Pembongkaran rumah mengawali dimulainya Program Bebenah Kampung kerja sama antara Tzu Chi Indonesia dengan Pemprov DKI Jakarta di wilayah Palmerah, Jakarta Barat.
Setelah proses survei dan persetujuan warga, program Bebenah Kampung kolaborasi antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di wilayah Palmerah, Jakarta Barat mulai dilakukan kickoff pembangunan rumah (serah terima rumah yang akan dibangun). Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 12 Oktober 2023 ini bertempat di rumah salah satu warga di RT013/008, Kelurahan Palmerah yang rumahnya akan dibedah.
Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, Walikota Jakarta Barat, serta perwakilan dari Kelurahan Palmerah. Untuk tahap awal, terdapat dua rumah yang akan dibedah yang awalnya di huni oleh 5 keluarga.
Rencana pembangunannya pun sudah dimulai, tetapi masih dalam tahap persiapan pengosongan bangunan dan sebagainya. Jadi dalam kegiatan ini, pihak dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta akan melakukan Sondir dan Boring (Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui karakteristik tanah dan Boring adalah pekerjaan pengambilan sample tanah asli untuk mengetahui kondisi tanah perlayer-red) karena bangunan rumah baru dikosongkan.
“Dua minggu kedepan hasil dari Sondir dan Boring baru kita terima, kemudian kita detailkan lagi dengan gambar untuk arah perhitungan struktur. Kurang lebihnya sih di tanggal 20 November 2023 nanti bangunan sudah mulai pondasi sehingga 5 bulan kedepan diharapkan sudah selesai,” jelas Retno Sulistyaningrum, Kepala Bidang Pemukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta. “Dan tentunya dengan kickoff ini warga mendukung terkait dengan niat baik Pemda DKI Jakarta bersama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk membangun lingkungan di wilayah ini dan terbangunnya hunian-hunian yang layak,” tambahnya.
Winarso mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berharap dengan dibangunnya rumah milik Kartiwo dan Murtiah dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga mereka.
Dalam kegiatan kickoff Program Bebenah Kampung di wilayah Palmerah ini juga dilaksanakan penandatanganan surat perjanjian serah terima rumah antara warga penerima bantuan dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, dan Kelurahan Palmerah.
“Harapan kita yang pertama rumah ini nantinya bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya supaya tingkat kesehatan mereka naik, sehingga generasi penerus di wilayah ini juga belajar dengan nyaman, sehat. Setelah sehat, mereka bisa bekerja, menafkahi hidupnya dengan baik dan akhirnya timbulah suatu keberhasilan yaitu peningkatan kualitas hidup mereka,” ungkap Winarso mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Pihak Kelurahan Palmerah yang hadir dalam kesempatan ini juga mendukung program bebenah kampung yang dilakukan Tzu Chi dan Pemprov DKI Jakarta di wilayahnya. Mewakili Lurah Palmerah, Ayu Tri Mulyani (Sekretaris Kelurahan Palmerah) menyambut baik program Bebenah Kampung di wilayah di RT013/008, Kelurahan Palmerah.
“Atas adanya kegiatan hari ini, saya mewakili Lurah palmerah mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berkolaborasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta sehingga warga kami ada yang diperbaiki rumahnya. Kami berharap semoga dengan perbaikan rumah menjadi rumah sehat juga menghasilkan generasi sehat yang berguna untuk bangsa dan negara,” jelas Ayu Tri Mulyani.
Setelah penandatanganan surat perjanjian serah terima rumah, proses pembongkaran rumah mulai dilaksanakan oleh kontraktor dari pihak Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Bahagia Mendapat Perhatian dari Tzu Chi dan Pemprov DKI Jakarta
Dua rumah yang akan mulai dibangun dalam program Bebenah Kampung kolaborasi antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di wilayah Palmerah, Jakarta Barat adalah milik Kartiwo (59) dan Murtiah (50), warga RT013/008, Kelurahan Palmerah yang lokasinya bersebelahan.
Secara simbolis Kartiwo menyerahkan surat perjanjian serah terima rumah kepada pihak Tzu Chi Indonesia di depan rumahnya dengan disaksikan oleh Retno Sulistyaningrum (kiri), Kepala Bidang Pemukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta serta Ayu Tri Mulyani (kanan), Sekretaris Kelurahan Palmerah.
Kartiwo dan Murtiah merupakan kakak adik, rumah mereka adalah rumah warisan dari orang tua yang dibagi dua. Kedua rumah yang bersebelahan ini juga berlantai dua dengan bangunan semi permanen yang terbuat dari kaso dan triplek dan ditempati oleh beberapa keluarga (keluarga anak dan saudara lainnya). Atapnya juga menggunakan seng dan asbes yang kondisinya sudah usang. Dari hasil survei, rencana pembangunan kedua rumah tersebut pun akan ditingkat menjadi 4 lantai dengan pertimbangan ukuran tanah dan penghuni rumah yang nantinya akan dihuni oleh 5 keluarga.
Kartiwo pun merasa senang karena doa dan harapannya memiliki rumah yang sehat dan layak huni sebentar lagi akan terwujud. “Saya berterima kasih sekali kepada Tzu Chi yang telah memperhatikan kami. Mudah-mudahan program seperti ini bisa terus berjalan untuk rumah-rumah lain yang membutuhkan,” ungkap Kartiwo.
Proses pembongkaran rumah Kartiwo mulai dilakukan dari membongkar atap seng dan asbes yang sudah usang di lantai dua rumah yang dilakukan oleh pekerja kontraktor rekanan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
Kartiwo tinggal satu rumah dengan 6 orang lainnya yang terdiri dari istri, anak, dan keluarga anaknya yang sudah menikah (2 keluarga). Saat disurvei sebelumnya, Kartiwo juga sudah berdiskusi dengan relawan Tzu Chi tentang adanya pendampingan. “Tzu Chi bukan hanya membongkar saja, jadi sudah ada pembicaraan juga nanti setelah pembangunan tidak ditinggal tetapi ada pendampingan relawan bagaimana kita bisa mandiri dengan bangunan yang baru,” kata Kartiwo saat melihat pembongkaran rumahnya dimulai.
Rasa bahagia dan haru juga tak bisa dibendung Murtiah adik dari Kartiwo. Saat menandatangani surat perjanjian serah terima rumah, ia pun tampak tersenyum sambil membubuhkan tanda tangan. “Senang, dari dulu saya doa-doain rumah saya bisa direnovasi. Pas tandatangan saya ngebatin ‘berarti rumah saya jadi dibedah’,” ungkap Murtiah dengan mata berkaca-kaca.
Kebahagiaan Murtiah saat membubuhkan tanda tangan di surat perjanjian serah terima rumah yang dilaksanakan pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Murtiah pun bercerita kondisi rumahnya yang sudah usang. Sebetulnya ada niat untuk merenovasi rumah, tetapi karena kondisi ekonomi yang pas-pasan dan suami yang sakit membuatnya hanya bisa pasrah dengan menempati rumahnya saat ini. “Kalau hujan pada bocor, kalau tidur ya nggak nyenyak takut banjir dan rembes,” kata Murtiah. “Buat beli triplek aja nggak mampu dan buat makan aja pas-pasan. Saya pengen banget punya rumah yang layak, kompor yang layak, kamar mandi yang layak,” tambah Murtiah sambil menitikkan air mata.
Karena kondisi rumahnya berada di belakang rumah Kartiwo dan terhimpit dengan bangunan rumah lainnya, sanitasi udaranya pun tidak begitu bagus. Dengan kondisi rumah yang lembab, keluarga Murtiah pun banyak yang sakit-sakitan. “Dulu anak saya pada sakit, ada muntaber dan macem-macem, ya itu karena rumah kurang sehat,” ungkap Murtiah.
Murtiah menunjukkan salah satu dinding rumahnya yang sudah lapuk karena terkena air hujan dan dimakan usia.
Saat mengetahui adanya Program Bebenah Kampung kolaborasi antara Tzu Chi Indonesia dengan Pemprov DKI Jakarta di wilayah Palmerah, Murtiah pun merasa ada jawaban dari doa-doanya selama ini. Ia pun berharap dengan adanya program bebenah kampung ini bisa membuat kondisi rumahnya lebih baik dan bisa dihuni hingga jangka panjang. “Jadi pas tahu ada program ini (bebenah kampung) saya setuju. Ini kan rumah peninggalan orang tua jaman dulu, jadi biar bisa nurun ke anak nantinya. Terima kasih banyak Buddha Tzu Chi udah membantu saya, semoga sesuai harapan,” kata Murtiah.
Editor: Metta Wulandari