Doa Sekolah Tzu Chi Indonesia Untuk Wuhan

Jurnalis : Chrestella Budyanto (Tzu Chi School), Fotografer : Chrestella Budyanto (Tzu Chi School)


Poster buatan Hillary Lim yang ditujukan untuk ibunya di Tiongkok.

Di bulan penuh kasih ini, siswa-siswi kelas 7 dari SMP Tzu Chi menuangkan simpati dan doa mereka lewat karya tangan berupa poster, yang bertemakan ajakan donasi untuk Wuhan. Dari sekian banyak poster yang dibuat, beberapa poster terpilih ditampilkan lewat sosial media sekolah. Salah satu siswa kelas 7 yang posternya terpilih adalah Hillary Lim, siswi kelas 7 Compassion di SMP Tzu Chi. 

Hillary sedang berkumpul bersama ayah dan neneknya ketika pertama mendengar berita soal virus corona di Wuhan. Berita tersebut membuat Hillary dan keluarga panik, karena ibu Hillary yang warga Tiongkok selama ini memang tinggal dan menetap di sana, tepatnya di provinsi Henan, 5 jam jaraknya dari Wuhan. Hampir setiap hari Hillary rutin berkomunikasi dengan ibunya.

“Kami khawatir sekali, apalagi nenek saya, sekarang ibu saya tidak berani keluar rumah karena takut.” 


Poster buatan Sebastian Rafael Liu, ia berharap orang-orang sadar betapa seriusnya permasalahan ini dan mau berdonasi. ‘Little things make up the big thing,’ katanya.

Tinggal jauh dari ibunya, seringkali Hillary merayakan Imlek hanya lewat video call. Imlek tahun ini tentu meninggalkan rindu yang lebih berat diiringi kekhawatiran akan keselamatan sang ibu.

“Seperti biasa kita komunikasi lewat video call, ibu saya dan keluarga yang di sana terus meyakinkan kami kalau mereka baik-baik saja,” katanya. 

Bagi Hillary, tentu saja virus corona ini menimbulkan rasa takut dan khawatir karena orang terdekatnya memiliki resiko yang tinggi untuk terinfeksi. Walaupun demikian, Hillary tetap berusaha optimis.

“Saya hanya bisa berharap pada pemerintah Tiongkok, saya rasa mereka sudah berusaha sebaik mungkin untuk mencegah virus ini berkembang lebih besar,” tuturnya.

Ketika diminta oleh gurunya untuk membuat poster untuk donasi, hati Hillary langsung tertuju pada ibunya, dan orang-orang yang terkena infeksi virus corona. Ia bahkan sempat meminta waktu tambahan untuk menyelesaikan poster tersebut, karena ia ingin menuliskan kata-kata dalam bahasa Mandarin yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang-orang di Tingkok. Ia benar-benar ingin memberikan yang terbaik, supaya karyanya mampu menggerakan hati orang lain untuk berdonasi.


Beberapa poster lain yang dipajang di koridor sekolah Tzu Chi.

“Hal pertama yang saya pikirkan ketika diminta buat poster, saya langsung kepikiran orang-orang yang ada di Wuhan, perasaan mereka, ketakutan mereka. Saya berusaha menuangkan emosi yang mungkin mereka rasakan ke dalam poster saya,” ungkap Hillary.

Selain Hillary, salah satu poster yang terpilih untuk mengisi halaman Facebook Sekolah Tzu Chi adalah milik Sebastian Rafael Liu, siswa kelas 7 Respect. Sebastian mengutarakan kesedihannya, ketika mendengar kota Wuhan harus diisolasi.

“Saya baca beritanya ketika Wuhan kotanya ditutup. Sedih sekali, apalagi ketika mendengar ada keluarga yang sampai harus terpisah, anaknya di rumah, mamanya diisolasi di rumah sakit. Saya harap anaknya baik-baik saja.”

Sebastian juga menjadi satu-satunya siswa yang menyelipkan Kata Perenungan Master Cheng Yen dalam posternya, ‘Dengan ketekunan dan keberanian jalan yang paling sulit pun bisa menjadi mulus’; yang diperuntukan bagi para pasien yang terinfeksi virus corona maupun keluarga yang terdampak agar tetap semangat dan terus berusaha untuk melewati cobaan ini. 


Acara doa bersama dan penggalangan dana sumbangan bagi orang-orang di Wuhan dilaksanakan di TK hingga SMA.

Baik Sebastian maupun Hillary, keduanya berharap poster yang mereka buat dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan betapa seriusnya wabah virus corona ini. “Saya ingin yang melihat poster saya tahu, walaupun sudah banyak yang sembuh, tapi angka kematian yang diakibatkan virus ini juga tidak sedikit. Donasi kita mungkin sedikit, tapi sedikit-sedikit itu kan jadi banyak,” lanjut Sebastian.

Sebastian juga mengingatkan, bagaimana Tzu Chi dulu berdiri dari sejumlah celengan yang jumlahnya tidak banyak, hingga akhirnya bisa menjadi organisasi yang mendunia. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Hillary, “Ketika berdonasi, yang paling penting itu hati dan niat kita untuk membantu, jumlahnya tidak perlu banyak, asal ada niat.”

Acara Doa Bersama
Selain poster, Sekolah Tzu Chi Indonesia juga mengadakan doa bersama yang dilakukan setiap hari, serta acara penggalangan dana. Sebelumnya di pertengahan bulan ini, pada Jumat, 14 Februari 2020, SD dan SMP/SMA Tzu Chi Indonesia mengadakan prosesi doa bersama dan penggalangan dana bagi warga yang terdampak virus corona di Wuhan, Tiongkok. 


Doa bersama diharapkan dapat membantu meringankan beban serta menguatkan orang-orang yang terkena dampak dari virus corona.

Dengan melafalkan ‘Doa Cinta dan Damai’ bersama-sama, besar harapan para siswa bagi para pasien terdampak virus corona untuk lekas membaik.

“Di sekolah kita juga terus ingatkan anak-anak untuk hidup bervegetaris, dan berdoa dengan tulus supaya wabah ini cepat selesai,” tutur Chen Pei Wen, guru budaya humanis Sekolah Tzu Chi. 

Acara doa bersama dan poster yang dibuat oleh anak-anak sungguh diapresiasi oleh Wan Yan Lin, Kepala Departemen Bahasa Mandarin SMP/SMA Tzu Chi. Wan Yan Lin yang sudah mengajar di Sekolah Tzu Chi sejak 2017, paham betul akan kegiatan-kegiatan amal yang diadakan sekolah bagi komunitas maupun dalam keadaan bencana.

“Tapi saya tidak pernah terpikir kalau suatu saat, sekolah mengadakan acara penggalangan dana untuk negara saya,” tuturnya.

Wan Yan Lin juga menambahkan, ia akan memposting poster dan kegiatan tersebut di WeChat moment, untuk menghibur para keluarga dan teman-temannya di Tiongkok.

“Saya ingin memberi tahu teman-teman saya bahwa mereka tidak sendirian, banyak orang di seluruh dunia berdiri bersama dan berjuang melawan virus. Terima kasih sekolah Tzu Chi!”

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Doa Sekolah Tzu Chi Indonesia Untuk Wuhan

Doa Sekolah Tzu Chi Indonesia Untuk Wuhan

26 Februari 2020

Para siswa, guru, dan staff Sekolah Tzu Chi Indonesia berdoa bersama, menggalang dana, dan membuat poster untuk menunjukan simpati pada Wuhan.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -