Doa dan Harapan di Ulang Tahun Ke-11

Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merayakan HUT Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang ke-11. Dalam kegiatan ini juga diadakan kegiatan gathering penerima bantuan.

Pada Minggu, 5 Juni 2022 adalah hari yang sangat spesial bagi semua relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Pada tanggal tersebut, merupakan hari ulang tahun Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang ke-11. Sudah sejak pagi, relawan berkumpul untuk membacakan Sutra Bunga Teratai dengan penuh khidmat. Dengan penuh keyakinan yang kuat pada saat membacakan Sutra ini, diharapkan kebijaksanaan setiap relawan dapat semakin meningkat dan berkembang.

Setelah selesai pembacaan Sutra Bunga Teratai, pada pukul 09.00 WIB, Susi salah satu relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menjadi pembawa acara selanjutnya yaitu gathering penerima bantuan. Kegiatan ini merupakan kegiatan berkumpulnya semua penerima bantuan Tzu Chi. Melalui kegiatan ini, rasa bersyukur sekaligus kebersamaan antara relawan dan semua penerima bantuan lebih terjalin. Untuk memberikan semangat kepada yang hadir, Susi pun langsung bertanya kabar dan memberikan sebuah pertanyaan.

“Apakah bapak, ibu dan anak-anak mempunyai celengan cinta kasih di rumah?” tanya Susi. Salah satu relawan dengan cepat langsung tunjuk jari, dan diikuti yang lainnya. Ia langsung menjelaskan bahwa “Bersumbangsih tidak hanya milik orang kaya saja, tetapi orang tidak kaya pun bisa bersumbangsih,” jelasnya tentang berdana.

Para penerima bantuan Tzu Chi mengikuti kegiatan gathering dalam kegiatan HUT Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang ke-11.

Saat bersumbangsih di celengan cinta kasih tidak harus dengan jumlah yang besar, tetapi dapat kita lakukan juga dengan memasukkan uang koin dari kembalian uang belanja atau yang lain. Semakin banyak orang yang melakukan, maka semakin besar juga orang yang terbantu.

Untuk meningkatkan keyakinan dan rasa syukur, semua peserta bersama-sama mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen. Beliau mengingatkan selama masa pandemi banyak negara-negara yang mengalami kekurangan pangan. Namun di lain pihak banyak negara makmur yang boros dan membuang makanan. Semua hal tersebut tergantung pada pola pikir. Jika semua orang dapat mengurangi porsi makan, dan mau menyalurkan bantuan untuk menolong sesama, maka semua orang dapat makan dengan cukup, hidup aman dan harmonis.

Pada sesi sharing penerima bantuan, banyak sekali pelajaran berharga yang dapat diambil. Salah satu penerima bantuan yang ingin berbagi pengalaman adalah Rossi (43). Ia tinggal di sebuah rumah kontrakan yang berada di Kampung Bukit Meral, Karimun. Rossi harus bekerja keras dengan menjadi karyawan untuk membantu suaminya yang saat ini bekerja sebagai sopir angkot di Karimun dengan penghasilan yang tidak menentu.

Rossi, salah satu penerima bantuan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang memilik seorang anak yang mengalami down syndrome dan gizi buruk berterima kasih kepada Tzu Chi Karimun atas bantuan susu yang diberikan kepada anaknya.

Sebelum adanya Pandemi, suaminya bekerja di Malaysia. Tetapi sejak adanya Pandemi Covid-19, suaminya tidak dapat lagi bekerja di Malaysia. Anak mereka yang bernama Yahya Asari (4) sejak usianya 2 bulan sudah di diagnosa oleh dokter mengalami down syndrome dan gizi buruk.

“Pada saat usia anak saya sekitar 2 bulan, setelah diperiksa di rumah sakit mengalami down syndrome dan gizi buruk,” ucapnya. Mendengar kabar ini, Rossi sangat sedih. Pihak rumah sakit Karimun menyarankan agar dilakukan terapi. Setelah disarankan untuk terapi, Rossi langsung mencari tempat untuk terapi. Saat menjalani terapi, Rossi pun disarankan agar banyak memberikan minum susu bayi agar kebutuhan gizi anaknya tercukupi.

Karena keterbatasan biaya yang dimilikinya, maka orang yang memberikan terapi menyarankan untuk meminta bantuan ke Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Berawal dari situlah jalinan jodoh Rossi dengan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mulai terjalin. Ia sangat berterima kasih kepada Tzu Chi karena pada saat anaknya berusia sekitar 4 bulan sampai sekarang menerima bantuan susu untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Saat ini, kondisi anaknya sudah semakin baik dan sehat.

Wakil Ketua Harian Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Ema berharap dengan adanya kegiatan ini penerima bantuan bisa belajar bersyukur.

“Semoga Yayasan Buddha Tzu Chi dapat membantu anak saya, panjang umur, semakin banyak relawan biar dapat membantu orang-orang yang susah,” ungkap Rossi di sela-sela gathering HUT Tzu Chi Tanjung Balai Karimun ke-11.

Wakil Ketua Harian Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Ema pada kesempatan ini berpesan untuk penerima bantuan. “Semoga penerima bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi bisa saling kenal dan bersyukur sehingga mereka lebih termotivasi untuk menjadi mandiri. Jika merasa sudah bisa mandiri bisa dialihkan bantuannya ke penerima bantuan yang lebih membutuhkan,” ungkapnya.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Relawan Tzu Chi di Selatpanjang Turut Peringati HUT Tzu Chi Ke-58

Relawan Tzu Chi di Selatpanjang Turut Peringati HUT Tzu Chi Ke-58

15 Mei 2024

Di hari ulang tahun Tzu Chi Ke-58, insan Tzu Chi dari berbagai belahan dunia serentak memperingati dengan melantunkan doa bersama. Termasuk relawan Tzu Chi di Selatpanjang

Doa dan Harapan di Ulang Tahun Ke-11

Doa dan Harapan di Ulang Tahun Ke-11

08 Juni 2022

Pada Minggu, 5 Juni 2022 yang bertepatan dengan hari ulang tahun Tzu Chi Tanjung Balai Karimun yang ke-11 diadakan kegiatan gathering penerima bantuan. Sebanyak 63 relawan dan penerima bantuan yang berpartisipasi pada kegiatan ini.

Membangun Semangat Baru

Membangun Semangat Baru

18 Juni 2014

Dua tahun kini telah berlalu, segala bentuk kegiatan telah dilaksanakan bersama dengan hati yang tulus dan penuh rasa tanggung jawab, dan tentunya dengan 4 misi utama Tzu Chi sebagai landasannya. Berbeda dengan hari biasanya, pada hari Minggu 15 Juni 2014, merupakan hari yang spesial karena Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memperingati HUT-nya yang ke-3. 

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -