Doa Para Sangha Sedunia Bergema di Nusantara untuk Keselamatan dan Perdamaian Dunia

Jurnalis : Clarissa Ruth, Hadi P., Fotografer : Clarissa Ruth, Anand Yahya

President World Buddhist Council, Mahanayaka Chaokun Prajnavira Mahasthavira dan Sangha-sangha lainnya yang datang dari penjuru Dunia tiba di Candi Mendut dan mengadakan doa bersama.

Sebanyak 113 Sangha dari World Buddhist Sangha Council atau Dewan Sangha Buddha Dunia dari berbagai belahan negara di dunia seperti Indonesia, Srilanka, Thailand, Taiwan, Korea, Australia, Amerika dan Brazil, serta 15 Sangha dari Indonesia melakukan perjalanan bakti ke Magelang, Jawa Tengah untuk berdoa bersama dan berziarah ke candi-candi yang memiliki kedekatan sejarah dengan umat Buddha. Kondisi dunia saat ini yang semakin mengkhawatirkan, baik akibat bencana alam maupun bencana akibat manusia (peperangan dan lainnya) menyentuh hati para Sangha untuk mengadakan doa bersama yang dilakukan di Candi Plaosan, Candi Borobudur, dan Candi Mendut.

Relawan Tzu Chi yang berjumlah 43 orang juga ikut datang dari Jakarta, Tangerang, Cianjur, dan Surabaya untuk mengikuti doa bersama untuk keselamatan Dunia.

Di hari kedua tanggal 19 September para Sangha tiba di Borobudur dan   melanjutkan doa bersama. Sarpin Lie (kanan) juga selalu setia mendampingi para Sangha selama perjalanan bakti mereka di Jawa Tengah.

Perjalanan bakti ini diadakan selama dua hari 18 - 19 September 2024. Para Sangha berangkat dari Jakarta pada Rabu pagi, 18 September 2024, dan setibanya di Magelang, Jawa Tengah langsung berziarah dan melakukan doa bersama. President World Buddhist Council, Mahanayaka Chaokun Prajnavira Mahasthavira menjelaskan tujuan dari perjalanan dan doa-doa yang dipanjatkan. “Dalam kesempatan yang baik ini, kami dari Sangha sedunia berkumpul untuk memberikan pesan sejuk Dharma, pesan perdamaian untuk seluruh dunia. Itulah tujuan kita ke Candi Plaosan, Borobudur, dan Mendut,” ungkap Mahanayaka Chaokun. 

Menurut Mahanayaka Chaokun Prajnavira Mahasthavira, doa yang dipanjatkan secara bersama-sama oleh orang banyak akan memiliki dampak yang lebih besar, lebih kuat dan nyata untuk terwujudnya keselamatan, kesejahteraan, dan perdamaian dunia. “Sebuah pertemuan luar biasa dimana seluruh Biksu dari seluruh dunia berkumpul dan berdoa untuk perdamaian dunia,” kata Mahanayaka Chaokun. 

Sebelum mengadakan doa bersama di Plataran Jaten, para Sangha menggemakan doa-doa sambil berkeliling Candi Borobudur.

Mahanayaka Chaokun Prajnavira Mahasthavira memimpin ibadah doa bersama. Beliau mengatakan doa bersama ini dilakukan untuk mendatangkan keselamatan serta kedamaian dunia.

Di hari kedua, Kamis, 19 September 2024, sejak pagi rombongan para Sangha menuju Candi Borobudur untuk memanjatkan doa-doa untuk dunia dan makhluk hidup di dalamnya. Dimulai dari menaiki Candi Borobudur, para Sangha juga berkeliling sambil memanjatkan doa-doa yang tulus dari hati mereka.  

Setelah itu, para Sangha berkumpul di Plataran Jaten yang menghadap ke Candi Borobudur, dan disanalah prosesi doa bersama dilakukan. Momen ini menjadi hal yang penting di dalam hidup Acharya Lobsang Chogni atau Jonathan Jesse Raichart, seorang biksu yang berasal dari Brazil. “Ini kesempatan yang sangat berharga untuk saya dan seluruh Sangha. Selain berdoa bersama, saya juga berharap seluruh umat beragama di dunia bisa saling membantu satu sama lain, bisa hidup berdampingan dengan harmonis dan damai,” kata Acharya Lobsang Chogni atau yang biasa disapa Lobsang Chogni. 

Para Sangha yang datang dari Srilanka, Thailand, Taiwan, Korea, Australia, Amerika dan Brazil, bergantian memanjatkan doa-doa mereka.

Acharya Lobsang Chogni (kanan), sangha yang berasal dari Brazil juga turut melantunkan doanya agar makhluk hidup lebih berbahagia, damai, dan sejahtera.

