Doa Bersama Bulan Tujuh di Tzu Chi Medan

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Lily Hermanto, Zusin Prayetno (Tzu Chi Medan)

Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mengadakan doa bersama dalam rangka memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah pada 21 Agustus 2016 di Grand Ocean Restaurant, Medan.

Bulan tujuh dalam penanggalan lunar diyakini sebagai bulan hantu oleh sebagian masyarakat Tionghoa. Pada bulan tujuh, masyarakat percaya bahwa pintu neraka sedang terbuka sehingga arwah leluhur kembali ke rumah mereka. Untuk itu banyak orang yang di bulan tujuh mulai membakar kertas sembahyang ataupun mengorbankan berbagai makhluk hidup sebagai persembahan kepada leluhur.

Master Cheng Yen mengatakan bahwa, “Sebenarnya bulan tujuh penanggalan lunar adalah bulan penuh sukacita, bulan penuh syukur dan berkah.” Bulan tujuh juga merupakan bulan untuk berterima kasih dan bulan bakti pada orang tua. Bukan berarti hanya berbakti pada orang tua ketika bulan tujuh, tetapi harus berbakti setiap saat. Jika pandangan orang tua menyimpang, maka sebagai anak harus mengembangkan kebijaksanaan untuk membimbing orang tua agar berprilaku yang benar. Itulah wujud bakti yang sesungguhnya, jangan menunggu hingga orang tua telah tiada baru mengadakan upacara pelimpahan jasa untuk mereka. Diharapkan juga dapat mengubah ketakhayulan menjadi keindahan, mengubah uang pembelian barang persembahan menjadi dana amal untuk membantu orang lain.

Relawan memberikan persembahan dalam kegiatan doa bulan tujuh.

Dalam acara ini pula, relawan Tzu Chi Medan menampilkan isyarat tangan berjudul Chu Ni Lian Hua yang diperagakan oleh 19 relawan.

“Untuk mengembalikan makna bulan tujuh ke hakikat sebenarnya, maka insan Tzu Chi seluruh dunia mengadakan Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah. Dalam acara ini kami menyosialisasikan kepada masyarakat agar tidak membunuh hewan untuk persembahan dan juga tidak membakar kertas sembahyang. Kami pun mengimbau kepada semua orang agar mempunyai pandangan yang benar dan memahami makna Ulambana yang sesungguhnya yaitu penyelamatan semua makhluk dari penderitaan dengan bervegetaris," ungkap Aminah  Tjanaka, koordinator acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang diadakan pada 21 Agustus 2016 di Grand Ocean Restaurant, Medan.

Dalam acara ini pula, relawan Tzu Chi Medan menampilkan isyarat tangan berjudul Chu Ni Lian Hua yang diperagakan oleh 19 relawan. Yenny Waty, salah satu relawan yang ikut pementasan mengatakan, “Banyak yang memuji pementasan kami, namun bukan itu yang kami cari. Melalui pementasan ini kami ingin membagikan makna dari lagu yang adalah Dharma yang dapat kami sebarkan melalui isyarat tangan,” tuturnya. Yenny menambahkan bahwa makna yang terkandung dalam lagu tersebut adalah kebijaksanaan. “Bahwa bunga teratai yang tumbuh di lumpur tidak lantas ikut menjadi seperti lumpur. Sebagai manusia harus memiliki pengetahuan sehingga dapat mengubah kerisauan menjadi kebijaksanaan sehingga memperoleh kegembiraan,” imbuhnya.

Semua tamu juga dipandu sebaris demi sebaris berjalan dan berdoa di depan altar Buddha rupang.

Usai mendapatkan pemahaman mengenai makna bulan tujuh, Oma Sie Sui Ha dan Opa To Khek Sui berniat untuk tidak lagi membakar kertas sembahyang dan mempersembahkan makanan bernyawa kepada para leluhur.

Di antara ratusan pengunjung, terlihat sepasang opa oma yang telah berusia 76 dan 74 tahun, mereka tengah berdoa dengan khidmat. Oma Sie Sui Ha mengatakan, “Saya adalah umat yang mengikuti ajaran Buddha, jadi seharusnya saya tahu ajaran Buddha yang sebenarnya. Ketika penayangan cerita asal mula pembakaran kertas sembahyang, saya baru mengetahui sebenarnya. Ke depannya kami tidak akan bakar kertas sembahyang lagi.” Sementara itu Opa To Khek Sui mengatakan, “Memang sebaiknya di kala sembahyang leluhur, kami memanjatkan doa saja dan kalaupun ingin mempersembahan makanan untuk para leluhur, maka kami persembahkan makanan vegetarian.”

Seperti halnya Opa dan Oma, semua tamu juga dipandu sebaris demi sebaris berjalan dan berdoa di depan altar Buddha rupang. Suasana begitu hening, yang terdengar hanyalah derap langkah dan aba-aba dari pembawa acara malam itu: Tony Honkley dan Indrawani. Sebagai penutup acara, secara bersama-sama mereka berdoa dengan menyanyikan lagu Qi Dao.


Artikel Terkait

Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah

Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah

31 Agustus 2022

Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah, Tzu Chi Batam mengadakan Ritual Namaskara dan Doa Bersama pada tanggal 7 Agustus 2022. Tercatat ada sebanyak 128 insan yang menghadiri kegiatan tahun ini.

Bulan Tujuh Penuh Berkah

Bulan Tujuh Penuh Berkah

14 September 2018

Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun rutin mengajak setiap orang untuk bervegetaris selama satu bulan penuh pada Bulan Tujuh Penuh Berkah. Relawan menyediakan bekal makan pagi dan siang dalam berbagai variasi menu untuk memudahkan mereka dalam bervegetaris.

Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah

15 Agustus 2016
Senin, 08 Agustus 2016. Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Pinang mengadakan makan siang vegetarian secara bersama di kantor Tzu Chi Tanjung Pinang selama satu minggu berturut-turut. Kegiatan ini merupakan bagian dari Bulan Tujuh Penuh Berkah
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -