Donor Cinta Kasih
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto Selama 3 jam, dari pukul 09.00 - 12.00 WIB, 121 orang mendonorkan darah dalam aksi donor darah di Mangga Dua Square, Jakarta. | Rasa takut dapat dialami siapa saja, baik anak kecil maupun orang yang sudah dewasa. Rasa takut ini beragam, ada yang takut naik pesawat, dan ada juga yang takut ikut donor darah. Untuk yang satu ini, Hengky (20), seorang karyawan Matahari Departement Store, pun merasakannya. Siang itu, Hengky sedang menutupi wajahnya dengan jaket yang ia bawa. Rupanya ia ketakutan saat darahnya diambil oleh perawat dari Palang Merah Indonesia (PMI). “Saya mau pulang. Rasanya tegang,” ujarnya penuh harap kepada perawat PMI. |
Ini adalah pengalaman pertamanya mendonorkan darah. Saat ditanya mengapa ia mau mendonorkan darah. “Pengin ngerasain. Biar ada pengalaman dan sama sedikit nyumbang sama orang lain,” tuturnya sambil sesekali tetap menatap untaian selang yang sedang menyedot darahnya. Pengalaman yang sama dialami oleh Nurhasanah (22) yang bekerja di Hypermart, Mangga Dua Square, Jakarta. “Mau coba. (Rasanya) takut. Nyut-nyutan,” tuturnya saat ditanya mengapa mau mendonorkan darah. Awalnya Helmi (22), perawat PMI, mengambil darah dari tangan kanan, namun karena Nur grogi, darah pun tak mengalir lancar, sehingga kantong darah hanya terisi setengah. Karena Nur takut, pembuluh darahnya menjadi mengecil. Karenanya, Helmi memintanya berpindah tempat tidur dan kini tangan kirinya yang diambil darahnya. Setelah beberapa saat, Nur pun akhirnya tenang hingga Helmi selesai mengambil darahnya. Dua kisah di atas adalah sekelumit cerita para pendonor darah dalam aksi donor cinta kasih di pusat perbelanjaan Mangga Dua Square, Jakarta Utara, 5 Agustus 2008, hasil kerja sama Tzu Chi dengan Asosiasi Matahari Supplier Club (AMSC), Hypermart, Matahari Departement Store, dan PMI. “Ini adalah kedua kalinya AMSC bekerja sama dengan Tzu Chi mengadakan aksi donor darah. Setetes darah yang sangat berguna untuk masyarakat yang membutuhkan. Semoga bakti dan sumbangan kita dapat berguna,” tutur Tomy Kurniadi dari AMSC. Hal senada juga diungkapkan oleh Roy Monday dari Matahari Department Store. “Aksi kita seperti ini suatu aksi yang sangat mulia. Darah itu suatu kebutuhan apalagi bagi mereka yang terkena bencana atau kecelakaan,” tuturnya. Ket : - Meski merupakan panitia acara donor darah, Heming, seorang relawan Tzu Chi, juga bersemangat ikut Soal mendonorkan darah, Heru Erlangga (26) memiliki kisah yang berbeda. Beberapa tahun lalu, saat ayahnya membutuhkan darah yang cukup banyak karena menderita suatu penyakit. Saat ke bank darah, ia cukup kesulitan mendapatkan darah yang diinginkan. Ada seseorang yang bertanya, apakah ia mempunyai kartu donor? Jika ia punya, biasanya akan lebih mudah. “Maka dari situlah, saya mulai mendonorkan darah, hingga sekarang sudah yang ketujuh kalinya. Mudah-mudahan saat membutuhkan darah lebih mudah,” harapnya terus terang. Hingga usai, 121 orang berhasil mendonorkan darah mereka, sementara 18 ditolak karena tak memenuhi persyaratan. Dalam donor darah itu, para pendonor juga mendapatkan pin berwarna merah yang berlogo hati dan palang merah dari PMI. Beragam motivasi dapat kita tangkap dari para pendonor, namun kesemuanya memiliki tujuan yang sama, memberikan darah kepada mereka yang membutuhkan tanpa memandang latar belakang. Berbeda yang sama! | |