Doa Kebersamaan
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan SusantoDengan menyisihkan sebagian uang saku mereka, para siswa dan siswi SD, SMP, SMK, dï½ï½Ž ï¼³ï¼ï¼¡ Cinta Kasih Tzu Chi berdana bagi para korban topan Morakot dan gempa Tasikmalaya. |
| |
Benih Cinta Kasih Murid Sekolah Dasar Selesai sharing, para murid ini kemudian melakukan doa bersama untuk para korban topan Morakot dan gempa Tasikmalaya. Selesai berdoa, mereka pun berdiri dan memberikan dana ke dalam kotak yang telah dipegang oleh para guru. Mereka maju satu per satu dan menyisihkan dana dari uang saku mereka. Acara doa bersama untuk siswa-siswi SD pun selesai. Mereka pun kembali ke dalam ruang kelas dan melanjutkan kegiatan belajar. Murid Sekolah Menengah Pertama Pukul 08.23, dua guru SMP Cinta Kasih masuk ke ruangan aula bersama dengan 12 murid mereka. Keduabelas murid SMP ini lantas mengambil kursi dan menambahkannya ke dalam deretan. Selesai menyiapkan kursi, mereka pun duduk di deretan paling depan dan menunggu kedatangan teman-teman mereka yang lain. Sepuluh menit berselang, siswa-siswi SMP mulai berdatangan dan segera menempati bangku-bangku tersebut.
Ket :- Siswi SMK dan SMA Cinta Kasih ini tak dapat menahan tangis saat mereka mendoakan keselamatan para korban topan Morakot dan gempa Tasikmalaya beberapa waktu lalu. (kiri) Saat itu, 16 guru SMP pun hadir dan memimpin acara doa bersama. Acara yang ditampilkan pun sama dengan apa yang sudah saya saksikan saat siswa SD melakukan doa bersama. Yang sedikit berbeda adalah ekspresi para siswa dan siswi ini saat melakukan doa bersama. Jika siswa-siswi SD sebagian besar masih bersikap dan berekspresi biasa-biasa saja saat berdoa, berbeda dengan para siswa-siswi SMP, karena sebagian di antara mereka ada yang menitikkan air mata. Siswa-siswi SD bersikap biasa karena usia mereka yang masih kecil membuat pengalaman hidup yang dijalani belumlah sebanyak siswa-siswi SMP. Apalagi pada saat akan berdoa, Buchori, guru SMP yang memimpin doa mengatakan, “Dengan doa ini, semoga saudara-saudara kita di luar sana akan menjadi lebih kuat.” Hal ini menjadi semacam pemantik dan pengingat, persaudaraan itu tidak terbatas sifatnya. Di akhir acara sebelum penggalangan dana, seorang guru membacakan sebuah kata perenungan yang berbunyi, “Hidup manusia tidak kekal, bersumbangsihlah pada saat Anda dibutuhkan, dan lakukan selama Anda masih bisa melakukannya.” Penggalangan dana pun dimulai. Siswa-siswi di deretan paling depan berdiri dan segera memasukkan dana ke dalam kotak yang dipegang oleh guru mereka. Selesai berdana, mereka lantas bergerak keluar ruangan dan melanjutkan pelajaran. Usai acara, Umam Nurcholis, murid kelas 9 SMP Cinta Kasih Tzu Chi pun memberikan pendapatnya. “(Saya) kasihan, iba, dan khawatir. Khawatir seandainya terjadi di sini (Jakarta –red),” ujarnya. Baginya, saat menyaksikan cuplikan video gempa yang ditampilkan, ia sangat tergugah, khususnya saat melihat ada dua relawan berjubah putih tampak sedang mengangkat mayat yang ditemukan pasca tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. “Para relawan itu berani sekali karena mau mencari mayat,” ungkapnya. Tayangan lain yang membuatnya tergugah adalah saat relawan Tzu Chi melakukan pembagian makanan hangat untuk para korban topan Morakot yang terisolir dari dunia luar dan saat para korban luka gempa Yogyakarta antri menunggu mendapatkan pengobatan dari tim medis.
Ket : - Guru SMP Cinta Kasih Tzu Chi ini sedang menjelaskan secara sekilas akibat tsunami di Aceh tahun 2004 silam kepada para siswa dan siswinya serta mengajak mereka bersumbangsih kepada sesama. (kiri) “Lantas apa yang dapat Umam lakukan untuk membantu mereka?” tanya saya. “Berbagi kepada yang lain. Beramal, semoga dapat meringankan derita para korban. Senang bisa membantu, walaupun sedikit namun membantu dengan ikhlas,” jawabnya lugas. Perasaan yang sama dirasakan pula oleh Silvia dan Viona, siswi kelas 8. Menurut Silvia, tayangan video yang ditampilkan baginya sangat memprihatinkan. Jika hal tersebut terjadi kepadanya maka ia akan merasa kehilangan orangtua dan harta benda. Karenanya ia pun turut berdana karena sedih saat melihat tayangan yang ditampilkan. Bagi Viona, ia sangat terharu, sedih, sekaligus prihatin. Karenanya ia pun berharap anak-anak yang kehilangan sekolah dapat belajar kembali dan memiliki tempat tinggal yang layak. Ia pun berharap dengan banyaknya bencana yang terjadi di dunia, kita akan dapat mengambil hikmah dan pelajaran di dalamnya. Doa bersama oleh siswa-siswi SMP pun usai. Aula kembali sunyi, hanya suara riuh rendah anak-anak yang terdengar olehku. Murid Sekolah Menengah Atas | ||
Artikel Terkait
Ujian dari Si Jago Merah
25 Juni 2010Mewarnai Sanghadana Dengan Pindapata Pada Masa Kathina 2567BE/2023
01 Desember 2023Aula Jing Si Tzu Chi kembali menjadi tempat dimulainya acara Sanghadana Kathina Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) 2023. Tradisi ini adalah tahun ketiga setelah dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2019 dan 2022.