Doa Oma Ng Ai Lien yang Terkabul
Jurnalis : Nuraina Ponidjan 傅麗蓉 (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan 陳俊, Anah (DAAI Tv Medan) (Tzu Chi Medan)Rumah Oma Ng Ai Lien sebelum direnovasi Tzu Chi yang dihuni selama bertahun-tahun di jalan Sei Kera gg Sosial 5 E Medan.
Oma Ng Ai Lien (68 tahun) hidup bersama anak laki-laki, menantu, dan ketiga cucunya di Jl. Sei Kera gg Sosial Medan, Sumatera Utara. Keterbatasan ekonomi membuat Oma juga harus bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.
Bagi Oma Ng Ai Lien, Tzu Chi sudah tidak asing lagi. Pada Oktober 2013 ia mengajukan permohonan bantuan ke Tzu Chi untuk biaya sekolah kedua cucunya: Angel dan Celine. Kala itu Angel duduk di kelas 3. Tak disangka Angel tidak berminat untuk melanjutkan sekolahnya, terlebih orang tuanya juga kurang memberikan perhatian dan dukungan kepada Angel pentingnya pendidikan. Melihat hanya memiliki tanggungan untuk dua anak saja, maka pada Maret 2016 Celine pun akhirnya tidak dibantu Tzu Chi. Tetapi ternyata ayahnya belum memiliki pekerjaan tetap sehingga tidak bisa membiayai uang sekolah anak bungsunya, Just One. Oma pun kembali datang ke Tzu Chi untuk mengajukan bantuan pendidikan lagi. Maka sejak Juli 2016, Just One menjadi anak asuh Tzu Chi.
Keadaaan rumah Oma yang begitu memprihatinkan, tidak memiliki dinding dan hanya menumpang dinding tetangga, atapnya juga sudah saling menempel, kamar mandinya hanya ada selokan saja yang jika hujan tiba air menggenangi kamar tidur mereka.
Relawan bersama-sama membantu memindahkan barang dari dalam rumah Oma sebelum dibangun kembali.
Relawan Tzu Chi, Lina Chandrina mengunjungi Oma untuk melakukan survei. Saat itu rumah Oma sangat berantakan dan kasurnya diletakkan di ruang tamu. Lina Chandrina merasa iba dan prihatin. Kondisi Oma pun dibawa ke rapat amal Tzu Chi. Lina menceritakan keadaaan rumah Oma yang begitu memprihatinkan, tidak memiliki dinding dan hanya menumpang dinding tetangga, atapnya juga sudah saling menempel, kamar mandinya hanya ada selokan saja yang jika hujan tiba air menggenangi kamar tidur mereka. Hal inilah yang membuat Oma dan keluarganya memindahkan kasur ke ruang tamu. Setiap hujan tiba, Oma harus mengeruk air yang mengenangi kamar tidur dan membuangnya ke depan rumah. Penderitaan ini pun telah Oma dan keluarganya lalui dari waktu ke waktu.
"Jika langit sudah mendung, saya sudah harus memindahkan tempat tidur ke ruang tamu dan jika hujannya malam hari maka semalaman kami tidak bisa tidur lagi, tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada uang untuk memperbaikinya," kisah Oma.
Proses pembangunan rumah Oma yang membutuhkan waktu lebih dari lima minggu pengerjaan.
Sebelum diadakan acara serah terima kunci rumah, relawan bersama-sama membantu membersihkan rumah Oma.
Akhirnya pada tanggal 24 Agustus 2016, Ketua Hu Ai Medan Timur, Lim Ik Ju bersama Lina Chandrina dan 7 orang relawan lainnya melakukan survei keadaan rumah Oma Lim Ai Lien. Sesampainya di rumah Oma, memang benar keadaan rumahnya tidak layak huni, lantai rumah masih basah karena bekas hujan yang mengguyur semalam. Setelah melihat kondisi rumahnya yang sedemikian rusak maka Lim Ik ju membawa kasus ini ke rapat berikutnya dan akhirnya diputuskan untuk membantu merenovasi rumah Oma. Kabar gembira ini pun disampaikan Lina Candrina kepada Oma keesokan harinya. Bagai mendapat durian runtuh, Oma tertegun mendengar kabar ini. Bahkan ia pun tidak bisa berkata apa-apa. "Saya bagaikan bermimpi, masih belum begitu yakin, benarkah rumah saya akan dibangun?” kata Oma bertanya-tanya.
Tanggal 2 September 2016 rumah Oma mulai direnovasi. "Sebanyak 9 relawan Tzu Chi Medan membantu Oma mengosongkan rumahnya karena hari ini rumah Oma akan dirubuhkan dan dibangun kembali," Kata Lina Chandrina. Untuk sementara Oma akan tinggal di rumah adiknya, dan anak beserta menantu dan ketiga cucunya akan numpang di tempat kerjanya.
Lina Chandrina (kanan) menyerahkan kunci rumah kepada Oma Ng Ai Lien usai pembangunan rumahnya.
Relawan juga mengajak Oma dan keluarganya untuk bersama-sama memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga.
Setelah semua barang dipindahkan dan rumah dirobohkan, relawan mengajak semua yang hadir untuk berdoa bersama supaya semua pekerjaan pembangunan berjalan dengan lancar. Oma diminta untuk memimpin doa, dengan berlinang air mata Oma memanjat puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Terima Kasih Tuhan, sungguh saya tidak menyangka kalau hari ini (yayasan) Buddha Tzu Chi bisa membantu membangun rumah saya, saya sudah berdoa sangat lama dan saya bagaikan bermimpi kalau rumah ini hari ini mau dibangun,” ucap Oma dalam doanya. “Saya sendiri tidak mempunyai uang sepersen pun untuk membangun rumah ini," lanjutnya. Seluruh anggota keluarga pun melihat dengan wajah masih belum percaya rumah tua mereka mulai dirobohkan dan akan dibangun.
Pembangunan rumah Oma membutuhkan waktu 5 minggu lebih. Pada tanggal 13 Oktober 2016, sebanyak 8 orang relawan membersihkan rumah Oma dan menyusun perabot di rumah Oma. Rumah Oma sudah begitu bagus, namun Lina Chandrina melihat jendela rumah dan jendela kamar tidur, tidak ada jeruji besi, di mana akan berbahaya bagi oma. Lina pun meminta orang mengukur jendela dan ruangan terbuka di belakang rumah, sehingga serah terima kunci rumah pun tertunda.
Setelah semuanya lengkap, tepatnya pada tanggal 25 Oktober 2016 diadakan penyerahan kunci rumah kepada Oma. Sebelum kunci diserahkan, anak Oma diminta untuk menandatangani surat perjanjian yang disaksikan kepala lingkungan. Ketika Lina Chandrina menyerahkan kunci rumah kepada Oma, Oma pun tidak bisa membendung air matanya. Suasana begitu haru. Semoga Oma dapat melewati masa tuanya dengan tenang di rumah barunya dan tidak takut lagi jika turun hujan.
Artikel Terkait
Doa Oma Ng Ai Lien yang Terkabul
03 November 2016Relawan Tzu Chi memberikan bantuan bedah rumah Oma Ng Ai Lien yang sangat memprihatinkan. Lebih kurang lima minggu pengerjaan pembangunan, penyerahan kunci rumah pun diladakan pada tanggal 25 Oktober 2016. Kini rumah Oma sudah bisa ditempati bersama keluarganya dengan tenang dan gembira.