Lantunan doa-doa yang bergema di Borobudur juga sangat diresapi oleh Ze Wu selaku Chairman Of Buddist Association of Xiamen. Ia merasa kehadiran sang Buddha ada di tengah-tengah mereka saat melantunkan doa-doa untuk keselamatan Dunia ini. Tadi, kami berdoa dan melantunkan Sutra bersama-sama. Setiap kali datang untuk melantunkan Sutra dan memberi penghormatan, kami mempunyai perasaan yang berbeda. Setiap kali melantunkan Sutra, kami dapat merasakan bahwa Buddha seakan-akan memberkati kami secara langsung. Setiap kali datang, jiwa dan raga kami terasa lega dan sehat. Candi Borobudur adalah monumen suci agama Buddha di dunia. Karena itu, kami datang ke sini bukan hanya untuk melatih diri, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas diri,” ucap Ze Wu.

Doa Bersama untuk Kebaikan Dunia dan Bangsa Indonesia
Bersama para Sangha juga ada lebih dari 40 relawan Tzu Chi Indonesia yang juga turut bersama-sama memanjatkan doa dan harapan-harapan baik mereka untuk negara Indonesia dan dunia. “Seperti harapan Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi), semoga masyarakat hidup harmonis dan damai, serta dunia terhindar dari bencana,” kata Sarpin Lie, relawan Tzu Chi. 

Relawan Tzu Chi pun ikut mengucapkan doa-doa mereka untuk keselamatan dunia, masyarakat hidup harmonis, aman, dan damai serta dunia terhindar dari bencana.

Menjadi kesan yang luar biasa juga untuk para relawan yang ikut berdoa bersama para Sangha serta diakhir kegiatan mereka mendapatkan Blessing dari salah satu sangha.

Sementara Joe Riadi, relawan Tzu Chi yang juga Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia juga sangat menharapkan lantunan doa yang sudah terucap bisa menghasilkan kebaikan bagi  dunia agar benar-benar terbebas dari bencana dan selalu damai. 

“Berdoa bersama dengan para Sangha dari seluruh dunia ini momen yang jarang terjadi dan menjadi hal yang bersejarah juga untuk Tzu Chi. Tentu kita sangat berharap doa-doa kita yang menggema di Borobudur ini bisa terwujud, yaitu manusia bebas dari penderitaan, jauh dari bencana, serta dunia aman, harmonis, dan damai,” kata Joe Riadi.

Terakhir, para Sangha mengunjungi Candi Mendut dan memanjatkan doa juga di sana. Para sangha, relawan Tzu Chi dan para umat lainnya berharap doa bersama ini dapat mendatangkan hal-hal yang baik untuk dunia dan bangsa Indonesa khususnya.

Candi Borobudur, Candi Plaosan, dan Candi Mendut melambangkan kebesaran spritual bangsa Indonesia yang dipenuhi oleh keberagaman, toleransi, dan perdamaian. Melalui doa bersama para Sangha sedunia ini, kita berharap negara Indonesia dapat terus tumbuh menjadi negara yang maju dan terus berkembang. Apa yang sudah dilakukan dan dicapai pemerintahan Presiden RI Joko Widodo semoga dapat terus dilanjutkan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Semoga tercapai perdamaian dunia, Indonesia aman, sentosa, harmonis, adil dan makmur, serta terbebaskan dari semua bencana.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah

Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah

31 Agustus 2022

Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah, Tzu Chi Batam mengadakan Ritual Namaskara dan Doa Bersama pada tanggal 7 Agustus 2022. Tercatat ada sebanyak 128 insan yang menghadiri kegiatan tahun ini.

Doa Para Sangha Sedunia Bergema di Nusantara untuk Keselamatan dan Perdamaian Dunia

Doa Para Sangha Sedunia Bergema di Nusantara untuk Keselamatan dan Perdamaian Dunia

20 September 2024

Sebanyak 113 Sangha dari World Buddhist Sangha Council memanjatkan doa bersama untuk terwujudnya perdamaian dunia, Indonesia aman, sentosa, harmonis, adil dan makmur, serta terbebas dari bencana.

Makna Sesungguhnya Bulan Tujuh Penanggalan Lunar

Makna Sesungguhnya Bulan Tujuh Penanggalan Lunar

07 September 2018
Bulan tujuh lunar adalah bulan yang baik untuk umat manusia, bulan penuh berkah untuk menghormati leluhur, berbakti pada orang tua, bulan yang penuh sukacita dan bulan berterima kasih. Untuk memaknai Bulan Tujuh Lunar tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mengadakan Acara Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -