Biarawati Sekolah Notre Dame, Petugas PMI, dan relawan Tzu Chi bersatu hati dalam kegiatan donor darah ini.
“Memberi tanpa berpikir tentang kesulitan atau kerepotan adalah Welas Asih Agung, Memberikan tenaga & pelayanan kita dengan bahagia adalah berdana dengan suka cita” (Master Cheng Yen)
Hal inilah yang telah tergambar nyata dalam kegiatan donor darah pada tanggal 27 April 2024 di Sekolah Notre Dame Jakarta Barat. Kegiatan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi dari komunitas Kebon Jeruk Jakarta Barat ini telah dirintis beberapa bulan sebelumnya dengan pengajuan ijin pemakaian tempat kepada pihak Sekolah Notre Dame yang diterima oleh Suster M Herlina, Snd. “Setiap kegiatan kemanusiaan yang sejalan dengan misi kami, tentu kami dukung,” ungkap Suster M Herlina Snd.
Setelah melalui prosedur yang ditetapkan maka pihak Sekolah Notre Dame menyambut dengan baik kegiatan ini. Persiapan cukup diperhitungkan oleh relawan, mengingat hal ini adalah lokasi rintisan baru, selain lokasi donor darah sebelumnya. Mengatur strategi ajakan mencari calon donor dan petugas lapangan, mengatur tata letak ruang dan lainnya dilakukan dengan sabar tanpa mengeluh.
Suasana Donor Darah yang menjadi jejaring berkah berkelanjutan dari berbagai tingkatan.
Jelang sehari sebelum kegiatan, 4 relawan Tzu Chi yaitu Sofie Widjaja, Ami Haryatmi, Dewi Muljati, dan Anastasia Wiwik mempersiapkan segalanya di lokasi. Pada tanggal 27 April 2024 dimulailah kegiatan Donor darah. Relawan yang hadir sangat antusias dan bahagia dalam pelayanan, beberapa diantaranya bahkan ikut menyumbangkan darah.
Salah satunya adalah Christine Coraline dari Kebon Jeruk 1 yang mengajak putranya, Arthadinata yang berusia 9 tahun. ”Saya ingin mengajarkan anak saya tentang adab menghormati orang lain, tentang laku bersumbangsih bagi orang lain, dan tentang kegiatan kemanusiaan sejak dini, dengan memberi contoh dan praktik langsung,” terang Christine.
Seperti ibunya, sang putra Arthadinata nampak giat dalam membantu persiapan mengemas hidangan bagi donor, melihat secara langsung sang mama dan para donor menyumbangkan darah. Mempaktikkan adab santun dilakukan dalam memberikan suvenir kepada para donor dengan cara memberikan hormat kepada para donor.
Christine Coraline dari Kebon Jeruk 1 yang memberi teladan sejak dini untuk sang putra, Arthadinata tentang kebajikan dan semangat untuk berbagi.
Selain contoh bersumbangsih sejak dini, banyak terpampang lukisan kehidupan yang sejatinya diimpikan setiap manusia. Keikhlasan berbagi, kebahagiaan dan sukacita dalam pelayanan, menjadi kesempatan yang digenggam untuk menggarap ladang berkah oleh Biarawati Notre Dame dan karyawannya, oleh para pendonor dari berbagai tingkatan, dari pebisnis, orang tua murid, relawan hingga Pasukan Oranye (PPSU = Penanganan Prasarana & Sarana Umum).
Salah satu anggota PPSU yang ikut mendonorkan darah kali ini adalah Erwin. “Saya hanya memberikan apa yang saya punya. Kalau berguna (bagi orang lain) tentunya syukur alhamdulillah,” tegas Erwin.
Arthadinata, calon Bodhisatwa cilik yang belajar secera langsung di dalam kegiatan Tzu Chi tentang bersyukur atas berkah yang dimiliki.
Di antara 100 lebih calon donor, nampak Filly yang wajahnya terlihat sedih. Rupanya kesedihan itu karena ini tidak berhasil mendonorkan darahnya kali ini, padahal Filly selalu rutin mendonorkan darahnya dalam kegiatan yang diadakan Tzu Chi selama beberapa tahun lalu. “Saya kalau ada donor darah Tzu Chi selalu saya ikuti, saya sesuaikan dengan jadwal donor saya. Bahkan saya sering mengajak beberapa teman. Karena saya tahu betapa berharganya darah untuk sesama, juga sehat untuk diri kita,” terangnya.
Bagi yang berhasil mendonorkan darah tentunya ini membawa sukacita dan rasa syukur karena bisa bersumbangsih, memiliki tubuh yang sehat, bisa berkumpul dalam sukacita kebajikan, dan yang utama adalah bisa menyelamatkan mereka yang membutuhkan (darah). Terlebih lagi di tengah kebutuhan darah karena meningkatnya wabah demam berdarah.
Niat baik, welas asih, dan praktik nyata, memberi makna bagi yang memberi maupun yang menerima, menjadi jejaring berkah berkesinambungan. Seperti yang dilakukan oleh para relawan Tzu Chi Kebon Jeruk dan Bodhisatwa Cilik yang dengan sukacita memberikan pelayanan, seperti yang difasilitasi oleh Sekolah Notredame beserta biarawati dan petugas sekolah lainnya, dan seperti yang diberikan oleh para relawan dan donatur, baik mereka berdonasi dengan waktu maupun tenaga, semua terkonsentrasi menjadi rasa syukur, dan ikhlas dalam berdana dengan sukacita. Hal ini adalah salah satu bagian dari welas asih agung yang dimaksud dalam Dharma Master Cheng Yen.
Editor: Hadi Pranoto