluangkan waktunya menemani sang ayah berobat ke Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng.

Berawal dari rutinitas menemani sang ayah berobat, Yin San akhirnya bertemu dengan Hendra Gunawan salah satu temannya yang sudah terlebih menjadi relawan Tzu Chi. Hendra kemudian mulai menceritakan kegiatan Tzu Chi lebih mendalam kepada Yin San seraya mengajaknya untuk mengikuti kegiatan pembuatan kertas daur ulang pada Minggu tanggal 27 Juni 2010.

 

foto  foto

Ket : - Sebelum melakukan kegiatan daur ulang kertas, para peserta kegiatan terlebih dahulu mengikuti senam             pagi bersama di lapangan sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.(kiri)
         - Tjhie Yin San tampak begitu bersemangat mendekorasi celengan bambu berbahan kertas daur ulang.            (kanan)

Mensosialisasikan Hemat Kertas
Hari itu, 79 peserta hadir untuk mengikuti kegiatan pembuatan daur ulang kertas dan menghias celengan bambu. Pagi itu, Tjhie Yin San terlihat antusias menghias celengan bambu yang digenggamnya. Beberapa ranting kering dan manik-manik menempel manis di celengan bambu buatannya. Di hari pertama mengikuti kegiatan Tzu Chi, Yin San merasa menemukan semangat kekeluargaan dan makna menghemat kertas. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat baik dilaksanakan secara rutin, terutama bagi para muda-mudi. Karena itu ia berkeyakinan akan mengikuti kembali kegiatan yang diadakan Tzu Chi. “Mengikuti kegiatan Tzu Chi baru hari ini yang pertama kali. Kegiatannya bagus terutama untuk mengarahkan hal baik kepada anak-anak muda,” katanya.

Tidak hanya Tjhie Yin San, Ong Linda relawan Tzu Chi yang aktif di daur ulang pun turut merasakan hal yang sama. Menurutnya melalui kegiatan ini, para peserta diajak memahami bahwa pembuatan kertas daur ulang itu tidak mudah, tetapi kebiasaan menghamburkan kertas jauh lebih mudah. Karena itu Linda berharap kegiatan daur ulang ini mampu menyadarkan para peserta untuk berhemat kertas dan melestarikan lingkungan, “Jangan salahkan pabrik kertas yang memproduksi banyak kertas. Tetapi lihat cara kita menggunakan kertas. Kalau kita sedikit menggunakan kertas, otomatis perusahaan kertas pun akan mengurangi jumlah produksinya,” jelas Linda.

foto  foto

Ket : - Setelah direndam selama 3 malam, kertas yang sudah lembek diblender hingga menjadi bubur dan             baru diolah kembali menjadi kertas daur ulang. (kiri)
         - Tidak hanya untuk hiasan buku, kertas daur ulang juga dapat tampil menawan saat menjadi penghias             celengan bambu. (kanan)

Lebih jauh Linda mengimbau kepada para relawan agar selalu berpikir hemat setiap kali akan menggunakan kertas. “Usahakan tidak sembarang print. Kalau pun ingin print, cetak yang penting-penting saja itu sudah menghemat kertas,” ujarnya. Sebagai wujud kepeduliannya terhadap pelestarian lingkungan, Linda juga berhemat air dan menghindari penggunaan kantung plastik. Sebagai gantinya, setiap kali berbelanja ia selalu membawa keranjang jinjing beserta tiga buah kotak plastik yang akan dipakai sebagai wadah untuk menempatkan barang belanjaan yang bersifat basah. “Saya melihat di pasar banyak sekali orang menggunakan plastik. Sebetulnya penggunaan kantung plastik bisa dikurangi kalau kita mau membawa wadah sendiri,” terangnya. Melestarikan lingkungan memang dibutuhkan banyak usaha. Namun usaha yang dimulai dari diri sendiri adalah cara terbaik untuk menunjukkan kecintaan pada bumi.

  
 
 

Artikel Terkait

Relawan Tzu Chi Ajak Siswa-siswi Carnegie School Belajar tentang Pelestarian Lingkungan

Relawan Tzu Chi Ajak Siswa-siswi Carnegie School Belajar tentang Pelestarian Lingkungan

25 Maret 2025

Para siswa diajak peduli lingkungan dengan cara yang inspiratif dan menyentuh hati. Mereka belajar daur ulang, mengenal konsep 5R, dan mulai bertindak nyata demi bumi yang lebih hijau. 

Nasi Cinta Kasih untuk warga Duri Kosambi

Nasi Cinta Kasih untuk warga Duri Kosambi

23 Februari 2015 11 Februari 2015, merupakan tahun ke-3 bagi dapur umum yang berada di depo Duri Kosambi dan relawan Kebon Jeruk (KJ) 2 dalam menyalurkan bantuan bagi korban banjir di wilayah sekitar Duri Kosambi, Jakarta Barat.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -